Di atas kursi rodanya, Gita menjerit histeris. Perempuan itu menangisi Helen yang ternyata sudah tiada. “Kenapa? Kenapa enggak ada yang kasih tahu Gita?” ujarnya dengan air mata yang bercucuran di kedua ekor matanya. Hati Gita sangat sakit. Ah tidak. Mungkin kalimat tersebut tidak cukup untuk menjabarkan bagaimana perasaan Gita saat ini. Hancur berkeping-keping. Itulah yang Gita rasakan. Perempuan itu sangat terpukul dengan kenyataan memilukan ini. “Bagaimana bisa? Kalian semua menyembunyikan hal ini dari Gita?” lirih perempuan itu lagi. Gita merasa marah dan kecewa kepada semua orang yang telah menyembunyikan kematian Helen darinya. “Aku ingin melihat jenazah ibu,” ujar Gita memandangi ayahnya. Pak Aron mengangguk pelan. Mengiyakan keinginan putrinya untuk bertemu dengan Helen untu