57. RENCANA MISTERIUS

1450 Kata
Para kesatria tertipu oleh para penyihir. Ternyata turnamen itu hanya untuk mengelabuhi para kesatria agar berkumpul dan ikut serta dalam kompetisi, dan tujuan utama para penyihir adalah mencari tumbal para kesatria untuk rencana mereka. *** Stev dan kesatria yang tersisa akan dibunuh oleh para penyihir itu, katanya mereka adalah tumbal terakhir. "Dengan 100 tumbal, maka rencana kita akan sempurna, hahaha!" ucap penyihir Barra sang kebencian. Saat kekuatan ledakan dahsyat bola gelap raksasa menyerang Stev dan yang lain, tiba-tiba pedang suci legendaris bersinar terang sesuai dengan warna masing-masing. Stev, Chely, dan Ricko memejamkan mata dan tidak tahu itu, mereka sangat takut akan kematian hingga berteriak keras. Sesaat kemudian, sebuah lingkaran cahaya berwarna emas melindungi Stev, Chely, dan Ricko sehingga mereka bertiga aman dari serangan ledakan para penyihir itu. "Apa yang terjadi? Lingkaran emas apa ini?" tanya Stev terheran. "Hah, lingkaran cahaya emas?" kaget Chely. "Jangan-jangan ada malaikat yang melindungi kita? Hiks," ucap Ricko terharu. "Hay, salam kenal!" "Kami adalah roh suci." "Kami harus menyelamatkan kalian!" Itulah suara yang tiba-tiba muncul, ternyata ada suatu makhluk di atas kepala para pengguna pedang suci legendaris. Stev, Chely, dan ricko terkejut mendengar dan melihat itu. Masing-masing roh suci berbeda, roh suci di atas kepala Stev adalah seekor naga kecil yang bersayap, warnanya biru dan bercorak merah, sungguh lucu dan imut, roh suci di tempat Chely adalah seekor kupu-kupu cantik, warnanya putih degan corak hitam, terlihat sangat menarik, sementara roh suci di atas kepala Ricko adalah seekor kuda yang bertanduk 1, warnanya adalah hijau dengan corak kuning. Semua roh bisa terbang karena mereka adalah sebuah roh suci, ukuran ketiga roh itu sama besarnya, mereka adalah roh yang bersemayam di dalam pedang suci legendaris, sungguh tidak terduga. "Mello, gimana dengan Mello?" ucap Stev baru ingat, Chely dan Ricko juga segera melihat Mello. "Aaaa!" teriak Mello merasa kesakitan terkena serangan ledakan kegelapan dari gabungan kekuatan penyihir itu. "Mello!" teriak Stev ingin menyelamatkan Mello, namun dia tidak bisa keluar karena ada lingkaran suci pelindung. "Jangan keluar, ini sagat berbahaya! Kamu bisa mati," ucap roh naga di tempat Stev, roh itu memberi peringatan tegas demi keselamatan Stev. Karena kekuatan energi gelap para penyihir masih menyebar dan terus berputar di situ, jika Stev keluar dia akan berakhir sehingga roh suci yang bertugas melindunginya gagal menyelamatkan Stev. Mendengar itu, Stev tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa pasrah sambil melihat kondisi Mello, berharap dia juga selamat. Akan tetapi Mello sepertinya tidak bisa bertahan, dia hanya berlindung menggunakan sabit legendaris dengan membuat sedikit energi ungu untuk melindungi diri, namun itu semua kurang berguna, karena perlahan hancur, pasti karena kekuatan energi gelap milik para penyihir jauh lebih kuat. Mello terus berteriak kesakitan, perlahan kulitanya tergores kekuatan gelap, hahkan mengelupas menjadi hitam. "Gak mungkin, Mello!" ucap Chely merasa kasihan pada Mello meski sebelumnya Mello ingin membunuh semuanya demi mendapatkan kemenangan turnamen, tapi itu semua hanya kerena tertipu oleh para penyihir. Biar bagaimana pun Mello adalah kesatria yang baik, bukan penyihir jahat seperti mereka berlima. "Mello, apa kita gak bisa menyelamatkan Mello?" tanya Ricko. "Maaf, sepertinya gak bisa. Kami hanya bisa menciptakan 1 lingkaran suci untuk berlindung," jawab roh kuda yang ada di tempat Ricko. "Mello, bertahanlah!" ucap Chely mencoba memberi semangat, meski mungkin tidak berguna sama sekali. "Sepertinya mustahil dia bisa selamat, kita harus ikhlas," ucap roh kupu-kupu di atas kepala Chely. "Gak mungkin ...." "Hoaaa, Mello! Tolong selamatkan Mello, aku mohon!" teriak Stev mencoba mencari bantuan, para roh suci hanya terdiam, karena mereka tidak bisa menyelamatkan Mello. Semuanya tampak bersedih, tapi mau bagaimana lagi, kondisi di sini sangat berbahaya, jika sampai keluar dari lingkaran suci pelindung, Stev, Chely, dan Ricko bisa terkena kekuatan gelap para penyihir dan tentu saja akan berakhir. Pada akhirnya, Mello tewas di depan mereka, perlahan tubuh Mello hancur menjadi kegelapan dan bersatu dengan kekuatan gelap penyihir itu, sungguh tragis dan mengerikan. Stev dan yang lain sangat bersedih melihat Mello tewas di depan mata mereka, tapi mereka hanya bisa pasrah menerima itu, mereka harus ikhlas. "Mello, semoga arwahmu tenang," ucap Stev dan kawan-kawan. Ketika Mello tewas, tiba-tiba sabit legendaris miliknya menghilang dan melesat entah ke mana, mungkin kembali ke tempat asal dahulu, biasanya di tempat tersembunyi yang sulit diambil. Sebenarnya senjata-senjata legendaris memang mempunyai tempat khusus dan tersembunyi, kecuali jika memang diturun temurun kan oleh keluarga mereka sebelumnya, alias pemegang senjata legendaris. Itu berarti, senjata legendaris milik para kesatria yang tewas di dalam labirin juga menghilang dan kembali ke tempat asal. Masih sedikit senjata legendaris yang diperlihatkan, selain pedang, tombak, dan sabit legendaris, ada kesatria pengguna senjata legendaris lain saat mengikuti turnamen, yaitu kapak legendaris, cambuk legendaris, dan busur legendaris, tapi mereka kalah saat melawan 2 iblis, mungkin penguna senjata legendaris tersebut masih baru dan belum bisa menguasai senjata itu degan baik. "Kurang ajar!" kesal Stev pada para penyihir. Mendengar itu, para penyihir terkejut. "Apa? Kenapa mereka bertiga masih hidup?" "Lingkaran cahaya apa itu?" "Mereka bertiga terlindungi, sialan!" "Binatang macam apa itu?" "Cihh, membosankan!" Itulah perkataan para penyihir yang terkejut melihat Stev, Chely dan Ricko terlindungi lingkaran suci oleh roh binatang suci. "Aku akan coba menyerang mereka dengan kekuatan ku!" ucap penyihir Venny sang pencinta, dia menerbangkan beberapa batu di situ, lalu menghantamkan ke lingkaran suci, akan tetapi semua hancur lebur tanpa bisa menggores sedikit pun lingkaran suci. Melihat itu, para penyihir terkejut, kemudian Barra menyerang dengan energi gelap yang berbentuk laser panjang, namun sama aja, lingkaran suci emas yang melindungi Stev dan teman-teman masih utuh, lingkaran pelindung itu sangat kuat, Stev, Chely, dan Ricko tersenyum melihat itu. Sebenarnya kekuatan dahsyat ledakan bola raksasa tadi juga masih berputar dan menunggu mangsa lain, itu berarti Stev dan teman-teman tidak bisa keluar untuk sementara waktu hingga kekuatan ledakan energi gelap itu menghilang. "Kurang ajar!" kesal Barra karena serangannya gagal total. Penyihir lain ingin mencoba gantian menyerang lingkaran suci itu, tapi tidak jadi karena mereka tahu pasti hasilnya sama saja. "Baiklah, kita lanjutkan saja rencana kita, hanya kurang 3 tumbal, tidak masalah. Kita masih bisa melanjutkan tujuan kita," saran Barra sang kebencian. Sebenarnya para penyihir membutuhkan 100 tumbal kesatria, entah Kesatria lemah atau kuat, itu tidak masalah. Stev dan teman-teman terkejut sekaligus tidak percaya, mereka bertanya-tanya untuk apa 100 tumbal, sungguh kejam dan keterlaluan. "Baiklah, kita juga gak punya banyak waktu lagi!" tambah penyihir Fictor sang kolektor. "Aku setuju!" jawab penyihir lainnya. Sesaat kemudian, para penyihir memusatkan kekuatan hingga tampak energi gelap berkobar di tubuh mereka, para penyihir juga mendekat ke arah Kristal Magic, sebenarnya apa hubungan rencana mereka dengan Kristal Magic? Sungguh misterius dan mencurigakan. Stev, Chely, dan Ricko hanya bisa melihat para penyihir melakukan rencana misterius itu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi, mereka masih aman di dalam lingkaran cuci yang diciptakan para roh suci tersebut. Sekian detik kemudian, para penyihir memusatkan kekuatan di kedua tangan mereka ke arah Kristal Magic, dan tidak lama kemudian, Kristal Magic memancarkan aura gelap bercampur dengan kemilauan, bahkan energi Kristal Magic tampak menyerap sesuatu. Ternyata tiba-tiba banyak roh mulai masuk ke dalam Kristal Magic, sungguh tidak disangka, para roh itu adalah roh dari kesatria yang tewas di dalam turnamen tipuan itu, sungguh mengerikan. Para roh kesatria berteriak dsn masuk je dalam Kristal Magic, berarti itu yang dimaksud tumbal 100 kesatria. "Apa-apaan itu? Sungguh keterlaluan!" kesal Stev. "Jadi tumbal yang dimaksud adalah roh para Kesatria," ucap Chely. "Kurang ajar! Dasar penyihir busuk, mereka gak isa dimaafkan!" kesal Ricko. Akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat serta waspada. Semua roh tumbal Kesatria masuk dan yang terakhir adalah roh Mello, mungkin karena tewas dan menjadi tumbal terakhir. "Mello!" teriak Stev, Chely, dan Ricko bersaman terkejut melihat roh Mello masuk ke Kristal Magic. Akhirnya semua roh kesatria yang tewas masuk ke dalam Kristal Magic, seandainya Stev, Chely, dan Ricko juga tewas, roh mereka pasti akan masuk juga ke dalam Kristal Magic, sungguh kejam. Rencana misterius apa itu sebenarnya, kenapa harus butuh tumbal 100 kesatria, terus apakah tumbal kurang 3 masih tetap bisa? Mungkin memang bisa, itu yang dikatakan oleh ketua para penyihir, Barra Charlotte, penyihir yang mempunyai gelar kebencian. Ya, dia adalah pemimpin para penyihir itu. "Untung kita terlindungi oleh lingkaran suci, makasih banyak roh suci!" ucap Stev. "Sungguh kejam, mungkin roh milikku juga akan masuk ke Kristal Magic seandainya aku kalah di tahap-tahap turnamen sebelumnya. Makasih juga roh suci, tanpamu aku pasti sudah berakhir," ucap Chely. "Roh suci, huaaaa! Makasih banyak ya!" ucap Ricko bahkan sampai meraih dan memeluk roh suci berbentuk kuda itu. "Oke, sama-sama. Ini memang tugas kami," jawab para roh suci. "Tapi tolong jangan terlalu erat memeluk aku, konsentrasi ku bisa hancur dalam mepertahankan lingkaran suci ini," pinta roh suci kuda. "Aaaa! Jadi begitu ya maaf-maaf!" Setelah itu, semuanya kembali fokus melihat apa yang terjadi dengan kelima penyihir dan Kristal Magic itu. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN