"Pa!" teriak Ramon ketika melihat sang papa sudah menyambar kunci mobil di atas meja dekat pintu kamarnya, Mahendra sendiri sudah begitu rapi dengan snelli lengan panjang kebanggannya. "Apaan sih? Kamu kenapa masih pakai kolor, nggak dinas?" tanya Mahendra yang menatap lekat-lekat anak sulungnya itu, pasalnya Ramon masih tampak begitu berantakan dengan kaos putih dan celana kolor favoritnya. "Dapat jatah siang, Pa. Lagian juga nanti habis ini mau daftar ke kampus," jawab Ramon santai. "Serius sudah mau sekolah lagi?" Mahendra menatap sang anak lekat-lekat. Pasalnya memutuskan untuk mengambil spesialisasi itu bukan hal yang mudah. Tidak dapat gaji dan masih harus membayar, kalau tidak punya duit banyak, mana bisa? Dan Hendra tidak mau main-main, ia akan kembali mengelontorkan uang banya