Bab 17

1448 Kata

Keesokan harinya, pukul 04.000 pagi dini hari aku terbangun. Aku sengaja bangun lebih awal berniat untuk pergi dari rumah Mas Rangga secara diam-diam. Pelan-pelan Ku ambil tas yang sudah kusembunyikan tadi malam di bawa tempat tidur supaya tidak menimbulkan suara. Sebelum aku pergi, aku mengambil secarik kertas hendak menulis surat untuk Mas Rangga agar ia tidak mencariku nanti. Ku tulis kata demi kata sambil sesekali menyeka air mata yang menganak di sudut mataku. “Mas, aku pergi. Maafkan aku bila aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu Mas, aku sangat mencintaimu Mas. Aku hanya ingin kau bahagia, selama bersamaku kau selalu mendapat kesulitan hidup. Maafkan aku Mas.” Aku memegang dadaku yang terasa sesak, sangat berat bagiku untuk melepaskan Mas Rangga. Tanpa sadar tanganku me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN