“Apa?” Arkana menatap serius Lita yang tampak sangat bingung sesaat setelah selesai menerima telepon dari pengacara Mahesa. “Pengacara Mahesa bilang, istrinya ingin mengadopsi Mahesa karena mereka belum juga punya keturunan. Mereka bilang, mereka menyayangi Mahesa—” “Menyayangi tidak harus mengambil alih Hesa. Sayang ke Hesa apa sayang warisannya?” sinis Arkana yang meraih segelas air putihnya, meminumnya. Kemudian, ia menempelkan gelas yang isinya langsung ia tandaskan itu pada kening Lita yang sampai cukup ia dorong. Istrinya itu refleks terpejam menerima perlakuan kekesalan sekaligus jailnya. “Jangan menanggapi semuanya dengan hati lebih-lebih perasaan. Kadang, kita juga wajib jadi orang jahat biar mereka segan bahkan takut.” Lita berangsur mengambil gelas Arkana kemudian memegangnya