Mirza merasa ada yang salah pada dirinya saat matanya beradu pandang dengan Gita. Darah dalam tubuhnya tiba-tiba mendesir. Bahkan detak jantungnya sekarang berpacu dengan sangat cepat. Ada apa gerangan ini? Apakah Mirza sedang jatuh cinta pada perempuan yang masih setia menatap dirinya itu? Membuyarkan tatapannya, Mirza mengedarkan pandangan ke sembarang arah. Ke arah mana pun asal tidak lagi bertatapan dengan Gita. “Tuan,” panggil Gita begitu lembut. Menepuk pelan bahu Mirza yang tengah menatap pohon kelapa. “Ya?” sahut Mirza spontan, detik berikutnya ia tiba-tiba tersadar akan sesuatu, “Heh Gita, gue perhatikan lo kadang manggil gue ‘Tuan’ kadang manggil gue ‘Mirza’. Coba yang konsisten kalau manggil orang tuh,” ujarnya. Gita berdeham pelan, kemudian menjawab, “Hehehe, maaf. Aku se