Kami ke rumah bunda untuk hari ini. Karena Mas Satya harus memilih rumah yang benar-benar cocok untuk kami tempati ke depannya. Bunda tidak banyak tanya, hanya langsung menyambut dengan senang hati. Mas Satya sama sekali tidak mampir sebentar pun, langsung menancap gas, pergi. Dia harus bekerja hari ini, sementara aku dibiarkan istirahat selama beberapa hari. "Bunda nggak tau rahasianya Mas Satya gitu?" tanyaku penasaran ketika Bunda sudah membawakan secangkir teh hangat. Beliau duduk di sofa seberangan denganku, menyalakan televisi agar suasana menjadi santai. "Dia nggak cerita apa-apa sama kamu?" Bunda balik tanya. Aku menggelengkan kepala sekali, ragu. "Berarti nggak ada rahasia," ucap Bunda kemudian. "Satya lebih terbuka kok daripada Satria. Bahkan, dia jatuh pun, dia bakalan ceri