Suasana makan malam terasa sangat canggung. Gita yang dipaksa untuk makan malam, mengunyah makanannya dengan begitu malas. Perempuan itu memalingkan wajah ke sembarang arah. Berusaha untuk menghindari Mirza yang sedari tadi memang terus menatapnya. “Kenapa sih lihat – lihat?” ketus Gita merasa tidak nyaman karena Mirza terus menatap wajahnya. “Ya, nggak kenapa – kenapa. Gue cuman pengin mandangin lo doang,” sahut Mirza begitu santai. Gita merotasi kedua matanya dengan malas. “Cih, mending pandangin tembok daripada aku,” cicit perempuan itu. Sungguh Gita merasa sangat risih dengan sikap Mirza kali ini. Bukannya berhenti memandangi Gita. Mirza malah semakin memantapkan pandangannya hingga membuat Gita benar-benar salah tingkah. “Gue nggak berminat mandangin tembok.” Mirza membalas den