Part : 12

2711 Kata
Kedua kakak adik itu berciuman dengan penuh nafsu mengalahkan nafsu ayahnya. Pakaian mereka sudah lepas semua dan mereka sekarang telanjang bulat. Sang kakak membaringkan Sa Yu di ranjang itu dan mereka kembali berciuman dan A Teng langsung memainkan p******a nya. p****g s**u nya dijilat dan dimainkan oleh lidah A Teng. Tangannya memainkan p******a 1 nya lagi. Sa Yu mencoba untuk menahan diri agar tidak membuat suara. Setelah sang kakak puas dengan p******a adiknya yang indah itu, dia menjilati v****a adiknya. Lidah nya menyapu bersih semua permukaan v****a adiknya. k******s nya dimainkan oleh jari jari kakaknya. Sa Yu meremas selimut itu karena dia menahan nikmat yang luar biasa. Setelah v****a itu becek, A Teng langsung memasukan p***s itu ke v****a adiknya. Setelah berhasil memasukan p***s itu, sang kakak langsung memompa v****a adiknya dengan cepat. Sa Yu hanya mendesah sedikit saja dan dengan kecepatan tinggi, p***s itu keluar masuk keluar masuk dari v****a adiknya. Tak lama kemudian, sang adik mendapatkan o*****e yang hebat. Punggung kakaknya dipeluk dengan erat. Sang kakak tetap memompa v****a sang adik dengan cepat. Tak lama kemudian A Teng mendapatkan o*****e nya. p***s itu ditarik keluar dan dibuang di d**a indah milik adiknya. Mereka berdua tersenyum puas dan beristirahat sejenak. Setelah itu mereka kembali berpakaian dan membersihkan diri mereka secara diam diam. Sementara itu... Jun kemudian mengakhiri sesi menyusu dari Ma Lu dan mulai memasukan p***s nya yang masih gagah perkasa ke v****a istrinya yang masih legit kayak ketan. Jleb. Masuklah p***s itu ke v****a. Jun langsung memompa v****a istri nya yang cantik ini dengan kecepatan tinggi. "Oh sayangku. AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh luar biasam aku... ahh... suka... terus terus. sudah mau... sampai.." teriak Ma Lu yang akhirnya mendapatkan o*****e nya. Jun mencabut p***s nya dari v****a Ma Lu. Jun belum o*****e. Dia meminta semua istrinya menjilati semua tubuhnya dengan lidah mereka. 6 wanita itu langsung melakukan perintah nya dan lidah lidah mereka kini bekerja dengan cepat. Dari wajah, telinga, leher sampai kemaluan Jun tak lolos dari lidah lidah mereka. A Mi kemudian dengan inisiatif menyuruh Jun duduk di ranjang. A Mi dari belakang duduk memeluk suami nya dan tangan kanannya muncul dari belakang mengocok kemaluan sang suami. 5 istri nya itu diam menonton membiarkan sang senior memberikan kepuasan bagi suaminya. Tak lama kemudian Jun menyemburkan a******i nya yang disambut oleh ke 5 istrinya. s****a itu dijilat sampai bersih. Mereka akhirnya kembali ke kamar mandi untuk mandi bersama dan kembali tidur. Sungguh malam yang melelahkan. Sementara itu di kerajaan Co Li, seorang jendral tampan dan ahli beladiri dan strategi sedang berada di puncak karir nya. Dia adalah anak seorang petani yang belajar beladiri dari seorang guru. Sayangnya kedua orang tua nya sudah lama meninggal karena kolesterol tinggi. Suatu ketika dia berkunjung ke dynasty Qing dan berjumpa dengan jenderal wanita yang cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Li Ma Ta. Jendral muda di angkatan darat itu bernama Lu Ba Bi itu langsung terkesima dengan kecantikan sang jenderal wanita. Dia memperkenalkan diri nya dan langsung disambut dengan hangat (tanpa pelukan). Jenderal Ta mempersilahkan tamu negara nya menuju ke istana berjumpa dengan kaisar. Dari raut wajah nya, jenderal Lu terlihat cemas. Jendral Ta penasaran. Di istana itu, jenderal Lu menceritakan tentang gerombolan yang berjumlah banyak. Mereka sadis dan suka membunuh. Siapapun yang melawan akan berakhir dengan kematian. Semua manusia bahkan kucing dan anjing juga tewas oleh mereka. Mereka menamakan diri mereka Mogokkerja. Nama pemimpin mereka adalah Me Na Wan. Jenderal Lu menceritakan semua yang dia ketahui ke kaisar di dalam istana. Wajah kaisar juga berubah menjadi takut dan cemas. Jenderal Ta? Ya gak jauh beda. Ayahnya yang tak lain adalah Li Jun bercerita tentang mereka saat makan malam. Sang kaisar membuat surat pernyataan tentang kesediaan mereka memberi bantuan untuk kerajaan Co Li. Jenderal muda dan rupawan itu membawakan hadiah untuk kaisar. Dia memberikan sebuah batu giok merah. Sang raja sangat kaget dengan benda itu karena benda itu sangat langka. Sebagai gantinya, sang raja memberikan sesuatu untuk raja Co Li. Kertas itu diambil dan dimasukan ke amplop. "Tolong berikan ini kepada raja mu." Kata kaisar dengan senyum nakal dan mengangkat kedua alis nya. Isi surat itu sendiri tak lain adalah resep masakan khas mereka, Ren Dang dan Sha Te. Jenderal Ta heran. "Nih dua dah stress apa ya?" Kata jenderal cantik itu dalam hati. Kaisar kemudian menyuruh jendral Ta mengantar jendral Lu keluar. Mereka berdua saling memberi hormat dan sebelum mereka berpisah, jenderal tampan itu memberikan sesuatu ke jenderal Ta. Jenderal Lu memberikan sebuah gelang dari batu kecubung. Jenderal Ta tersenyum malu dan menerima hadiah itu. Mereka akhirnya berpisah. Ma Ta mukanya langsung memerah karena jenderal tampan tadi memberikan gelang kepada dirinya. Gadis cantik itu kegeeran dan dia dengan senang memakai gelang itu. Sekali sudah dipakai, gak pernah lepas lagi. Dia sangat senang. Belum pernah dia senang seperti ini. Di balik tembok, sang kakak perempuan nya tertawa terkekeh kekeh melihat sang adik sedang jatuh cinta. Malamnya saat makan malam, Yu meledek Ta. "Dek. Gelangnya bagus. Boleh tuh...." kata Sa yu yang lebih mirip preman ketimbang meledek. Ma Lu melihat tangan anak gadis nya yang sudah mulai malu malu itu. Wajah nya tiba tiba merah. Dia menundukan wajah nya karena malu dan menahan senyum. Ma Lu mendekati anak gadis nya. "Nak. Nanti ke kamar ya. Mama mau bicara sama kamu nak. Kita sama sama perempuan dan pernah muda. Jangan malu malu ya sayang." Kata Ma Lu, sang ibu kandung. Anak itu hanya menganggukan kepalanya dan tak berani menatap kakaknya yang jahil itu. Meski mereka berdua sangat garang di medan perang, mereka tetap seperti anak kecil saat bertemu ibu kandung nya. Mereka berdua juga perempuan pada akhirnya. Sang ayah? Matanya berubah menjadi tajam seperti silet. Jun meletakan sumpit nya di meja. Mereka semua terkejut. "Siapakah laki laki itu, wahai anak perempuanku yang cantik? Dan kenapa kamu menerima hadiah darinya?" Tanya sang ayah. "Pa. Dia itu juga jenderal muda dari kerajaan Co Li. Namanya Lu Ba Bi." Jawab Ma Ta. Li Na Si kemudian menambah nasi nya di mangkok nya karena tertarik dengan drama ini. Dia hanya tersenyum saja. "Sudah lah pa. Dia juga perempuan. Perempuan juga manusia. Siapa tahu mereka berjodoh. Ya kan dek Ta?" Kata Na Si yang baru saja memasukan nasi nya ke dalam mulut. "Oh gitu. Ya udah nak. Gak jadi deh. Dah kenal rupanya si papa. Hehee" kata Ma Lu ke anak gadisnya. "Iya tau. Papa cuma nakut nakutin dia saja. Tuh buktinya. Dia gemetar. Orang papa sudah kenal ama tuh orang kok. Dia kan yang menyambut papa saat papa ke sana. Hahaha. Orang tua ini mau kamu bohong in? Hehhhee" mereka semua tertawa. Ma Ta yang tadi tegang jadi ikut tertawa. Sungguh keluarga bahagia dan keluarga impian semua pria di abad 21. "Nak. Kalau kamu suka dia, datanglah seminggu sekali. Dia biasa datang hari selasa. Nanti kalian bisa pdkt alias saling mengenal. Muka mu sudah merah nak. Hahaha. Siapa tahu kalian berjodoh. Gan Teng. Kamu sendiri gimana? Mau papa jodohkan gak? Nanti papa bantu cari. Na Si sendiri gimana? Cari wanita yang baik ya. Jangan istri orang kamu laba. Nanti bikin malu keluarga. Kayak waktu itu tuh. Kamu kena jebak. Ngaku perawan tapi istri orang. Wkkwkwkw " Kata Sang ayah yang semakin tua semakin bijak dan kocak seperti pelawak yang terlihat galak. Sa Yu dan Gan Teng saling tatap dan tertawa karena alasan yang jelas. Kerajaan Co Li memiliki 3 jenderal muda yang tampan dan sangat ahli dalam strategi juga beladiri. Selain Lu Ba Bi.. masih ada Wong E Dan dan Lu A Su yang tak lain saudara Lu Ba Bi. Keahilan Mereka juga bisa dibilang setara. Mereka bertiga sangat akrab dan kompak karena sama sama senasib, anak anak yatim piatu. Mereka sangat rajin menjaga dan memantau daerah perbatasan. Serangan Mogokkerja bisa datang kapan saja. Mereka sangat kejam. Kalau tidak mau mati ya... menyerah. Pilihan nya hanya itu saja. Suatu ketika saat mereka sedang kembali dari dinas, "bro. Gelang giok mu mana?" Tanya E Dan. "Kuberikan ke seseorang. Wanita pastinya " kata si Ba Bi. "Lah ujung ujung nya kena php." Mereka si A Su. "Siapa dia bro?" Tanya E Dan. "Jenderal cantik dari Qing" jawab Ba Bi. "Oh dia. Dia ada 1 kakak lagi. Perempuan juga. Sama sama cantik kok. dia ada adik bungsu juga tapi gak jadi jenderal. Hanya sastrawan. Meski demikian, mereka semua ahli beladiri." Kata E Dan. "Aku mah ogah punya istri dari militer. Serem. Kalau perang di rumah, bisa bisa tombak melayang." Ledek A Su. "Yah.. siapa tahu kalau berjodoh. Siapa tahu...." kata Ba Bi. Mereka bertiga akhirnya melanjutkan lagi perjalanan mereka. A Su juga sedang pdkt dengan Sa Yu. A Su tidak tahu dan tak akan pernah tahu apa yang Sa Yu lakukan dengan kakak nya dk bukit itu. A Yu dan A Su juga sering bertemu. Seminggu sekali. Untung saja jarak mereka berdua tidak terlalu jauh jadi gak rugi di ongkos. Kejadian saat itu, A Yu dan Gan Teng memang sama sama kalap. Mereka berdua tidak saling benci dan tetap biasa saja seolah kejadian itu tak pernah terjadi. Gan Teng jujur saja tak bisa melupakan keindahan tubuh adik nya tapi mereka sama sama tahu hubungan mereka sama sama tidak bisa dilanjutkan. Sementara itu, Sa Yu juga semakin dekat dengan A Su. Gan Teng sendiri juga belum mau berurusan dengan wanita dalam waktu dekat ini karena fokus nya adalah Mogokkerja. Sementara itu di markas Mogokkerja, Na Wan mulai menyusun rencana untuk menghancurkan kerajaan Qing. Sebelum itu, dia mengutus 3 pemantau untuk memberikan informasi tentang wilayah pertahanan musuh. Mereka bertiga memiliki tubuh relatif kecil tapi gesit dan bisa diadu dengan kuda. Mereka mulai bekerja besok pagi memantau dari jauh dan dekat kalau bisa. Kembali ke kota, ada seorang saudagar kaya dari barat. Dia dan anak gadis nya sudah menginap dan berdagang di sini selama 2 tahun dan mereka berdua juga sudah fasih berbahasa Cina. Suatu sore, Gan Teng sedang patroli di jalan yang agak rame di pusat kota dan kuda dia tiba tiba tak sengaja menabrak seorang gadis berambut pirang. Gadis itu terjatuh. Sebagai seorang lelaki sejati, dia turun dan meminta maaf karena sudah membuatnya terjatuh. Saat gadis itu menatap sang jendral, mata nya langsung melotot dan kaget melihat ketampanan sang jenderal muda dan gagah itu. Mukanya penuh aura dan wibawa. Sang Jendral sementara itu terpukau oleh kecantikan sang gadis. Setelah sekian lama bertatapan, sang gadis memanggil si jenderal itu. Seolah baru kena hipnotis, sang jenderal kaget. "Eh maaf nona. Saya tadi... tak sengaja menabrakmu. Mohon maafkan saya." Katanya dengan gugup. "Ah. Eh... tak apa. Saya tadi juga tidak melihat. Mohon maaf." Jawab gadis itu malu malu. "Maaf lancang nona. Boleh tahu nama nona siapa?" Tanya Gan Teng dengan gugup. "Nama saya adalah Elisabeth. Boleh tahu nama mu, jenderal?" Tanya gadis itu dengan senyum. "Li Gan Teng. Itu nama saya. Sekali lagi... saya mohon maaf." Kata jenderal muda itu. Mereka kemudian berpisah. 2 minggu berlalu. Mata mata alias pemantau si Me Na Wan sudah mengumpulkan banyak informasi. Me Na Wan kini masih menunggu 1 minggu untuk mengirim utusan nya ke istana Qing. Me Na Wan memiliki banyak tentara karena setiap kali dia menaklukan suatu negara yang ngotot melawan, para lelakinya dipaksa jadi tentara atau dibunuh. Itu sebab dia memiliki banyak tentara. Malamnya di kediaman Jun, mereka sedang membahas tentang Mogokkerja yang ternyata menjadi ancaman bersama. Di meja makan, Jun yang biasa santai, kini menjadi serius. "Kalian yang berada di militer, dengarkan papa baik baik. Mogokkerja yang awalnya bukan ancaman, kini bisa menjadi masalh serius. Tentara Mereka sudah di kisaran jutaan." Kata Jun sambil memegang cawan arak nya yang tak kunjung diminum. "Raja Co Li sendiri sudah dalam posisi siap tempur setiap hari. Tentara Mogokkerja suka berlalu lalang di dekat benteng mereka. Tiap kali ditegur, mereka hanya tertawa dan cuek. Bisa saja mereka itu mata mata dan siap menyerang kapan saja. Tapi menurut papa, mereka tak ada alasan untuk menyerang dengan tiba tiba. Mereka tidak serendah itu." Kata Jun yang diperhatikan dan didengar anak anaknya sambil memegang mangkuk nasi yang tak kunjung dimakan. "Saran papa ke kalian... hati hatilah. Papa mulai curiga mata mata sudah di dalam kota. Yang papa curigai itu tukang ketoprak langganan papa. Tiba tiba dia hilang. Papa tanya ke sana sini, jawabnya pada gak tahu semua. Kena kentang papa nih sekarang." Keluh Jun yang lebih memikirkan ketoprak nya daripada musuh utamanya. "Baik pa. Kami akan berhati hati." Kata anak anaknya. "Oh iya. Ma Ta dan Sa Yu. Nanti papa kamu bicara dengan kalian. Ma Lu, nanti ikut aku ya." Perintah Jun. "Baik pa." Ma Lu juga mengangguk tanda setuju. Setelah makan malam, kedua gadis itu masuk ke kamar kerja ayahnya yang lebih sering work from home karena usia nya mulai menua atau lebih tepat nya menuakan diri. "kalian berdua, duduklah. Papa mau bicara dengan kalian tentang calon menantu papa. Papa rasa kalau kalian cocok, menikah lah. Kalian ada adik adik di angkatan laut di kerajaan sana dan mereka juga kenal dengan kekasih kalian. Papa tahu apa yang kalian pikirkan. Papa akan mengatakan ke mereka kalau mereka tidak boleh poligami. Papa poligami karena dapat jackpot saja dari kaisar alias pemberian. Mana berani papa tolak? Rejeki juga masak ditolak.. Mama kalian, Ma Lu ini beda kisah. Itu sebab kalian perempuan tapi bertingkah seperti laki laki, eh maksudnya kalian perempuan yang memiliki kehebatan dan kekuatan layaknya lelaki sejati." Kata Jun. "Mama mu ini adalah titipan dari kakek kalian yang sudah mendiang. Kakek kalian meminta papa menikahi mama kalian karena mimpi dari kakek kalian saat itu." Kata Jun yang ujung ujung nya menceritakan semua kisah cinta dia ke kedua anak gadis nya itu. Mereka berdua menangis terharu mendengar kisah kepahlawanan kakek mereka dan ayah mereka. Kedua anak gadis nya takut kalau nanti suami mereka juga akan poligami seperti ayahnya. Sang ayah akan meyakinkan calon calon suami mereka agar tidak poligami. Mereka merasa lega dan senang. Mau tidak mau, Jun harus menemui raja Co Li untuk membahas ini. Hubungan mereka sangat baik, jadi bukan masalah besar bagi Jun. Sa Yu dan Ma Ta sebetulnya juga mencintai kedua jenderal muda itu tapi mereka belum resmi berpacaran. Suatu hari di jalanan utama ibu kota, Gan Teng dan tentara nya sedang melakukan inspeksi keamanan dan lagi... dia berjumpa dengan gadis cantik yang dia tabrak saat itu. Hatinya yang kesal dan tak tenang gara gara Mogokkerja mendadak menjadi berbunga bunga. Dia turun dari kuda nya dan menyapa Elisabeth. Mereka berdua berjumpa lagi. Elisabeth memberikan alamatnya ke jendral muda itu. Sebagai gantinya, dia memberikan sebuah kalung untuknya. Gadis itu telihat sangat senang sekali. Wajah nya memerah. Mereka kemudian berpisah lagi karena Gan Teng harus melanjutkan perjalanan. "Aku akan kembali untuk berjumpa dengan mu" kata jendral muda itu. Sampai di rumah, anak anak Jun bingung melihat ekspresi ayahnya. Dia duduk sambil memegang secarik surat. Wajahnya menunjukkan rasa marah dan takut juga tegang. Ma Ta memberanikan diri untuk mendekati ayahnya. "Pa. Ada masalah apa?" Tanya anak gadis nya dengan lembut. "Kamu baca saja surat ini nak." Jawab Jun. Ma Ta tak percaya apa yang dilihat oleh matanya sendiri. Sa Yu juga ikut datang membaca dan mata gadis yang sayu itu mendadak melotot besar seperti mau keluar. Mereka berdua sangat kaget saat membaca isi surat itu. Bukan terkejut karena senang mendapat undian dari bank tapi karena itu adalah surat ancaman dari Mogokkerja. Mereka memberikan 2 pilihan. Menyerah atau wassalam. Kedua perempuan itu memberitahu isi surat itu ke kakak kakaknya dan mereka snagat kaget juga marah. Besok nya Mereka ke kerejaan Co Li untuk membahas isi surat dari Mogokkerja. Mereka juga mendapatkan surat yang sama. Ini sudah pernyataan perang. Mereka sepakat untuk mengerahkan semua kekuatan penuh dan mencoba untuk mencari bala bantuan dari pihak luar... tapi dari siapa? Bulan berganti bulan, kedua gadis cantik itu akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih bagi 2 jendral muda itu. Mereka terlihat selalu akur dan tak pernah cekcok. Teman Mereka, E Dan masih sendirian dan belum tertarik dengan urusan romantisme sampai suatu hari ketika dia mengantarkan surat ke rumah Jun, Cu Ka membuka pintu dan bertatapan langsung dengan E Dan. E Dan langsung terpukau dengan kecantikan gadis ala ibu rumah tangga itu. Tubuh langsing dengan kulit putih dan wajah cantik dan tubuh nya bau masakan. E Dan memang mendambakan wanita seperti ini untuk menjadi istrinya. "Wah tipe gua banget nih" katanya dalam hati. "Halo. Mau cari siapa ya?" Tanya gadis itu dengan lembut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN