Bagian 5

1259 Kata
"Mas!" panggil Roselina. Gusaf terkejut. "Oh Ros..." kikuk Gusaf. "Mas mau ke mana? Ke kamar mandi? Mari aku anterin." Tawar Roselina. "Aku...mau...." ucapan Gusaf terhenti karena perubahan ekspresi wajahnya. Roselina mengerutkan keningnya melihat perubahan ekspresi suaminya. "Mas mau apa? Nanti aku ambilin," ucap Roselina. Gusaf diam, antara ragu dan tidak, tapi ini harus dilakukan. "Roselina juga istriku, dia juga harus tahu...tapi aku harus memastikannya dulu, apa benar dia putriku," batin Gusaf. "Sarapan apa yang kau buat?" tanya Gusaf mengalihkan pembicaraan. "Ah ya aku buatkan bubur ayam untukmu mas, kau suka?" jawab dan tanya Roselina. "Aku ingin sup ayam saja, bisakah kau buatkan untukku?" permintaan Gusaf. "Oh baiklah tunggu sebentar ya aku akan buatkan untukmu," sanggup Roselina. kemudian dia keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur membuat sup ayam seperti keinginan suaminya. Roselina dan Gusaf waktu muda saling mencintai, mereka merupakan teman semasa kuliah dan berlanjut setelah mereka mendapat pekerjaan. Gusaf dan Sacha Randiar atau ibu Savanna dan kedua saudaranya itu, sebenarnya mereka dijodohkan, Gusaf tak bisa apa-apa selain memenuhi permintaan terakhir mendiang ibunya sebelum beliau meninggal. Ibu Gusaf atau nenek Savanna, Desy Aulia Sari berteman baik dengan ibu Sacha, Desy dulu waktu muda pernah mengalami kesusahan, sebuah tragedi yang mengerikan, dia pernah diculik oleh kawanan orang-orang yang profesinya menjual gadis-gadis ke luar negeri, sampai di Amerika mereka di sekap di sebuah gudang yang tidak terpakai, singkat cerita waktu itu Diana Melbrock dan beberapa kawan lelakinya tak sengaja melewati tempat disekapnya mereka, mengetahui di dalam ada orang, Diana Melbrock dan kawannya itu membantu membebaskan mereka, termasuk Desy yang saat itu ditawan. Lalu pertemanan mereka berlanjut hingga beberapa belas tahun Desy mengetahui bahwa Diana menikah dengan orang Indonesia dan memiliki seorang anak gadis, betapa girangnya Desy mengetahui itu, ingatan di masa lalu muncul, dia bertekad akan membuat mereka menjadi keluarga, Desy meminta suaminya Farhan Wiraya untuk menjodohkan Gusaf dan Sacha, perjodohan berlangsung dan beberapa bulan setelah pernikahan Gusaf dan Sacha, Desy menghembuskan nafas terakhir karena kanker paru-parunya, Gusaf dan Farhan sangat terpukul atas kepergian Desy, selang satu tahun Diana dan suaminya Sardin Randiar menyusul karena kecelakaan kapal laut yang menimpa mereka, meninggalnya kedua orang tua Sacha menjadi pukulan berat baginya, Sacha sering melamun, dia tahu bahwa suaminya ini tak pernah mencintainya, dia mencintai orang lain, betapa sakitnya hati Sacha, selang beberapa tahun Sacha mengandung Savanna dan Serafina, pada usia kandungannya yang ke 4 bulan, menurut dokter anak keduanya mengalami kelainan genetik dan harus dikeluarkan segera, atau akan mengancam anak yang lainnya, Sacha yang mengetahui itu tentu saja menolak keras. Selang 4 bulan kemudian ayah mertuanya di kabarkan meninggal karena kecelakan mobil yang dikendarainya. Meninggalnya sang ayah mertua membuat Sacha lebih depresi pasalnya tak ada yang menyayanginya lagi dengan tulus selepas kepergian kedua orang tua dan ibu mertuanya, selama satu bulan Sacha dirawat di rumah sakit karena mengalami pendarahan, saat itu dia mengetahui bahwa suaminya Gusaf berniat ingin mengeluarkan salah satu anak mereka, dia juga mengetahui bahwa Gusaf masih berhubungan dengan wanita yang dicintainya, Roselina. Sacha mati-matian mempertahankan anak bungsunya sampai pada ia melahirkan dan pertengkarannya dengan Gusaf tak bisa dihindari, Gusaf ingin menikah dengan Roselina, Sacha marah selang satu jam setelah dia melahirkan dia membawa lari anak bungsunya, dia bertekad jika anaknya pergi maka dia juga harus pergi. Selang satu tahun setelah kepergian Sacha dan bayinya, Gusaf menikah dengan Roselina. Roselina divonis dokter tidak bisa mengandung, rahimnya bermasalah. Terkadang Roselina berpikir ini adalah karma untuknya karena dia sudah merebut suami orang lain, makanya Tuhan memberi hukuman ini padanya. Roselina bangkit dari keterpurukannya dan mengasuh anak-anak Sacha dan Gusaf, dia sudah bertekad bahwa anak Gusaf juga anaknya. Sacha lari menjauh dari Jakarta ke Bandung, dia tak punya sepupu atau sanak saudara, hidup sendiri dengan putri bungsunya yang mempunyai kelainan genetik. Pertumbuhan Savanna sempat terhambat, putrinya mengalami gangguan penglihatan dan suatu saat terancam buta, namun Sacha tidak putus asa dia mencoba menerima apapun keadaan putrinya itu, hingga putrinya berusia empat belas tahun beberapa bulan kemudian Sacha meninggal karena sakit keras, tidak adanya uang dan keterbatasan ekonomi membuat ia pasrah akan nasibnya, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Sacha sempat memberitahukan putri bungsunya, Savanna bahwa dia memiliki dua orang kakak dan ayah, cerita masa lalu mengalir dari mulutnya dan di dengar baik oleh Savanna, putrinya. Sacha yang sadar bahwa dia tak bisa menjaga putrinya lagi memilih menyuruh Savanna pergi menemui Gusaf dan hidup dengan kedua saudaranya. Savanna kala remaja itu tidak merespon apa-apa, selang satu minggu setelah kepergian ibunya, Savanna bertekad dia tidak akan menemui ayah dan saudaranya lagi. Untuk apa pergi menemui orang yang bahkan ia belum lahir saja tidak menginginkan keberadaannya, Savanna yang masih remaja itu tinggal di sebuah rumah kecil peninggalan ibunya, dia bekerja apa saja demi kebutuhannya, mencuci bahkan mengangkut barang, pada umurnya yang ke delapan belas tahun setelah menamatkan pendidikan SMA nya Savanna bekerja di sebuah gudang penyimpanan rempah-rempah, karena tidak memiliki uang untuk melanjutkan pendidikannya dia terpaksa mengambil pekerjaan itu, pekerjaan itu pun membantunya dalam membangun perekonomiannya, dengan keadaan matanya yang bisa melihat pada malam hari dan keadaan gelap memudahkannya untuk mengambil pekerjaan itu, dua tahun kemudian Savanna bekerja di toko bunga milik bibi Sumitra Larasati, menjadi pengantar bunga pada siang hari tak buruklah pikirnya, begitulah lika-liku kehidupan Savanna. Lain halnya dengan Serafina yang selalu dimanjakan, minta apapun pasti dikabulkan, hidup mewah dan bisa melanjutkan pendidikan menjadi seorang perancang busana membuatnya terkenal, sifat manja dan cengengnya itu ciri khasnya selalu mau yang instan, tak pernah sudi keluar berpanas-panasan seperti kembarannya yang bekerja demi kehidupannya, Serafina Sasha Wiraya gadis yang penuh dengan kemewahan. Alfario Arsyan Wiraya atau kakak laki-laki Savanna dan Serafina menempuh pendidikan di salah satu universitas terkenal di London, Inggris, Oxford University, mengambil jurusan pertanian dan masternya di sana, lalu melanjutkan usaha kakeknya di bidang perkebunan, Alfario saat ini menjadi salah satu Pimpinan di salah satu cabang perusahan mereka, awalnya mereka tinggal di Jakarta, tapi lima tahun lalu mereka pindah ke Bandung karena kondisi geografis Bandung yang mendukung perkebunan teh mereka. Alfario tahu Roselina yang di panggil mami sekarang ini bukan ibu kandungnya, dia juga tak tahu-menahu mengenai masalah yang di alami kedua orang tuanya, yang dia tahu ibunya pergi meninggalkan dia dan adik yang di kira bungsu itu bersama sang ayah, dia juga tak tahu bahwa dia memiliki adik lain lagi. Hampir setengah jam dan Roselina belum juga kembali dengan sup ayamnya. Ini kesempatan untuk Gusaf mencari tahu kebenaran yang dicarinya. Gusaf mengambil telepon geganggamnya dan menelepon seseorang. "Alan, bisakah aku minta bantuanmu?" tanya Gusaf lewat telepon. "Yah kawanku apapun itu..." jawab Alan, teman Gusaf semasa kuliah. "Aku ingin anak buah terpercayamu mencari tahu seorang gadis pengantar bunga yang memiliki wajah mirip dengan putriku Serafina," ucap Gusaf. Alan diseberang telepon mengerutkan keningnya. "Maksudmu? Mencari gadis yang mirip dengan Serafina, putrimu?" tanya Alan. "Yah, kulitnya coklat, menggunakan kacamata dengan lensa tebal, dan warna manik matanya kelabu, kalau kau temukan gadis yang kucari segera hubungi aku, aku mengandalkanmu," ucap Gusaf. Alan manggut-manggut tanda mengerti. "Baiklah aku akan membantu...tapi ingat kau hutang penjelasan padaku," sanggup Alan. "Akan ku jelaskan nanti, terima kasih." Ucap Gusaf. "Tak masalah untukmu," balas Alan. Selang beberapa detik sambungan telepon terputus bunyi pintu terbuka. Ceklek. Muncullah Roselina. "Mas..." panggil Roselina. Tubuh Gusaf menegang. "Maksud mas apa dengan mencari gadis yang mirip Serafina? Tukang pengantar bunga?" tanya Roselina. Gusaf bergeming di tempat. Masih dalam posisi yang sama. Roselina tak mendapat jawaban dari suaminya, bertanya lagi. "Mas...kenapa diam? Jawab mas," tuntut Roselina. Perlahan Gusaf berbalik dan menatap istrinya.  Namun Gusaf masih saja diam, memandang nanar istrinya ini. Roselina tak menyerah. "Kenapa mas diam? Jawab dong mas, tadi aku tidak salah dengar kan mas? Mas minta bantu Alan untuk mencari gadis yang mirip dengan Serafina?" tanya Roselina lagi. "Kenapa diam mas?" tanya Roselina. Gusaf menarik nafas dan hembuskan. "Kalau aku cerita apakah kau akan mendengarkanku?" tanya Gusaf. Roselina mengangguk. "Kalau ku bilang aku mencari putriku yang lain apakah kau akan mendengarkanku?" tanya Gusaf. PRANG ...........
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN