BAB 19

2026 Kata
Kehidupan Chloe, Eric, dan Amanda berubah seratus delapan puluh derajat setelah mereka diizinkan tinggal oleh Sang Raja alias ayah kandungku di istana kerajaan Spanyol. Mereka bertiga tampak terharu dan bahagia mendengar kabar tersebut secara langsung karena mereka tidak perlu lagi berurusan dengan warga yang haus darah dalam perburuan penyihir yang kini sedang berlangsung. Aku juga senang melihat mereka gembira atas keputusan dari Sang Raja, itu juga berkat desakanku pada ayah dan akhirnya aku berhasil membujuk pak tua itu untuk menuruti kemauanku. Eric, Chloe, dan Amanda diberikan berbagai fasilitas mewah di istana, termasuk kamar tidur pribadi yang sangat megah. Aku tahu ada banyak sekali kamar yang kosong di istana ini, dan lebih baik kamar-kamar tersebut diisi oleh orang lain daripada dibiarkan kosong seperti itu, bukan? Tentu saja, tidak sembarang orang dapat tinggal di kamar-kamar tersebut. Hanya orang-orang terpilih saja yang boleh menghuni kamar-kamar itu, contohnya seperti ketiga temanku ini. Meskipun aku senang pada keputusan ayahku, tapi masih ada banyak resiko yang perlu kuhadapi agar ketiga sahabatku bisa tinggal dengan damai dan bebas di istana ini. Contohnya, para bangsawan yang tinggal di istana, terutama keluarga kandungku, tampak selalu memberikan tatapan sinis terhadap Eric, Chloe, dan Amanda. Mereka masih tidak suka terhadap keputusan ayahku yang mengizinkan tiga sahabatku tinggal di sini. Aku mencoba mengabaikan itu, selama para bangsawan tidak mengganggu Eric, Chloe, dan Amanda secara berlebihan, aku tidak akan bertindak. Tapi jika sedikit saja mereka mengganggu melebihi batas wajar, maka aku akan melakukan balasan yang lebih kejam. Aku tidak peduli siapapun itu yang mengganggu tiga sahabatku, aku dengan senang hati, akan meladeninya. Sejauh ini, masih belum ada gangguan yang kurang ajar dari kalangan bangsawan ataupun keluargaku. Mereka masih mencoba untuk bersikap normal seperti biasanya dan aku senang pada hal tersebut. Namun, pada suatu malam, Chloe berbicara padaku kalau dia cukup terganggu dengan tatapan-tatapan sinis dari para bangsawan, karena itu terjadi setiap hari dan setiap saat. Aku menghibur Chloe untuk tidak perlu mengkhawatirkan itu karena mereka pasti masih belum terbiasa dengan kehadiran orang asing, tapi meskipun aku bilang begitu, dalam hatiku aku sangat kesal dan aku akan memberi mereka pelajaran atas apa yang telah mereka lakukan pada salah satu sahabatku. Meskipun itu hanya sekedar tatapan sinis, tapi jika dilakukan setiap saat, siapa pun pasti akan sangat risih dan terganggu. Itulah awal di mana aku langsung murka, di sore harinya, aku langsung masuk ke dalam ruang keluarga, dan banyak bangsawan sedang berkumpul di sana, mereka sedang tertawa dan mengobrol riang bersama keluargaku dan ketika aku hadir di depan mereka, suasana langsung sepi. Tanpa basa-basi, aku langsung mengatakan pada mereka untuk tidak lagi memberikan tatapan sinis pada tiga sahabatku karena itu sangat mengganggu mereka. Jika para bangsawan masih melakukannya, aku akan membawa kasus ini ke ruang sang raja agar semuanya jadi rumit dan memakan waktu berhari-hari untuk proses sidangnya sehingga mereka tidak punya cukup waktu luang untuk bersantai ria seperti ini karena harus mengurusi proses sidang setiap hari. Mendengar itu, wajah mereka semua berkeringat, tampak ketakutan dan cemas, dan aku memicingkan mataku dengan menekankan agar tidak ada lagi yang mengganggu sahabat-sahabatku atau mereka akan berhadapan dengan hari-hari yang super sibuk. Setelah itu, aku langsung pergi dari ruangan itu dan lega karena telah mengungkapkan semua itu pada mereka secara langsung. Aku harap dengan itu, mereka bisa mengubah sikap mereka menjadi lebih baik dan lebih ramah terhadap sahabat-sahabatku karena aku ingin Eric, Chloe, dan Amanda mendapatkan kenangan yang menyenangkan di istana ini. Aku langsung mengunjungi Chloe di kamarnya dan menceritakan semua itu padanya. Dia kaget dan tidak menyangka aku akan melakukan hal itu, Chloe benar-benar bingung harus bilang apa sekarang. Aku bilang aku cukup senang jika dia berterima kasih padaku, dan Chloe tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya padaku. Aku juga menyempatkan untuk berkunjung ke kamar Eric dan Amanda, menceritakan hal yang sama pada mereka. Eric hanya tertawa sementara Amanda terkejut, tetapi pada akhirnya mereka sangat berterima kasih pada upayaku yang berusaha menciptakan ruang yang aman di istana ini untuk mereka, bagi mereka itu adalah tindakan yang sangat mulia. Aku dengan sengaja menyombongkan diri bahwa beginilah diriku, selalu memperjuangkan keadilan untuk semua orang, dan mereka semua tertawa saat mendengarnya. Keesokan harinya, Eric mengajakku memancing di sungai belakang istana, aku langsung ikut menemaninya dan di sana kami bersenang-senang. Awalnya hanya sekedar memancing, tapi saat kami sudah mendapatkan banyak ikan, Eric memutuskan untuk berenang di sungai dan aku bergabung dengannya. Rasanya sangat dingin, itu adalah pertama kalinya aku berenang di sungai, jadi tubuhku benar-benar masih dalam proses beradaptasi. Sementara Eric tampak begitu aktif, dia bisa berenang kesana-kemari dengan bebas tanpa sedikitpun merasa dingin sepertiku. Karena tidak kuat berlama-lama di sungai, aku langsung naik lagi ke daratan dan mengeringkan tubuhku di bawah sinar matahari. Aku masih menggigil tapi itu sudah jadi lebih baik. Eric menertawakanku karena aku sangat payah dalam berenang, padahal bukan itu yang jadi masalahku. Tapi aku hanya tersenyum dan menonton aksi berenang yang dilakukan Eric di sungai. Malam harinya, aku berkunjung ke kamar Amanda, tapi dia tidak membuka pintu, apakah gadis itu sedang tidak ada di kamarnya? Mungkin saja dia sedang berkunjung ke kamar Chloe, saat aku mendatangi Chloe, dia bilang Amanda sedang ikut memasak di dapur istana bersama para koki. Aku terkesan medengar itu kemudian aku dan Chloe segera berkunjung ke dapur untuk melihat Amanda yang sedang memasak. Ternyata benar, gadis itu sedang sibuk memasak sesuatu bersama para koki dan juru masak istana. Mereka tampak sedang mengajari Amanda untuk membuat makanan-makanan lezat. Aku hanya tersenyum, tidak menyangka kalau Amanda punya minat yang tinggi pada memasak. Itu bagus, jika dia memang sangat menginginkannya, maka akan kuberi pekerjaan untuknya sebagai juru masak istana. Chloe bilang padaku bahwa dari dulu, Amanda memang suka sekali memasak hal-hal yang unik. Aku bilang kenapa menyebutnya ‘unik’? Chloe menjawab bahwa karena Amanda sangat payah dalam memasak tapi meskipun begitu dia sangat suka sekali memasak. Dan Chloe yakin, setelah Amanda mendapatkan pelatihan langsung dari koki profesional, kemampuan memasaknya pasti akan jadi sangat meningkat. Aku dan Chloe tidak sabar ingin melihat Amanda di masa depan, dia pasti sudah sangat ahli dan mungkin bisa jadi ketua di bagian juru masak istana sehingga namanya terkenal di dunia koki. Keesokan harinya, Eric tiba-tiba berkunjung ke kamarku dan mengatakan bahwa dia ingin pergi jalan-jalan denganku. Aku langsung mengiyakan kemauannya dan bersiap-siap untuk pergi bersamanya. Eric bilang dia ingin mengunjungi Prancis dan aku sangat terkejut. Aku pikir jalan-jalan yang dia maksud itu seperti sekedar jalan-jalan di taman atau semacamnya, tapi ternyata bukan. Eric sangat terobsesi dengan negeri lain seperti Prancis dan dia ingin mengunjunginya meskipun hanya sekali dalam hidupnya. Aku mengatakan bahwa itu boleh saja, tapi persiapannya tidak bisa mendadak, setelah berpikir panjang aku mengatakan padanya bahwa kami akan pergi bersama Chloe dan Amanda minggu depan. Eric cukup kecewa saat aku bilang minggu depan, tapi aku segera menjelaskan karena aku harus mempersiapkan banyak hal untuk keberangkatan dan itu akan jadi hari yang cukup sibuk jadi tidak bisa mendadak seperti besok langsung berangkat. Itu sangat mustahil. Namun, Eric tersenyum dan mengucapkan terima kasih padaku karena telah bersedia untuk mengabulkan keinginannya. Aku memberi respon ramah padanya dengan mengatakan bahwa itu bukanlah masalah karena memberi sahabatku hiburan adalah prioritas. Aku berjanji akan membuat sahabat-sahabatku merasa bahagia selama tinggal di istana karena itulah apapun keinginan mereka, pasti akan aku wujudkan, sesulit apapun itu. Kemudian, aku membicarakan soal itu pada Chloe dan Amanda. Mereka berdua memberikan respon yang berbeda, Amanda terlihat semangat dan tidak sabar ingin segera berangkat, persis seperti Eric, sementara Chloe terlihat tidak suka dengan hal itu. Chloe bilang dia tidak suka bepergian sejauh itu karena itu pasti akan sangat melelahkan, sepertinya dia masih trauma setelah kejadian pergi ke kota Paris dengan menggunakan kuda. Namun, aku mengatakan pada Chloe bahwa itu akan berbeda karena kita akan menaiki pesawat terbang. Ya, di zaman ini, pesawat terbang sudah tercipta dan itu hanya bisa dimiliki oleh orang-orang elit saja. Karena aku bagian dari ‘orang-orang elit’ itu, tentunya aku telah memilikinya. Kami para bangsawan telah memiliki banyak kendaraan pribadi masing-masing jadi jika sewaktu-waktu kami ingin berlibur ke pulau lain atau ke tempat yang jauh, kapan saja kami bisa menggunakannya. Itu memang sangat efisien, tapi karena para bangsawan tidak terlalu suka bepergian ke tempat-tempat yang jauh, banyak kendaraan mereka yang akhirnya rusak karena berkarat, lama tidak pernah digunakan. Aku juga sebenarnya sama seperti mereka, jarang bepergian jauh, selain karena aku masih belum cukup dewasa untuk bepergian sendiri, juga karena tidak ada yang membuatku tertarik untuk melihat dunia luar sampai Eric memohon padaku untuk pergi ke Prancis. Itu bagus karena dengan itu, setidaknya kendaraanku jadi punya aktivitas untuk dinyalakan. Malam ini aku sudah bilang pada semua orang di istana, termasuk pada ayahku sendiri bahwa aku akan pergi mengunjungi Prancis minggu depan, dan banyak yang menentang hal itu, menceramahiku bahwa dunia luar itu keras dan sebagainya. Aku hanya tertawa saat mereka yang bilang begitu berasal dari kalangan bangsawan yang sejatinya tidak pernah bepergian ke luar negeri manapun. Aku bertanya-tanya, dari mana mereka mendapat semua omongan itu kalau mereka bahkan tidak pernah membuktikannya sendiri. Tapi aku setuju, dunia luar memang keras, tapi tidak sepenuhnya begitu. Itu tergantung dari diri kita masing-masing, jika kita mampu bertahan di dalam lingkungan yang keras semacam itu, mau hidup di manapun, akan selalu santai, tapi jika mental dan tubuh kita sangat lemah, bahkan hidup di pemukiman rakyat Spanyol saja pasti tidak akan kuat. Rata-rata dari mereka tidak bisa menjawab pertanyaan itu karena mereka belum pernah bepergian ke luar, tapi ayahku bersikeras menentang keputusanku, mungkin karena desakan dari keluarga. Aku tentu saja tidak mau diatur-atur begitu karena aku sudah dewasa dan aku sudah mampu untuk melindungi diriku sendiri. Aku tidak akan mati begitu saja hanya karena berkunjung ke Prancis, lagipula sebelum ini aku sudah terlibat ke dalam insiden perburuan penyihir yang mengerikan. Berjuang bersama Chloe untuk menyelamatkan sahabat-sahabat kami dan itu berhasil. Artinya, aku bukanlah orang yang selemah itu, aku mengatakan itu semua pada ayahku dan dia cukup tersentak diberikan penjelasan-penjelasan tersebut. Mungkin dia masih tidak menyangka aku telah melalui banyak sekali kesulitan hanya untuk sampai ke istana seperti sekarang. Aku justru bilang pada ayahku bahwa seharusnya ayah mencabut perburuan penyihir itu karena itu telah merusak rakyat kita sendiri, jika dia masih saja mempertahankan kekacauan itu, cepat atau lambat, istana juga akan dituduh sebagai markas penyihir oleh rakyat kita sendiri. Apakah dia sangat menginginkan kekacauannya semakin besar? Disitu ayahku sangat tersadarkan, kemudian dia menganggukkan kepala. Mengatakan bahwa besok perburuan penyihir akan dicabut untuk mendamaikan situasi kerajaan. Aku tersenyum lega mendengarnya karena aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika perburuan penyihir masih meledak-ledak di luar istana. Itu sangat mengerikan, terutama untuk para rakyat biasa yang menjadi korban atas kemarahan warga yang membabi-buta. Aku juga mengatakan pada ayahku untuk tidak lagi bersikap seolah-olah rakyat biasa itu bukan manusia. Jika dia masih saja seperti itu, akan ada revolusi besar-besaran yang akan menghancurkan sistem kerajaan seperti yang saat ini terjadi Prancis. Sistem republik sedang menjadi primadona di kalangan rakyat setiap kerajaan, mereka punya ambisi yang sama seperti rakyat Prancis dan tinggal menunggu waktu yang tepat saja. Keterkejutan ayahku jadi semakin besar, dia juga cemas dan khawatir akan masa depan kerajaan dan keluarganya sendiri. Aku hanya cukup menasehatinya untuk berubah, agar tidak ada lagi batasan yang besar antara bangsawan dengan rakyat biasa. Biarkan kita berinteraksi dengan rakyat biasa seperti manusia yang bersosialisasi pada umumnya. Itu akan mempererat hubungan dan akan menyembuhkan sentiimen rakyat pada kalangan bangsawan. Aku juga berharap agar ayahku yang merupakan seorang raja tidak lagi berpikir bahwa kekuasaan dan kekayaan adalah hal yang paling utama. Karena kurasa, semua orang punya minat yang beragam atas berbagai hal di dunia ini. Aku yakin, banyak sekali rakyat yang punya kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda dan dapat meningkatkan ekonomi kerajaan jika mereka diberikan kesempatan untuk menunjukkan bakatnya di khalayak ramai, atau lebih tepatnya, aku mendesak ayahku untuk membuat sebuah acara di mana semua orang bisa berkumpul bersama tanpa memandang golongan, ras, gender, atau apapun itu. Aku ingin ayahku bisa menjadi raja yang lebih menerima semua orang dan menganggap mereka setara. Itu akan menjadi raja yang akan dipuja-puja oleh rakyat dan aku yakin revolusi akan menjadi dongeng semata jika ayahku bisa bersikap demikian dan menciptakan acara-acara semacam itu yang diadakan sekali di setiap tahunnya. Itu akan menjadi acara di mana semua orang bisa tertawa bersama dan menikmati waktu dengan santai.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN