6 :: First Kiss ::

1145 Kata
Anne sibuk mengantarkan pesanan yang di order tamu-tamu di tempatnya bekerja hingga dia mengantarkan satu pesanan ke meja tamu yang sangat dia kenali. “Leo,” katanya dengan senyumannya dan tidak habis pikir akan kembali bertemu dengan Leo malam itu. Pertemuan mereka sore kemarin masih sangat membekas dalam ingatan Anne dan kini pria itu kembali muncul di hadapannya. “Boleh temani aku duduk di sini ?” tanya Leo dan Anne menggelengkan kepalanya menyesal. “Maaf sekali tapi pekerjaan ku sangat banyak. Kau lihat disini sangat ramai,” kata Anne menolaknya dengan sangat lembut dan dia menyesali posisinya saat ini. “Baiklah aku akan menunggu mu disini dan akan mengantarkan mu pulang, kau bersedia ?” tanya Leo lagi dan Anne mengangguk setuju. Leo sepertinya memang sudah tergila-gila dengan Anne, baru bertemu kemarin sore paginya dia merasa sangat merindukan Anne. Leo lalu memutuskan untuk menemui Anne sore hari di asramanya namun kata Tesy teman Anne kalau wanita yang dia rindukan itu sudah berangkat bekerja sehingga membuat Leo harus pergi ke tempat kerja Anne. Dia sudah mengamati Anne dari tiga puluh emnit yang lalu namun sayangnya Anne tidak memeprhatikannya sampai dia harus memesan yang ke lima kalinya barulah Anne menyadari dia ada disana. Tidak lama setelah Anne pergi dari pintu masuk Leo menyadari jika salah satu keluarganya ada disana siapa lagi jika bukan pamannya Levin, tapi yang membuat Leo heran adalah Levin datang ke sebuah klub yang sederhana itu bukan tempat-tempat atau klub malam yang mewah seperti yang sering pria itu lakukan. Levin juga ternyata melihat dia ada disana dan memberikan senyuman singkatnya saja, entah apa yang Levin lakukan tapi dia sudah tahu jika pamannya itu senang mengencani wanita-wanita muda untuk satu malam atau paling lama adalah satu minggu. Levin tidak sendirian dia bersama Tom sahabatnya yang juga sama-sama penikmat daun muda, benar saja dugaan Leo karena tidak lama setelah dua pria tua itu duduk di bangku mereka ada satu wanita muda yang mendekati mereka dan terlihat sangat mesra kepada Tom. Levin hanya diam dan melihat ponselnya lalu Leo tidak lagi memperhatikan apa yang pamannya itu lakukan, dia kembali sibuk menatap Anne dari tempatnya. *** Klub mulai tutup dan Leo sudah menunggu Anne di luar, dia berdiri sambil menyandar pada mobilnya. Tidak lama Anne keluar dan tersenyum menyapa Leo ditempatnya. “Kau sudah selesai ?” “Ya untuk hari ini sudah selesai,” jawab Anne lalu Leo membukakan pintu mobil untuknya. Leo setelahnya berputar untuk masuk kedalam kemudinya. “Mau langsung kembali ke tempat mu ?” “Boleh,” kata Anne karena dia memang merasa sangat lelah hari ini. Besok dia memang tidak ada mata kuliah namun pagi-pagi dia harus pergi kembali ke rumahnya untuk menemui adik dan ibunya lalu sore hari dia harus kembali bekerja jadi lebih baik dia langsung sampai di kamarnya saat ini. “Kau bekerja setiap hari ?” tanya Leo lagi sambil mengemudi dan sesekali menatap Anne di sebelahnya. “Tidak hanya lima kali dalam satu minggu, inginnya setiap hari namun mereka tidak ingin membayar lebih.” Anne menjelaskan tentang jam bekerjanya. Lalu Leo bertanya banyak hal lainnya kepada Anne dan membuat Anne menceritakan tentang kesehariannya kepada Leo. Dia mengatakan kalau dia bekerja untuk membantu biaya kuliahnya sendiri, dia memiliki ibu dan adik yang hidup sederhana. Anne juga menceritakan jika dia dan Loise adalah sahabat sedari kecil, Anne hanya menceritakan hal-hal baik dalam hidupnya tanpa memberi tahu bagaimana kerasnya dia dan keluarganya bertahan setelah ayahnya meninggal. Leo bertanya apakah Anne tidak ingin bekerja di tempat lain dan jawaban Anne dia ingin jika ada yang mau menerima, setidaknya jika bekerja di tempat lain tidak akan ada lagi pria mabuk yang mencoba menyentuh dia lagi. “Jika kau ingin kita bisa menjadi rekan yang sangat baik, aku seorang fotografer jika kau mau kau bisa menjadi model, aku akan mencoba mempromosikan mu bagaimana ?” Anne yang mendapatkan tawaran itu langsung teringat dengan mimpinya untuk menjadi seorang bintang besar dulunya namun Anne sepertinya tidak memiliki percaya diri lagi untuk meriah mimpi itu karena dia harus fokus kuliah lalu bisa membantu keuangan ibunya. “Anne ada apa, kau tidak ingin menjadi model. Menurut ku kau sangat cantik dan tatapan matamu ini sangat special,” ujar Leo sungguh-sungguh. Dia ingin membantu Anne karena dia juga ingin lebih dekat dengan Anne dan melindungi wanita itu, dia percaya Anne akan bisa menjadi model yang terkenal dengan kecantikan natural yang di miliki Anne. “Aku tidak percaya bisa menjadi model, aku tidak sebaik itu.” “Kau luar biasa Anne. Begini saja, aku akan mengambil beberapa foto mu dan lihat apakah ada pihak yang mau mengontrak mu menjadi model majalah mereka atau mungkin model iklan mereka. Aku akan membantu mu jadi kau tidak perlu keluar dari pekerjaan mu saat ini, jika sudah ada yang ingin memperkerjakan mu itu bagus dan kita akan lihat bagaimana kedepannya. Apa kau setuju ?” tanya Leo membuat Anne bahagia dan dia setuju dengan ide bagus dari Leo itu. “Bagaimana jika kita melakukan pemotretan besok kau ada waktu ?” Anne bingung dia harus bertemu dengan ibunya besok. “Aku akan bertemu dengan ibu ku besok, dan sorenya aku harus kembali bekerja.” Leo yang mendengar itu lalu mencari ide bagaimana agar mereka bisa melakukan pemotretan. “Kita bisa melakukan pemotretan di rumah ibumu kalau begitu, aku akan membaw alat-alat dan gaun yang akan kau kenakan lalu kita pergi bersama.” Mendengar bagaimana Leo begitu semangat membantunya Anne menjadi sangat terharu. “Terima kasih Leo,” ucap Anne dan Leo perlahan menggenggam jemari Anne dan mengecupnya. “Ucapkan terima kasih nanti saat kau mendapatkan satu kontrak awal mu,” katanya dan mereka berdua tertawa bersama. Mobil Leo pun akhirnya berhenti di depan rumah asrama Anne, wanita itu lalu turun setelah mengucapkan terima kasih karena Leo sudah mengantarkannya. Leo sempat menarik lengan Anne saat dia ingin turun namun kemudian hanya senyuman yang Leo berikan kepada Anne dan juga ucapan selamat malam. Keadaan saat itu sangat canggung dan jantung Anne berdebar kuat, Anne juga sepertinya lupa bagaimana cara tersenyum. Anne turun dari dalam mobil dan Leo menarik napas langsung keluar dari dalam mobilnya, dia mengejar Anne agar tidak dulu masuk kedalam rumah itu. Leo perlahan mendekat ke hadapan Anne dan jarak mereka sangat dekat, Anne tidak siap jika saja Leo ingin menciumnya dia belum pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya dan benar saja. Pikiran di kepala Anne berhenti dan menghilang begitu saja saat Leo mencium bibirnya dengan lembut dan tidak menuntut. Anne memejamkan matanya merasakan bagaimana mereka pertama kali melakukannya dan dia akan terus mengingat hal manis ini. Perlahan dia merasa kehangatan yang tadi dia rasakan hilang begitu saja, dia merona tidak sanggup menatap Leo. Leo memeluknya dan berbisiki “Aku menyukai mu,” ucapnya lembut dan Anne hanya mampu terdiam. “Sampai bertemu besok pagi Anne,” kata Leo lagi dan Anne sulit mengeluarkan suaranya sampai Leo sudah hilang dengan mobilnya. Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN