TIGA PULUH LIMA

1477 Kata

Matanya memicing memandangi bagian belakang mobil yang tadi dinaikinya kini meluncur pergi meninggalkan lapangan parkir banknya. Debu berterbangan di sekelilingnya dan matahari jam dia siang amat bersemangat memancarkan sinarnya yang penuh UV A dan UV B. "Mau ke kolam renang, Pa! Maa nggak ikut, ya? Yaah…" Suara Niel yang ceria saat mereka akan berpisah tadi masih terngiang di telinganya. Terdengar ceria dan penuh antisipasi. Yura merasa sedikit tercubit hatinya karena Niel jarang bersikap seperti itu padanya lagi. Mungkin karena dia yang jarang bisa meluangkan waktu, sehingga Niel menjadi amat toleran. Namun tetap saja, rasa bersalah yang bercokol di hatinya tetap tak mau pergi. Belum lagi kalimat Ramada tepat sebelum Niel masuk tadi, "Tapi kalau untuk serius, aku berharap aku bisa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN