BAB 22. Sekilas Tentang Ayah Mentari

1174 Kata

Sebenarnya Mentari keberatan, tapi pinggangnya memang terasa nyeri sekali. Apalagi di bagian belakang, bagaimana mungkin dia akan mengobatinya sendiri, kelihatan juga tidak. Maka gadis itu memilih pasrah saja untuk saat ini. Arion mulai menyingkap bagian belakang piyama Mentari. Ada memar berwarna kemerahan di sana, dan juga agak bengkak. Arion menyentuh bagian merah itu dengan tangannya, perlahan. “Aduh, sakit!” pekik Mentari. “Sebentar ya, aku ambil obat dulu.” Lalu Arion berdiri dan menuju pada kotak obat yang tergantung di tembok di area ruang tamu di kamar itu. Mentari baru menyadari ada kotak obat yang cukup besar di sana. Saat Arion mengoleskan obat yang berupa gel itu, terasa dingin pada kulit Mentari. Otomatis terasa lebih nyaman sekarang. “Terima kasih,” ucap Mentari. “Sama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN