Bersamaan dengan kepergian Shafa yang mengulas senyum penuh kekecewaan. Berakhir pula sandiwara yang menguntungkan pihak Vanya. Lian memperdengarkan helaan napas leganya. Lalu kembali menatap tajam Vanya yang nyengir kesenangan karena mendapat kesempatan memegang-megang Lian sejak ada Shafa di antara mereka. "Lepaskan tanganmu dari lengan saya," perintah Lian dengan nada dingin sehari-harinya. Mendengar hal itu, Vanya dengan ekspresi merengut dengan tak rela melepaskan lengan Lian yang apitable. Xixixi.. "Tadi aja manggil 'Sayang-Sayang'!" sindir Vanya yang membuat sebelah alis Lian menukik tinggi. "Saya hanya mengikuti sandiwara pemain yang tiba-tiba datang tak diundang," balas Lian dengan kalem, tapi nyelekit. Bubuk cabe mungkin insecure mendengarnya. Sepasang bola mata Vanya mel