Ia memerhatikan dirinya di depan cermin kamar mandi sambil menyentuh dagunya. Wajahnya dimiringkan ke kanan lalu ke kiri. Rambut halus pada dagunya serasa menyengat jemari Darren. Padahal baru beberapa hari lalu ia mencukurnya dan sekarang perlu di cukur lagi. Darren mengambil krim cukur dari dalam tas kecil di atas wastafel yang diletakkannya tadi. Ia membubuhi bagian dagunya dengan krim berwarna putih tersebut, sampai ke rahangnya yang mana dekat dengan telinga. Hari ini merupakan hari keduanya bekerja di kediaman Guan. Entah apa lagi yang akan dilakukan Rose Guan padanya nanti. Eh, tetapi kaki gadis itu masih sakit dan kemungkinan tidak akan pergi ke mana-mana, pikir Darren. Akankah dia bisa istirahat dan menjalankan tujuannya hari ini? “Terlalu cepat berasumsi hanya akan membuatk