Sudah dari lama Anne ingin menjadi seorang model, namun mimpi itu terpaksa ia kubur ketika semua kerumitan dan kerasnya kehidupan yang harus dia lewati. Kini Leo datang menawarkan mimpi itu lagi, Pria yang sedikit demi sedikit masuk ke perputaran hidup Anne tersebut membuatnya kembali memiliki harapan. Dia datang ke rumah ibunya bersama dengan Leo, pria itu berkenalan dengan sang ibu lalu Anne menjelaskan bagaiman pertemuannya dengan Leo.
Leo juga menceritakan jika dia masih kuliah namun memiliki pekerjaan sebagai fotografer. Rose sang ibu terlihat menyukai Leo yang juga memiliki tutur kata yang sopan, setelah berkenalan Anne lalu bersama dengan Leo untuk menjalankan rencana mereka. Tema yang di pilih oleh Leo adalah tema fashion wanita ala abad pertengahan dengan gaya busana yang lebih di kenal gaun victorian. Dia sudah membawa kostum untuk Anne, saat Leo memasang semua alat Anne mengganti pakaiannya dengan kostum tersebut dengan bantuan Rose, pasalnya baju dengan kain berlapis ini tidak mudah dia gunakan seorang diri. Dia juga berdandan sesuai dengan apa yang Leo sarankan kepadanya, memakai aksesories yang juga sudah ada.
Tempat pemotretan itu di ambil di ruang bawah tanah yang tidak lagi di gunakan oleh keluarga Anne, dan di jadikan sebagai gudang. Leo tidak keberatan sama sekali dengan hal tersebut, dia memanfaatkan semua barang-barang yang dia temukan di gudang tersebut sebagai latar untuk Anne berfoto. Begitu pintu gudang itu terbuka Leo melihat Anne yang sudah sangat menakjubkan dengan dress victorian berkerah sabrina dan di kepalanya ada topi berbulu yang semakin membuat Anne terlihat sebagai wanita bangsawan pada tahun sekitar 1837 sampai 1901. Pinggang Anne yang kecil terlihat begitu sempurna saat memakai dress itu, Leo mendekat dan membantu Anne menuruni satu persatu anak tangga.
Leo menatap Anne tidak berkedip membuat Anne menjadi salah tingkah "Apa aku terlihat aneh ?" tanya Rose pada akhirnya.
"Kau terlihat sempurna Anne, seperti tokoh Rose DeWitt Bukater saat pertama dia di perlihatkan dalam scene awal di film Titanic." Anne merona mendengarnya dan dia menunduk tidak lagi sanggup beratatapan mata dengan Leo.
Setelahnya pemotretan pertama untuk Anne pun dilakukan, Leo sambil memfoto terus meminta Anne menampilkan ekspresi dan gaya-gaya baru. Wajah datar Anne adalah hal yang membuat pemotretan berjalan sangat lancar, dan satu foto Anne yang tersenyum sambil matanya yang tajam menatap ke arah kamera adalah foto yang paling Leo sukai. Di pose itu juga Anne membuka topinya dan semua perhiasan yang dia gunakan. Meninggalkan pakaian kembang berkerah sabrina dan rambutnya yang sudah sedikit dia acak terurai.
Kulit putih bagai porselen, bibir sensual, bola mata biru yang sangat tajam di jamin Leo akan banyak tawaran yang datang kepada Anne setelah ini. Anne melihat hasil pemotretannya di kamera Leo langsung, dia tidak percaya dengan hasil yang cukup memuaskan untuk di lihat itu. "Jika ini tidak berhasil aku hanya akan membuang-buang waktu mu saja," kata Anne dan Leo mengalihkan pandangan dari kamera ke wajah Anne.
Jarak mereka yang sangat dekat saat ini membuat keduanya tenggelam dengan ketertarikan masing-masing. Leo meletakkan kameranya tanpa Anne tahu kapan, dan kini dia sudah mencium bibir Anne. Meski awalnya terkejut Anne pada akhirnya ikut membalas cumbuan manis itu. Leo adalah Pria pertama yang selalu dia inginkan untuk menyentuhnya, Anne mulai berpikir dia sudah gila ketika tangannya melingkar sempurna di leher Leo.
Cumbuan mereka berlangsung lama dan cukup panas dari sebelumnya, Anne sudah tersudut ke dinding Leo sempat berhenti lalu kembali menatap kedua bola mata Anne. "Mau menjadi kekasih ku Anne," ucap Leo dan terdengar sangat manis. Anne mengangguk sambil tersenyum manis, Leo tidak tahan untuk tidak mencium Anne lagi. Lalu satu tangannya berhasil menggengam jemari Anne.
"I love you," bisik Leo tepat di telinga Anne sekaligus mengakhiri adegan intim mereka berdua.
***
Malam sudah menjelang, setelah makan bersama keluarga Anne mereka berdua pamit kembali. Leo mengantarkan Anne ke sharing house-nya. Leo banyak bercerita tentang bagaimana anehnya keluarga dan juga teman-temannya di kampus untuk menghibur Anne sepanjang perjalan mereka.
"Besok malam kau bekerja ?" tanya Leo ketika sudah sampai di depan rumah sewa itu.
"Tentu saja, siapa yang ingin memberiku uang setiap hari jika tidak bekerja."
"Banyak Anne, sugar daddy di luar sana pasti ada yang ingin tapi sebagai gantinya kau harus mau bersamanya dan siap kapan pun mereka mau." Anne merinding mendengarnya, dia menggelengkan kepala lalu berpamitan kepada Leo untuk segera masuk ke dalam rumah sewa yang ia tempati itu.
Leo menarik lengannya dan langsung mencium bibir Anne, tidak ingin di lihat oleh orang lain Anne menarik pintu mobil yang sempat dia buka agar kembali tertutup. Ciuman memabukkan dari Leo membuat dia kehilangan ketika Leo sudah menjauh, Leo membenarkan rambut Anne lalu tersenyum. "Masuklah, besok aku temui tidak masalah kan ?"
"Tidak ada masalah, hanya saja kau harus menunggu hingga jam kerja ku usai."
"Siapa takut, aku bisa menjaga kekasih ku agar tidak ada yang menganggunya."
Anne tertawa kecil, lalu benar-benar turun dari mobil itu sambil melambaikan tangannya. Saat Anne turun dia melihat ada satu mobil yang juga terparkir tidak jauh dari area itu. Anne berhenti lalu kembali melihat ke arah mobil Leo yang sudah melaju, Anne melanjutkan masuk ke dalam rumah. Dia tidak menyadari jika ada pria yang sudah sangat lama menunggu dia untuk muncul di sana. Pria itu adalah Levin, dia sudah dari tadi ada disana untuk melihat Anne.
Dia benar-benar ingin mendapatkan Anne, dengan apa yang dia miliki Levin segera menyuruh orang untuk mencari tahu semua tentang Anne lalu dia juga meminta seseorang untuk mengikuti kemana Anne pergi. Levin tahu jika keponakannya sendiri saat ini sedang dekat dengan wanita itu, tapi dia tidak perduli. Anne hanya layak untuk berada dalam kurungannya, bersamanya yang pasti wanita itu tidak perlu repot-repot untuk bekerja di sebuah bar lagi.
Mobil Levin pergi dari sana menuju kembali ke mansion yang ia miliki, tidak lama ponselnya bergetar dan itu adalah dari orang suruhannya yang sudah mendapatkan apa yang ingin Levin ketaui.Senyum licik Levin jelas terlihat, membayangkan kapan dia bisa membawa Anne ke mansionnya membuat dia sangat tidak sabaran untuk memainkan karti AS yang ia punya.
Bersambung....