EMPAT PULUH TUJUH

1090 Kata

Ramada menoleh gusar pada pintu depannya yang diketuk dengan tak berperinkepintuan oleh orang yang tak bertanggungjawab. Teknisnya, dia sedang memelototi orang yang mengetuk pintu. Namun karena terhalang pintu, yang jadi sasaran pelototannya adalah si pintu. Pintu oh pintu… Dia baru selesai minum, break sebentar setelah mengerjakan dan mengecek laporan gudang sekaligus workshop di sini, dan beberapa showroom yang berlokasi di Jakarta untuk kebutuhan marketing. Sepertinya yang datang tahu persis kapan harus mengganggunya. Dia meletakkan gelas kosong yang barusan dipakainya di wastafel untuk dicuci keesokan harinya dan beranjak untuk membukakan pintu bagi siapa pun yang datang. "Lama banget, sih!" "Gusti… Fara! Kamu mau bikin aku diusir dari sini, apa? Tiap datang pasti ribut. Datang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN