41. SEDIKIT KESULITAN

1434 Kata
Di tahap kedua turnamen, mereka yang lolos dari tahap pertama harus melawan 3 monster berbahaya. Mampukah Stev, Chely, dan Ricko mengalahkan 3 monster itu? Apa pun yang terjadi, harus bisa. *** Stev ingin serius dalam melawan 3 monster itu, dia tidak bisa meremehkan nya, karena ketiga monster itu memang hebat. Kekuatan energi dalam diri Stev meningkat pesat, setelah itu mata birunya bersinar terang begitu juga dengan pedang sisi warna biru. Ketiga monster terkejut melihat energi milik Stev meningkat besar, apalagi mata dan pedang sisi biru menyala terang. Selanjutnya, Stev melesat cepat di dekat monster kepiting dan langsung menggunakan teknik pedang legendaris. Stev berniat mengalahkan monster pengguna air dulu, karena monster itu bisa memadamkan teknik pedang api milik Stev. "Pedang Es, Teknik Penjara Es!" Seketika itu area di bawah monster kepiting membeku dan muncul es hingga membentuk prisma segi enam yang mengurung monster kepiting, sehingga monster itu tidak bisa bergerak, bahkan sebenarnya monster membeku hingga ke seluruh sel-sel tubuhnya, meskipun kulit monster kepiting keras. Monster singa menghantam penjara es tersebut, bermaksud menyelamatkan monster kepiting, akan tetapi apa yang terjadi? Monster singa malah menghancurkan penjara es berserta monster kepiting, bahkan hancur berantakan menjadi pecahan es, dengan begitu, monster kepiting tewas seketika. "Hehe, dasar bodoh!" ucap Stev merasa senang, tapi sesaat kemudian gelombang ultrasonic dari monster kelelawar menyerang Stev, beruntung masih bisa menghindar. Monster singa merasa kesal, dia menyerang bertubi-tubi Stev namun selalu bisa dihindari, akan tetapi monster singa sempat menghancurkan tembok labirin, hingga terjadi 3 lubang. Sebenarnya itu bahaya, karena jika terus dibiarkan, ruangan ini akan runtuh. "Sial, ini gak baik!" gumam Stev. Namun monster singa mundur dan gantian monster kelelawar yang menyerang, monster itu terbang cepat dan berusaha mencakar Stev, sementara Stev mencoba menebas namun agak sulit juga karena monster bisa terbang dengan gesit. Monster kelelawar menyerang lagi dengan gelombang ultrasonic, dan kali ini posisi Stev agak dekat, mungkin bahaya untuknya. Stev langsung tiarap saat gelombang ultrasonic melesat, dengan begitu dia berhasil menghindari serangan musuh. Stev ingin segera mengakhiri monster kelelawar, kemudian mata merah dan pedang sisi merah bersinar terang. Selanjutnya menggunakan teknik pedang suci legendaris ... "Pedang Api, Teknik Shuriken Api!" Banyak shuriken api melesat dan menembak cepat ke arah monster kelelawar yang berusaha terbang menghindar, tapi karena shuriken api banyak dan cepat, akhirnya monster kelelawar terkena hingga menabrak dinding labirin. Monster kelelawar terus terkena shuriken hingga terbakar hangus dan menjadi abu. Dengan begitu monster kelelawar tewas seketika, kini tersisa monster singa yang sedang menunggu pintu labirin. Akan tetapi saat Stev menengok ke arah monster singa, tiba-tiba dia sudah melesat ke arahnya dan ingin menghantam Stev. "Whoaaa!" kaget Stev, dia segera lompat ke samping hingga terjatuh. Melihat itu, monster singa tidak mau memberi kesempatan Stev dan langsung menyerang dengan menginjakkan kaki, Stev masih bisa menghindar dengan menggelinding dan segera berdiri. "Heh, gak semudah itu untuk membunuhku," ucap Stev, sesaat kemudian teringat dengan pintu masuk labirin selanjutnya itu, kenapa tidak dijaga. Melihat pintu bebas, Stev segera berlari menuju ke sana, bermaksud memasuki pintu dan mengabaikan monster singa. Namun saat ingin masuk, ternyata tidak bisa. "Loh, kenapa gak bisa dibuka? Apa yang terjadi?" kaget Stev merasa heran. Sebenarnya semua pintu memiliki sebuah tombol tekan untuk membukanya, akan tetapi pintu yang ini tidak bisa dibuka meski sudah ditekan. Stev menyadari sesuatu bahwa kemungkinan besar untuk bisa membuka pintu selanjutnya, dia harus mengalahkan semua monster penjaga di sini, dia sangat yakin akan hal itu, kemudian bersiap menghabisi monster singa. Stev melesat maju dan ingin menebas monster singa, namun berhasil dihindari karena gerakan monster cepat, bahkan ingin menyerang balik. Stev dan monster singa akhirnya saling serang dan menghindar, namun lama kelamaan Stev mulai lelah, karena sudah dari tadi bertarung, apalagi ditambah melewati banyak rintangan. Stev mundur dan menyerang dengan pisau es, namun semua berhasil dihindari oleh monster singa, setelah itu Stev mencoba menyerang dengan shuriken api lagi, namun sama saja, semua serangan Stev bisa dihindari oleh monster singa. "Hah, hah, hah! Sungguh menyebalkan, hebat juga monster singa itu. Baiklah, sekarang coba yang ini," ucap Stev berhenti sejenak, jaga jarak sambil mengumpulkan energi, kemudian melesat cepat hingga di samping monster singa. Hal itu membuat monster singa terkejut, Stev menyerang dengan kobaran api dulu untuk pengalihan, setelah itu menggunakan teknik pedang suci legendaris ... "Pedang Api, Teknik Pilar Api!" Sebanyak 5 buah pilar api mengelilingi monster singa, tidak lama kemudian semua pilar api bergerak cepat mengitari monster singa. Teknik api itu membuat monster singa tidak bisa kabur dan membuatnya bingung, karena pilar api berputar mengelilinginya semakin cepat. Sesaat kemudian, semua pilar api mengecil dan membakar monster api hingga kesakitan, kelima pilar api menyatu dan tentu saja sangat panas. Akhirnya teknik pilar api membakar habis monster singa tak tersisa, alias menjadi abu. Stev merasa lega, akhirnya bisa menang melawan 3 monster berbahaya tadi. "Huft, menang juga akhirnya." Beralih di tempat Chely bertarung, dia mencoba menghindari serangan monster kelelawar yang hendak mencakar nya, namun tiba-tiba ada serangan semburan air dari belakang. Chely terkena serang air itu di pundaknya hingga terdorong maju, namun tidak jatuh. Chely masih menggunakan kekuatan energi dan mata dengan tingkat rendah. "Kurangajar! Beraninya menyerang dari belakang," kesal Chely. Selanjutnya Chely melesat dan menebas monster kepiting dengan pedang legendaris, akan tetapi ditangkis menggunakan capit yang keras. Entah kenapa capit monster kepiting tidak terkena efek pedang kegelapan, apalagi capit menahan pedang legendaris di sisi warna hitam. Mungkin karena capit itu sama dengan senjata, sehingga tidak terkena efek menghitam seperti kulit lunak suatu makhluk. Chely menarik pedangnya lalu mencoba menebas lagi dengan sisi pedang warna putih sedangkan monster kepiting menangkis lagi dengan capit, dan ternyata hasilnya sama, capit monster kepiting tidak terkena efek pedang cahaya. "Cihh, sungguh menyebalkan," ucap Chely dan lompat mundur. Ketika itu, monster singa menyerang Chely dengan pukulan supernya, untung saja Chely masih bisa menghindar hingga beberapa kali. Mendapat itu, Chely merasa kesal karena terdesak, alias dikeroyok. Setelah itu, Chely ingin segera mengakhiri ketiga monster itu agar bisa lewat pintu labirin selanjutnya. Saat ini pintu sedang dijaga oleh monster kelelawar, Chely melirik pintu itu dan semakin kesal. Chely meningkatkan kekuatan energi dan kedua matanya, hingga saat ini bersinar untuk mata warna hitam dan tentu saja pedang sisi warna hitam. Kemudian Chely ingin mengincar monster kelelawar yang sedang menjaga pintu labirin, akan tetapi monster kepiting menghadang dan bahkan menyerang dengan teknik air. "Sial, apa para monster itu mengerti apa yang aku incar? Seharunya tidak kan?" ucap Chely terheran setelah menghindari serangan monster itu. Serangan monster hampir mengenai Chely, tapi karena kekuatan energi Chely meningkat, dia berhasil menghindar dengan baik. Chely melihat monster kepiting berganti posisi dengan monster kelelawar, sepertinya para monster itu selalu bergantian menjaga pintu labirin. Chely tidak mau membuang banyak waktu, dan langsung melompat di depan monster kelelawar, dia langsung mengeluarkan teknik pedang suci legendaris. "Pedang Kegelapan, Teknik Bola Kegelapan!" Tembakan bola kegelapan melesat hingga mengenai telak monster kelelawar, bahkan terpental ke dinding labirin dan bola kegelapan tampak meledak, tapi ledakan itu bukan api, namun ledakan energi kegelapan. Monster kelelawar terkena tembakan bola kegelapan cukup banyak, hingga akhirnya remuk dan berantakan menjadi potongan daging yang menghitam, tentu saja monster kelelawar tewas. Monster masih tersisa 2, yaitu monster singa dan monster kepiting. Chely ingin secepatnya mengalahkan kedua monster yang tersisa, dia melesat maju ingin menebas monster singa, namun gagal. Monster singa pun menyerang balik Chely, tapi gagal juga. Chely mundur agak jauh dan menarik napas panjang. Sesaat kemudian, Chely tersenyum dan segera melesat di dekat monster singa. Melihat itu, monster singa coba menghantam Chely tapi gagal lagi. Selanjutnya, karena mata dan pedang Chely bersinar hitam, dia menggunakan teknik pedang legendaris ... "Pedang Kegelapan, Teknik Dimensi Gelap!" Sebuah dimensi kegelapan berbentuk kotak mengurung monster singa, monster singa berusaha keluar dengan memukul dinding dimensi kegelapan, tapi sama sekali tidak mempan. Sesaat kemudian, dimensi kegelapan itu menyempit dan mengecil hingga akhirnya monster singa remuk dan tewas menjadi kotak hitam kecil. Setelah itu, Chely melesat menyerang monster kepiting, namun monster menyerang dengan teknik peluru air, jumlahnya cukup banyak. Chely terkena sedikit peluru air di lengan, agar tidak terkena banyak, dia langsung menghindar ke samping hingga hampir terjatuh. Chely menggunakan teknik bola kegelapan, namun monster kepiting membuat dinding air untuk berlindung, sehingga serangan Chely gagal. Tiba-tiba monster kepiting muncul dari dinding air dan maju untuk menyerang Chely dengan capit, melihat itu Chely bergegas menghindar dan melesat ke belakang monster kepiting, dia segera menggunakan teknik pedang legendaris, kali ini warna putih yang menyala terang. "Pedang Cahaya, Teknik Lubang Cahaya!" Sebuah lingkaran cahaya muncul di bawah kaki monster kepiting, kemudian langsung terpancar cahaya lingkaran ke atas hingga membuat monster itu teriak kesakitan karena cahaya itu sangat panas, akhirnya monster kepiting tewas dan hangus menjadi partikel. Dengan itu, semua monster yang dilawan oleh Chely berakhir. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN