Sheina bangun dengan jantung yang berdebar kencang. Bagaimana tidak, ia tanpa sadar terbangun dalam pelukan mantan atasannya. Pantas saja ia merasa hangat dan nyaman sekali. Sheina mendongak. Memperhatikan garis wajah Kenzio yang benar-benar tampan. Wajah Sheina memerah. Tak pernah sekalipun ia memimpikan tidur dalam pelukan sang atasan. Meskipun saat ini ia sedang mengandung anak laki-laki itu, tapi tak pernah terbesit di pikirannya akan memiliki berada di situasi seperti ini. 'Ini gila! Apa aku sedang bermimpi? Aku tidur di dalam pelukan Tuan Kenzio? Apa aku sedang berhalusinasi? Astaga, bahkan saat sedang tidur pun ia benar-benar tampan!' Sibuk dengan pikirannya, Sheina sampai tak sadar kalau Kenzio sebenarnya sudah terbangun. Malah kini ia sedang asik memperhatikan raut wajah Sheina