85. SEMUA ROH BEBAS

1418 Kata
Setelah semua penyihir dikalahkan, Stev dan teman-teman menemukan berbagai makanan milik para penyihir, mereka memakannya dengan lahap dan tidak ada racun atau sesuatu yang berbahaya di makanan tersebut. Meski awalnya mereka ragu, tapi itu hanyalah makanan seperti pada umumnya, jadi aman. Setelah kenyang, mereka mencari lagi keberadaan Kristal Magic, dan ternyata tidak jauh dari tempat mereka makan. Bisa dianggap bahwa semua makanan itu adalah hadiah karena mengalahkan 5 penyihir jahat. *** Saat mereka ingin menghancurkan Kristal Magic, Ricko penasaran dan ingin menyentuh dulu. "Tunggu teman-teman, biar aku ambil benda busuk ini," pinta Ricko, kedua temannya mempersilakan. Ricko segera mendekat dan mencoba mengambil Kristal Magic, ketika dia meraihnya, ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. "Aww, sakit!" keluh Ricko dan segera menarik tangan kanannya. Hal itu membuat mereka terkejut, ternyata masih ada sesuatu yang menghalanginya, yaitu seperti sengatan listrik atau duri ketika disentuh, sungguh benda yang aneh dan banyak keburukan. "Ah, sial. Sebaiknya kita hancurkan saja langsung!" ajak Ricko. "Baiklah, aku juga sudah muak melihat benda pembawa bencana ini!" jawab Stev. "Ya udah, mari bersiap!" tambah Chely. Mereka bertiga akan menghancurkan Kristal Magic menggunakan kekuatan masing-masing dan menghancurkan bersama-sama lagi. Kemudian energi mereka meningkat sedikit, lalu mata juga menyala. Stev memberi aba-aba agar bisa bareng dalam mengeluarkan kekuatan mereka ... "3, 2, 1! Hancurkan!" Semuanya bersemangat dan mengeluarkan kekuatan semua elemen yang mereka punya bersama-sama, "Duarr!" Terjadi ledakan saat semua kekuatan mereka mengenai Kristal Magic, muncul kepulan asap juga karena hal itu. Akan tetapi setelah kepulan asal menghilang, ternyata Kristal Magic masih utuh, alias tidak bisa hancur. Semua kaget mengetahui itu, kenapa tidak bisa dihancurkan, sungguh sulit dipercaya. "Ke-kenapa Kristal Magic ini masih ada? Gak mungkin ...," ucap Stev terheran. "Astaga, aku gak percaya ini. Apa yang harus kita lakukan untuk menghancurkan benda ini?" ucap Chely mencoba bertanya sekaligus berpikir mengenai masalah ini. "Dasar benda busuk, bikin susah saja," kesal Ricko. Stev dan teman-teman mencari cara sejenak, berpikir kira-kira bagaimana agar bisa menghancurkan Kristal Magic tersebut. Mereka benar-benar bingung akan hal itu, bahkan Ricko sempat menyerang Kristal Magic sendirian, tapi hasilnya gagal total, benda itu sama sekali tidak tergores, apalagi hancur. Setelah beberapa menit berpikir, Stev mendapat ide yang harus dicoba. Sebelumnya mereka berjejer di depan Kristal Magic, lalu mengeluarkan serangan bersamaan, namun hasilnya gagal. Kali ini Stev mengajak untuk berpencar serta mengelilingi Kristal Magic. "Teman-teman, mari arahkan dan sentuhan pedang suci legendaris milik kita ini," saran Stev. "Oke, kami mengerti," jawab Chely. Mereka segera melakukan apa yang diperintahkan Stev barusan, mereka berpencar dan menyentuhkan pedang masing-masing hingga menyentuh benda berkilauan itu. Ternyata saat disentuh menggunakan pedang, tidak terjadi hal yang buruk dan menyakitkan seperti saat Ricko menyentuh tadi. Meski begitu, pedang suci legendaris mereka terasa bergetar dan agak berat, mungkin karena efek dari kekuatan jahat Kristal Magic. Berharap kali ini berhasil menghancurkan benda yang menyegel banyak roh manusi itu. "Baiklah semuanya, apa kalian sudah siap?" teriak Stev. "Siap!" jawab Chely dan Ricko serentak. Stev mengajak mengeluarkan kekuatan energi mereka secara maksimal, kemudian tampak energi mereka berkobar serta semua mata menyala terang, mereka juga memegang pedang suci legendaris menggunakan kedua tangan agar lebih kuat. Setelah semua siap, Stev memberi aba- aba lagi. "3, 2, 1! Hancurkan!" teriak Stev bersemangat. Ketiga pedang legendaris mereka bersinar terang, semuanya mengeluarkan kekuatan penuh langsung ke Kristal Magic, tampak kekuatan mengalir dari padang suci legendaris ke Kristal Magic. Sesaat kemudian, Kristal Magic semakin bergetar dan bersinar terang warna putih berkilauan, semakin terang dan semakin terang. Bahkan tidak lama kemudian, Stev, Chely, dan Ricko terasa lemas karena mungkin Kristal Magic menyerap kekuatan mereka, namun tidak lama kemudian, Kristal Magic melebur hingga mengeluarkan gelombang kuat yang menghempaskan Stev dan teman-teman. "Aaakkh!" teriak mereka karena terhempas mundur hingga jatuh dan terkapar di lantai labirin. Ternyata Kristal Magic berhasil dihancurkan, terlihat pecahan benda itu kemilauan, beterbangan dan tampak para roh manusia melesat ke atas hingga menembus dinding atas labirin. Pecahan Kristal Magic perlahan semakin hancur dan meredup, hingga akhirnya hancur tak tersisa. "Ki-kita berhasil, kawan!" ucap Stev dengan lemas. "Syukurlah!" balas Chely. "Yeah!" tambah Ricko. Akan tetapi mereka sangat lemas, hal itu karena kekuatan mereka terkuras habis demi menghancurkan kekuatan Kristal Magic, hingga akhirnya mereka pingsan dalam waktu yang tidak diketahui, namun yang penting mereka berhasil membebaskan semua roh manusia di bumi ini. Sehingga sebelum Stev, Chely, dan Ricko pingsan, mereka merasa bahagia, tampak mereka pingsan dengan wajah tersenyum. Terlihat semua roh melesat ke seluruh penjuru dunia, tentu saja mencari tubuh asli mereka. Bahkan tampak terbang dengan sangat cepat, bagi para penduduk yang terdekat, roh segera menemukan tubuh mereka masing-masing. Tidak lama kemudian, roh milik Kakek Hamzo masuk ke dalam tubuhnya, hingga akhirnya dia mulai membuka mata perlahan, di sekitarnya ada banyak kawanan monyet dan kambing yang menemani Kakek Hamzo. "Uhh, kepalaku sangat pusing! Hah, apa yang terjadi? Kenapa para binatang kesayanganku berkumpul di sini?" ucap Kakek Hamzo merasa bingung. "Embekk!" "Kyik Kyik Kuk!" Suara kambing dan monyet merasa bahagia mengetahui majikannya sudah bangun dari koma. Sesaat kemudian, Kakek Hamzo teringat dengan awan gelap mengerikan yang menyelimuti bumi ini, dia segera keluar dari dalam gua untuk mengecek konsisi luar, dia masih terasa lemas dan cukup sulit untuk berjalan, akan tetapi dia meminta bantuan 2 kambing jantan yang kuat untuk membawanya keluar dari gua. Sungguh keren, Kakek Hamzo naik kambing jantan di punggung mereka, layaknya menunggang kuda, namun ada 2 ekor kambing yang menjadi tunggangan. Kedua kambing itu pun berjalan bersamaan secara teratur, agar Kakek Hamzo tidak jatuh. Setelah di luar gua, dia terkejut mengetahui keadaan dunia sudah normal tanpa ada kegelapan yang menyelimuti. umi. Kakek Hamzo tersenyum, lalu berkata, "Kalian, para muridku, pasti kalian telah berhasil mengalahkan orang jahat penyebab bencana mengerikan itu. Aku bangga pada kalian, semoga kalian baik-baik saja dan segera pulang. Terima kasih telah menyelamatkan semuanya." Kakak Hamzo merasa lega, lalu memilih istirahat dulu agar kondisi pulih seutuhnya, dia memilih bersandar di bawah pohon ringan dsn ditemani kawanan monyet dan kambing. Beralih di desa tempat tinggal Stev, yaitu Blue-Sky, tampak Khen bersedih karena mengetahui para penduduk belum sadar juga dari koma, dia merasa takut bahwa Stev gagal dalam menyelamatkan dunia, bahkan Khen terduduk lemas dan memegang kepala seperti orang yang sedang pusing. "Stev, kamu baik-baik saja kan? Aku mohon, selamatkan dunia dan pulanglah dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Aku sudah gak sanggup lagi melihat orang-orang koma begini," gumam Khen sangat bersedih, bahkan mungkin Khen hampir meneteskan air mata. Sekian detik kemudian, semua roh para penduduk di desanya melesat dan memasuki tubuh masing-masing, tapi Khen tidak mengetahui hal itu kerena dia sedang bersedih dan memejamkan kedua mata. Khen ada di dalam rumahnya, tepatnya di di ruang tamu, di samping Khen ada anak kecil yang berumur 10 tahun, dia adalah adik laki-lakinya. Ada juga kedua orang tuanya yang ada kursi masing-masing, yaitu kursi yang terbuat dari kayu. Sesaat kemudian, adiknya terbangun dari koma lebih dulu. "Kakak, kamu lagi ngapain?" tanya adiknya hingga membuat Khen terkejut dan langsung menoleh ke arah adiknya. Sebenarnya adiknya bernama Zed, dan adik laki-laki yang manis. "Zed? Kamu udah bangun? Syukurlah?" ucap Khen dan langsung memeluk adiknya tersebut. "Iya Kak, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Zed. "Entahlah, Kakak juga bingung," jawab Khen, kemudian teringat kedua orang tua-nya. Dia segera mencari tahu mereka. "Ayah, Bunda. Gimana keadaan mereka?" gumam Khen, lalu beranjak dari kursi panjang, dia menyuruh adiknya untuk istirahat dulu agar kondisi sehat sepenuhnya, Zed menuruti saran kakaknya tersebut. Ayah dan Ibunya Khen tampak masih memejamkan mata, padahal roh mereka sudah kembali, tapi saat Khen dekat dengan mereka, perlahan Ibunya membuka mata. Khen merasa bahagia, tapi Ibunya sempat bingung, lalu Khen memberi tahu kejadian yang baru saja terjadi, Ibunya baru ingat. Akan tetapi Ayahnya belum juga bangun, melihat itu Khen mencoba membangunkan dan ternyata Ayahnya mau membuka mata, Ayahnya juga bingung tapi segera diberi tahu Khen. Karena mengetahui keluarganya sudah bangun dari koma, Khen berencana mengecek semua konsisi penduduk yang lain, dia minta ijin pada Ayah dan Ibunya untuk melakukan itu, tentu saja mendapat ijin. Khen menyuruh Ayah, Ibu, dan adiknya untuk istirahat beberepa menit dulu agar energi terisi dan bisa untuk berjalan. Mereka setuju, kemudian Khen bergegas mengecek kondisi semua warga di desanya itu. Ternyata semua sudah sadar dari koma, semua sangat bersyukur dan bahagia, mereka berpikir bahwa Stev pasti berhasil menyelamatkan dunia. "Stev, terima kasih. Kami sangat bangga padamu! Segeralah pulang, kami menunggu kepulangan dirimu," ucap Khen dengan tersenyum. Akan tetapi, masih ada sedikit yang membuatnya sedih, yaitu penyakit misterius yang membuat sebagian tubuh menghitam para warga masih ada. Semua bingung akan hal itu, tapi mereka berharap agar Stev segera pulang, karena dia mungkin bisa mengatasi penyakit itu. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN