Identity 5 - Tipu Muslihat

1045 Kata
Identity 5 - Tipu Muslihat Remon sudah sampai di rumah kontrakannya. Rumah yang sempit dan sangat lusuh. Berbeda dengan rumah Amelia tadi yang sangat luas dan mewah. Rumah mereka berbeda jauh. Mereka bagai langit dan bumi. Namun, Remon bersyukur karena Amelia menerima lamarannya. Remon mematut dirinya di depan cermin. "Kena elo Amelia. Jangan harapan cinta yang seperti elo inginkan. Karena gue enggak akan pernah ngasih apa yang elo mau. Gue terpaksa melakukan hal ini. Gue bosen hidup miskin. Gue capek kalau harus banting tulang terus. Dengan gue nikah sama elo semuanya akan berubah. Hahaa," ungkap Remon sambil tertawa jahat di depan cermin. Tipu muslihat Remon berhasil. Ternyata Remon tidak benar-benar mencintai Amelia. Semua itu hanya Sandiwara yang berhasil Remon mainkan. Orang jaman sekarang, selalu pandai memerankan karakter yang dia inginkan. Padahal tujuan yang sebenarnya berbeda dengan niatnya. Jika orang lain melihat Remon tadi saat melamar Amelia. Pasti akan menganggap Remon sebagai malaikat penolong untuk Amelia. Namun, jika ditelaah lagi. Remon tidak sebaik yang terlihat. "Siapa juga yang mau nikah sama itik buruk rupa kayak elo. Amelia, Amelia elo terlalu banyak berharap. Elo kira gue bener-bener cinta sama elo. Mau menerima kekurangan elo? Enggak, Mel. Jangan gila, Mel. Gue masih mau kali punya cewek cantik. Gue cowok normal, gue terpaksa lakukan ini. Karena memang tidak ada pilihan lain. Tapi gue seneng elo masuk perangkap gue," lanjut Remon. Rencana busuk Remon berhasil ia laksanakan. Remon tinggal menunggu sampai saat itu tiba. Ia harus kuat dimanja-manja oleh Amelia. Yang sebetulnya Remon benci hal itu. Remon harus bersabar demi rencananya. Demi menegangkan derajat hidupnya. Remon sudah capek tiap hari pulang kuliah harus bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah restoran milik ayahnya Amelia. Untungnya Remon melihat almarhum ayahnya cukup dekat dengan ayahnya Amelia. Kata ayahnya Remon, ayahnya Amelia punya hutang Budi padanya. Ayahnya Remon dan ayahnya Amelia sepakat untuk menjodohkan Remon dengan Amelia. Hal itu mereka lakukan untuk menyatukan kedua keluarga menjadi sebuah persaudaraan. Awalnya Remon menolak, karena Remon cukup terkejut melihat wajah buruk rupa Amelia yang begitu memalukan. Sebuah tanda lahir besar hitam seperti tompel yang menutupi wajahnya membuat Amelia terlihat jelek. Padahal kalau saja tompel itu di hilangkan. Mungkin Amelia akan terlihat cantik. Sayangnya tanda lahir itu hilang kalau Amelia melakukan operasi plastik. Sedangkan orang tua Amelia tidak setuju kalau Amelia melakukan operasi plastik. Sempat mereka berubah pikiran untuk menyetujui ide operasi plastik pada Amelia. Karena mereka sedih melihat anaknya jadi bahan ejekan terus. Namun, Amelia dengan tegas menolaknya. Meskipun sebetulnya Amelia juga ingin tampil dengan cantik seperti perempuan yang lainnya. Remon duduk di kasurnya yang sudah lusuh. Ia melihat buku yang biasa ayahnya baca. Buku itu berjudul jodoh terindah. Remon membaca buku itu. Mendengar atau membaca kata perjodohan rasanya seperti bagaimana begitu. Di zaman yang sudah serba modern seperti sekarang ini, apakah seseorang akan menerima jika dijodohkan? Bagaimana kehidupannya akan berjalan bahagia jika ia dijodohkan? Mengenai perjodohan, sebenarnya ini bukan suatu hal yang menakutkan. Sebaiknya, selama kita ikhlas dan menerima dengan baik jodoh yang dikenalkan ke kita, kita pun bisa hidup sangat bahagia. Melalui perjodohan, tidak sedikit pasangan yang akhirnya mendapatkan cinta terbaik mereka. Remon menutup paksa buku itu. "Sial kenapa juga gue baca buku ini. Ayah ada-ada aja! Kenapa dia mau baca buku cengeng seperti ini!" Umpat Remon sambil melempar buku itu. Salah satu tulisan dalam buku itu memang ada benarnya juga. Remon menikah dengan Amelia karena urusan finansialnya. Ia sudah lelah hidup miskin. Ditambah hidupnya semakin sengsara saat ayahnya yang sakit-sakitan sudah meninggal. Karena sering membawa ayahnya berobat. Mereka terpaksa harus berhutang pada rentenir. Yang setiap bulannya bunganya selalu naik karena tidak pernah dibayar. Remon sering menyarankan untuk pinjam uang pada ayahnya Amelia. Tapi tidak pernah di gubris malah Remon di suruh menikah dengan Amelia. Wasiat ayahnya akan Remon penuhi. Namun, demi mengubah hidupnya yang sudah pengap ini. Bukan karena menerima Amelia menjadi istri sepenuhnya. "Gue harus cepat-cepat menikah dengan Amelia. Supaya gue bisa cepat mengambil semua harta yang dia punya. Setelah itu gue akan buang Amelia. Gue akan cari istri yang lebih cantik dari Amelia. Masa iya, pemilik PT. Golden Fashion punya istri yang buruk rupa. Reputasinya akan menurun dong gengsi Remon!" Sejak tadi Remon berbicara sendiri di depan cermin. Dia seperti orang gila. Semua ini adalah buah dari kelakuan ibunya. Rasa sakit hati pada ibunya yang menelantarkan Remon membekas sampai sekarang. Padahal ibunya yang salah, kenapa Remon malah berniat jahat pada orang lain? Karena memang pola pikir Remon menganggap semua perempuan di dunia ini sama. Hanya sebuah tipu muslihat. "Gue bosan jadi orang baik. Gue akan jadi Remon yang jahat," cetus Remon lagi. Remon sudah banyak memakan asam garam kehidupan. Tidak heran karakter Remon sampai terbentuk seperti ini. Kurangnya kasih sayang dari seorang ibu, karena ditelantarkan sejak kecil. Membuat Remon benci pada seorang perempuan. Semenjak ayahnya meninggal, Remon memang banyak mengalami kesulitan yang bertubi-tubi. Remon harus tinggal di kontrakan sempit ini sendirian. Remon juga harus menyicil hutang-hutang ayahnya pada lintah darat. Belum lagi tunggakan kontrakan yang belum dibayar. Masih untung Remon kuliah tidak bayar. Remon memang cukup pintar, sehingga bisa mendapatkan beasiswa full di kampusnya. Meskipun seperti itu. Biaya kehidupan sehari-hari. Dan tugas-tugas di kampus selalu menuntut Remon. Remon harus bekerja sana sini demi menutupi biaya kehidupannya. Cita-cita untuk menjadi penguasa yang sukses kandas. Semenjak ayahnya bilang beliau memiliki hutang yang sangat banyak. Dan juga tanpa persetujuan Remon, ayahnya main jodoh-jodohkan dengan orang lain. Meskipun anak seorang bos. Namun, melihat wajahnya Amelia. Remon tidak bersemangat. "Tidak ada yang bisa dibanggakan," ucap Remon lagi. Kalau jadi seorang aktor. Remon pasti sudah mendapatkan piala Oskar. Karena Remon berhasil memikat Amelia sampai jatuh kedalam pelukannya. Kemampuannya berakting di depan orang tua Amelia dan Amelia begitu bagus. Sudah seperti siluman yang menyamar. Sifat jahatnya tertutup oleh aktingnya yang berubah menjadi baik. Remon tidak memikirkan dampak kedepannya. Yang ada dipikirannya sekarang hanya ingin merebut harta kekayaan Amelia. Bagaimanapun caranya, Remon akan lakukan. Meskipun harus tahan dengan berpura-pura mencintai Amelia yang sangat lugu. Keluguan Amelia, Remon manfaatkan untuk melancarkan rencananya. Herannya Andre, ayahnya Amelia. Dan Alika ibunya Amelia. Percaya begitu saja dengan lamaran palsu yang Remon lakukan malam itu. Mungkin memang karena Andre sudah memiliki janji tentang perjodohan mereka dengan ayahnya Remon. Jadi Andre tanpa ragu menyetujui lamaran Remon. Bahkan mereka terlihat sangat antusias untuk segera melaksanakan pertunangan dan pernikahan Remon dan Amelia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN