Haris memandang Angel yang tengah bersenda gurau dengan salah satu teman cowoknya. Membuat Haris meradang, bukan Haris tidak cemburu. Hanya saja, apa yang sudah ia miliki tak bisa berbagi pada siapapun. Angel sudah menjadi istrinya.
Angel lalu pamit untuk ke kamar mandi, karena kamar mandi sedang digunakan untuk teman perempuannya ia memutuskan untuk ke kamar mandi kamarnya.
"Ab-bang!"Angel tak bisa mengimbangi Haris yang tiba tiba menciumnya dengan sangat kasar. Bahkan sesekali pria itu memasukkan lidahnya dan menggigit bibir ranum milik Angel.
Angel hanya bisa memukul d**a Haris sebagai tolakan. Namun Haris malah mencekal tangan Angel dan menyuruhkan memegang tengkuknya.
"Abang gila!"kesal Angel kala Haris melepas tautan bibirnya dan menyapu permukaan bibir Angel yang basah.
"Kamu nakal,"
"Nakal apa sih!?"tanya Angel tak terima.
"Kamu jauh jauh dari temen cowokmu itu atau temenmu saya cari identitasnya."Angel menatap Haris tajam.
"Abang apa apaan sih! Kan kita juga udah buat perjanjian nggak boleh hubungan fisik. Kok abang main nyosor Angel?"Haris diam berjalan keluar kamar meninggalkan Angel.
.........
Angel yang baru mengantar teman temannya mendekati Haris yang tengah menelepon seseorang dibalkon. Gadis yang notabennya kepo itu membuatnya menguping dibelakang Haris.
"Bunuh dia,"Angel melotot. What!?
"Sekali pengkhianat tetep pengkhianat. Bunuh dia,"Angel mundur pelan pelan hingga tak sadar menyenggol gelas kopi milik Haris.
Pyarr....
Haris berbalik dan menatap Angel yang tengah mengambil potongan beling itu. Dengan cepat Haris mendekat, setelah mematikan telepon dan menahan tangan Angel yang bergetar mengambil beling.
"Kamu denger saya telepon?"Angel hanya diam. Gadis itu tampak shock dan hanya menatap pecahan kaca didepannya.
Haris berdecak lalu mengangkat Angel untuk ke kasur.
"Kamu denger saya telepon?"ulang Haris.
"A-angel denger. Ab-abang ma-mau b-bu--bunuh orang kan?"Haris menatap Angel tajam.
"Angel nggak habis pikir. Abang kejam banget."ujar gadis itu memilin jemarinya sembari menunduk takut.
"Abang beneran bunuh orang?"Angel mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menatap Haris.
"Menurut kamu?"Angel menggeleng.
"Abang kejam!"ujarnya lalu bangkit, saat akan melangkah Haris menarik gadis itu hingga punggung Angel membentur d**a bidang Haris.
"Sok tau, saya bunuh anjing yang jaga markas. Dia nyerang anak buah saya sampai masuk rumah sakit."Angel berbalik.
"Abang serius?"Haris mengeluarkan ponselnya lalu ditunjukkan anak buahnya yang berdarah membuat Angel sedikit mual.
"Ihhh banyak darah, Angel nggak suka."ujarnya mendorong ponselnya Haris.
"Liat yang ini kalau kamu nggak percaya."Haris kembali menampakkan anak buahnya yang sudah di rumah sakit di perban.
"Ihhh lucu. Itu siapa bang?"
"anaknya."malas Haris kala Angel malah fokus dengan anak yang tengah menyusu pada ibunya.
"Lucu."
"kamu mau?"Angel mengangguk.
"Angel suka anak kecil."ujarnya senang.
"Kita buat."
"i---what!?"Haris langsung menyudutkan Angel ditembok, pria itu seperti tadi dengan kasar seperti kelaparan mencium Angel.
"Abang! Kita udah sepakat nggak ada sentuhan fisik. Angel mau kuliah dulu,"ujar gadis itu setelah berhasil mendorong dan melepas ciuman Haris.
"Saya nggak tahan."ujar Haris laku kembali melakukan kegiatan yang sempat terputus itu.
Lalu tanggannya mulai merasa gunung kembar milik Angel yang selama beberapa hari ini selalu ia pandangi kala ia tidur. Ia tak munafik, ia juga seorang pria.
"Ahh..."Angel terpekik kala Haris dengan sekali gerakan berhasil mengekspos tubuhnya dan hanya tersisa celana dalam dan bra miliknya.
"Ab-abang. Angel nggak siap."ujar Angel menutupi dadanya kala Haris menatap dengan tatapan penuh nafsu.
"Harus siap, mama pengen cucu."Angel menggeleng.
"Angel belum siap."ujar gadis itu. Namun Haris perlahan mencoba melepas bra yang Angel tahan.
"Angel belum siap."Haris menghela napas lalu melepas semua pakaiannya tak menyisakan apapun membuat Angel membeku ditempat.
"Saya sudah siap dan nggak mau nunggu lagi."ujarnya.
Lalu dengan sekali gerakan Haris lagi lagi berhasil membuat barang kembar milik Angel tersekspos sempurna. Mata Haris menatapnya penuh takjub.
"Kamu punya sesuatu yang indah di balik pakaian kamu."pujinya.
Pria itu mulai mendekati barang itu.
.....
"Hiks kalau Angel hamil gimana."
"gapapa."jawab Haris tenang.
"Tapi Angel mau sarjana dulu,"ujar gadis itu sesenggukan di d**a Haris.
"Kuliah bisa nerusin kapan aja, lagian kamu nggak usah kuliah, nggak usah kerja, saya kasih apa yang kamu mau."Angel menggeleng.
"Pokoknya kalau Angel hamil ini salah abang!"
"iya salah saya."Angel bangkit, sembari menarik selimutnya.
"Kamu masih malu?"tanya Haris.
"Menurut abang?" Haris yang tengah tidur itu diam.
"Abang kasar! Angel nggak suka. Abang paksa angel, abang kasar sama angel, abang ingkar sama kesepakatan kita."Haris memutar mata malas.
Memang pertama dirinya merasa perjanjian itu sangat menguntungkan karena mereka tak saling kenal dan tak sama sama minat dengan pernikahan ini. Namun lama lama Haris terpancing, kala dirinya melihat Angel keluar dengan handuk saja atau kalau gadis itu mengenakan baju tidur yang menurutnya sangat seksi.
"iya."balas Haris.
"ini pertama dan terakhir pokoknya!"Haris mendelik.
Angel bangkit sembari melilitkan selimutnya membuat Haris yang tak memakai apapun terlihat, dan Angel menatapnya malu sendiri berbeda dengan Haris yang masa bodo.
"Aaaaaaaaa saaaakiiitttt..."teriak gadis itu kembali duduk.
Haris yang melihatnya hanya diam.
"Abang jahat bikin angel sakit, angel besok harus kuliah. Kalo nggak bisa jalan gimana"gadis itu kembali menangis membuat Haris memutar bola mata lagi lagi.
Pria itu lalu bangkit setelah memakai celana boxer miliknya.
"Ayo, saya gendong lepas selimutnya."Angel tentu menggeleng dan semakin mengerahkan selimutnya.
"Abang awas kalau macam macam! Angel teriak!"
"Terserah kamu. Kalau nggak mau lepas jalan sendiri, saya mau---"
"iya, tapi abang nggak boleh liat. Abang gendong Angel nggak boleh aneh aneh. Angel cape,"Haris tak menggeleng tak juga mengangguk.
Angel melepas selimutnya lalu Haris gendong ke kamar mandi.
"Abang mau ngapain? Keluar!"ujar Angel setelah Haris menurunkan ke bathtub yang sudah diisi air.
"Saya mau mandi."
"nggak!abang mandi bawah!"
"yaudah saya mandi bawah, nanti kamu jalan sendiri."ujar pria itu baru beberapa langkah suara perempuan itu membuat Haris diam diam tersenyum senang laku berbalik.
Pria itu melepas celana boxernya dan ikut masuk ke bathub di belakang Angel.
"Abang ngapain ikut masuk!?"
"saya mau mandi. Kamu nggak usah teriak teriak,sini saya elus biar nggak sakit."Angel melotot kala tangan lancang milik Haris mengelus miliknya yang sakit karena kegiatan tadi.
"A-abang.."lirih Angel berusaha melepas tangan Haris.
"Saya nggak ngapa ngapain, saya tau kamu cape. Saya elus biar ngga sakit. Kamu diam aja."Angek hanya bisa menggigit bibir kala tangan Haris terus mengelus miliknya di bawah sana, walau tanpa merasa raba itu cukup membuatnya sedikit terangsang.
"Abang. Udah."Haris menurut lalu tangannya beralih ke ke perut rata Angel. Keduanya sama sama diam. Namun Haris menikmatinya.
"Saya nikah satu seumur hidup. Saya mau punya anak, kamu pasti au maksud saya."