Mirza menghempas kasar tubuhnya di atas kasur. Pria itu merasa sangat lelah. Tidak hanya tubuhnya, pikirannya pun terasa sangat lelah sebab terlalu banyak yang ia pikirkan akhir-akhir ini. Mulai dari masalahnya dengan sang saudara tiri—Bintang, hingga permasalahan yang berkaitan dengan Gita. Semuanya membuat Mirza merasa sangat pusing tujuh keliling. Baru saja pria itu memberikan kenyamanan pada tulang belakangnya. Terdengar suara bel yang dibunyikan oleh seseorang. Membuat Mirza harus beranjak dari posisi tidurnya kemudian berjalan menuju pintu. “Siapa sih yang bertamu malam-malam begini. Enggak tahu apa sekarang waktunya istirahat,” gerutu Mirza disepanjang jalan menuju pintu. Padahal sekarang masih pukul delapan malam. Masih belum terlalu larut untuk seseorang bertamu. Dengan sediki