Drrtt! Drrtt! Hana mengucek matanya, ia mendesah saat ponselnya menampilkan nama Ines. Sebetulnya Hana merasa malas menerimanya, sebagai manusia biasa. Ia selalu teriang dengan perbuatan keji Ines yang menusuknya dari belakang. Tapi kini wanita itu seolah begitu membutuhkannya. Ada apa ini? Mengapa takdir bisa cepat berganti “Hallo, iya, Nes?” Hana memperkirakan Ines menelpon karena ingin mengajaknya melihat hasil pemeriksa kehamilan di rumah sakit. Seolah membanggakan kehamilannya pada orang yang tidak tepat. Seseorang yang juga pernah bermimpi bisa mengandung benih James. Siapa lagi kalau bukan dirinya Tapi dugaan Haa segera lenyap ketika mendengar suara Ines dari seberang telepon. “Hana … hah … hah … haaah … tolong aku, Hana, aku mau melahirkan,” lirih Ines sembari menahan sakit d