BAB 10

2025 Kata
Memikirkan soal perilaku Chloe yang tampak membatasi interaksiku dengannya, atau bisa dibilang seperti begitu menjaga jarak denganku, itu membuatku jadi menduga kalau dia mungkin saja, selain masih memiliki sentimen yang kuat pada latar belakang keluargaku, dia juga punya masalah lain seperti misalnya trauma atau semacamnya, yang menyebabkan dia tidak ingin begitu dekat dengan orang lain. Aku sama sekali tidak mengetahui itu secara pasti, lagipula itu semua hanya sebatas dugaan dan perkiraanku saja, tapi aku merasa memang begitulah keadaannya. Aku bisa melihat dari caranya berbicara, bersikap, dan menatap mataku. Chloe seperti punya sesuatu yang rumit, yang tidak bisa atau tidak ingin dibicarakan dengan siapapun selain dirinya sendiri. Aku mengerti, aku memahaminya, karena aku yakin setiap orang pasti punya masalahnya masing-masing, hanya saja, itu jadi sedikit membebaniku. Entahlah, kenapa aku bisa berkata begitu, karena kau tahu, saat kau berjuang bersama orang yang kau anggap temanmu, tapi dia sama sekali tidak peduli atau bahkan tidak menganggapmu teman atau sahabat sama sekali. Bukankah itu sangat menyakitkan? Terserah, tapi bagiku itu cukup menyakitkan. Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur dan tidak mau tahu dengan masalah yang terjadi atau sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya, tapi itu benar-benar sangat mengangguku. Chloe itu perempuan yang baik, aku bisa tahu itu karena aku telah mengamatinya lebih dari sehari, kami sudah banyak melakukan hal bersama-sama semenjak aku menyusup ke dalam desa, dan Chloe adalah satu-satunya orang yang bersedia menemani dan membantuku dalam melancarkan misi untuk menyelamatkan dan membebaskan, dan membawa kembali sahabatku, Eric. Aku yakin itu tidak akan pernah terjadi jika orang yang kutemui saat itu bukanlah Chloe. Aku bisa yakin, Chloe punya rasa empati yang sangat tinggi, dia juga punya keadilan yang kuat di dalam dirinya sendiri. Dia juga mampu menyimpan rasa benci dan dendamnya terhadap kalangan kerajaan dan bangsawan saat bekerja sama denganku. Hingga sekarang, Chloe masih bersikap normal padaku, meskipun batasan dan tembok tinggi masih mengelilingi seluruh tubuhnya. Aku tidak cukup yakin soal ini, tapi aku menganggapnya sebagai fenomena kepompong. Chloe yang kulihat sekarang , sangat mirip seperti ulat yang sedang berada dalam fase kepompong, sangat menutupi dirinya dan menyembunyikan wujud dirinya sendiri untuk bertahan hidup sampai waktu membuatnya berubah secara sendirinya sehingga dia akan tercerahkan dan menjadi kupu-kupu yang indah dan mempesona. Tentu saja itu hanyalah metafora, tapi itu sangat cocok untuk dikaitkan dengan apa yang terjadi pada diri Chloe saat ini. Bahkan saat kami berkunjung ke rumahnya saja, aku merasakan ada aroma kesedihan dari dalam raut wajah Chloe, dia seperti punya kerinduan yang sangat besar pada rumah itu dan semua orang yang pernah menghuninya. Dan kini, dia hanya datang ke rumahnya yang sudah kosong, tanpa keluarga yang menghuninya. Aku bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam, itu sangat perih dan menyesakkan. Aku tahu Chloe terlalu malu atau tidak biasa untuk menunjukkan emosinya pada orang lain, sehingga mungkin saja dia sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak menangis saat itu. Padahal itu hanya akan membuat dadanya jadi semakin sesak dan itu jadi seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Chloe terlalu sering menyembunyikan masalah yang terjadi pada hidupnya, bahkan mungkin dia tidak mau membeberkannya karena menganggapnya sebagai aib sehingga sangat memalukan jika orang lain mengetahui masalah yang saat ini sedang dialaminya. Aku ingin sekali berbicara dan mengatakan pada Chloe bahwa masalah itu adalah hal yang normal dan biasa, dan sebagai manusia, yang merupakan makhluk sosial, adalah hal yang wajar untuk menceritakan masalahmu pada orang terdekatmu agar setidaknya itu bisa membuat kita jadi merasa lega dan aku yakin jika pendengarmu adalah orang yang tepat, dia akan menghibur dan memberi kita nasehat dan solusi agar kita tidak merasa buntu dalam menghadapi masalah tersebut. Tapi sayangnya, seperti yang sudah sering kukatakan, Chloe begitu menciptakan jarak yang sangat jauh denganku sehingga aku tidak bisa dan tidak mampu untuk memberikan hal-hal semacam itu padanya. Aku bisa menjadi teman dekatnya atau sahabatnya jika dia mau dan mengizinkanku untuk masuk ke dalam ruang dalam hidupnya, tidak hanya dianggap sebagai orang asing yang kebetulan ikut berjuang bersamanya dalam menyelamatkan Amanda. Aku ingin Chloe menganggapku spesial dan istimewa, seperti dia menganggap Amanda sebagai orang yang sangat penting dalam hidupnya. Selain itu, Chloe juga memiliki penampilan yang sangat menawan, rambutnya pirang pendek, dan lekukan tubuhnya cukup bagus. Jika aku adalah laki-laki yang mudah tergoda dengan perempuan, mungkin aku akan mengencaninya dari kemarin, tapi kau tidak bisa melakukan hal semacam itu karena Chloe pasti akan mengajarku habis-habisan dan itu akan jadi hal yang paling bodoh yang pernah kulakukan dalam hidupku. Sejujurnya, aku juga ingin membicarakan masalahku dengan Chloe, aku juga punya banyak hal yang ingin kubagikan dengannya dan ingin mendengar reaksi dan sarannya padaku. Aku yakin Chloe punya banyak nasehat yang bagus untukku dalam menjalani hidupku, terutama dia berasal dari kalangan rakyat biasa sehingga dia pasti sudah sering menghadapi berbagai masalah yang cukup berat. Dibandingkan dengan masalahku yang dari kelas bangsawan, pasti bukanlah hal yang terlalu berat jika dibandingkan masalah-masalah yang hadir di hidup Chloe dan rakyat-rakyat biasa lainnya. Aku juga ingin melakukan banyak hal dengannya, aku penasaran bagaimana caranya membentuk otot tubuh sepertinya, padahal dia seorang perempuan. Seperti yang pernah kubilang, Chloe memiliki otot-otot yang sangat besar, persis seperti lelaki yang kekar. Aku sangat mengagumi hal itu karena itu pasti membutuhkan proses yang sangat panjang dan berat. Banyak lelaki-lelaki dari kalangan bangsawan yang terobsesi ingin memiliki otot di badannya, mereka terus berolahraga setiap hari agar memiliki badan yang bagus, tapi sayangnya kebanyakan dari mereka gagal. Sementara dari kalangan rakyat, banyak sekali yang memiliki badan yang keren, bahkan meskipun dia adalah seorang perempuan. Itu adalah perbedaan yang sangat mencolok, dan penyebabnya bisa dari banyak sekali faktor. Kalangan bangsawan sudah biasa hidup serba mudah dan terlayani sehingga dia jarang menggerakkan badannya, kecuali hanya di saat waktu olahraga saja, itu juga terkadang tidak teratur, hanya sekedar menggerak-gerakkan badannya secara sembarangan. Seharusnya mereka bersedia mengizinkan salah satu rakyat biasa yang mempunyai bentuk badan yang berotot untuk melatih mereka, tapi sayangnya karena keangkuhan dan kesombongan, mereka tidak sudi untuk melakukan hal semacam itu, dan akibatnya bentuk badan mereka tidak pernah berhasil menjadi kekar dan keren. Bagiku itu sangat bodoh dan memalukan, kenapa mereka tidak sedikit saja merendahkan diri dan mau dilatih oleh rakyat biasa, padahal itu demi perkembangan mereka juga. Tidak ada yang salah sama sekali dari hal itu. Oke, lupakan dulu soal itu. Sekarang aku sangat lapar, aku ingin sekali memakan sesuatu, perutku sedang bergejolak, mereka keroncongan. Aku segera saja menepuk bahu Chloe dan dengan cepat perempuan itu menoleh padaku dengan memberikan wajah yang sangar. Dia dengan nada membentak bertanya apa yang kuinginkan, dia sangat tidak suka diganggu saat sedang fokus mengendarai kuda, dan aku memahaminya tapi aku saat ini juga sedang dalam mode krisis, tidak ada yang bisa kulakukan jika aku tetap dalam kondisi perut kosong seperti ini. Akhirnya aku mengungkapkan alasanku pada Chloe dan perempuan itu dengan mendecih langsung menghentikan laju kuda dan akhirnya kami turun tepat di depan sebuah pasar yang ramai dari sebuah kota yang bernama Parisia. Kota ini masih cukup jauh jika dibandingkan dengan kota Paris. Kami berdua segera mengikat kudanya di tempat khusus lokasi penitipan kuda. Setelahnya kami segera mencari makanan di setiap kedai yang terjajar di pasar tersebut. Berbeda dengan El Garaggo, di sini masih banyak orang dan semuanya tampak damai dan rukun, tidak ada perburuan penyihir yang begitu mencolok di sini, setiap orang sepertinya lebih mengurusi urusannya masing-masing dibanding membuang-buang waktu menuduh orang lain sebagai penyihir, tapi itu wajar karena saat ini kami sudah masuk ke dalam wilayah perkotaan yang rakyatnya sangat individualis, berbeda jauh dengan orang-orang yang hidup di pedesaan yang masih begitu komunal dan suka mencampuri urusan orang. Setelah mendapatkan makanan, kami segera menyantap makanan tersebut di dalam kedai, dan rasanya sangat nikmat, aku benar-benar bersyukur masih diberikan kesempatan untuk memakan makanan yang enak dan lezat seperti ini. Sungguh, jika dibandingkan makanan yang setiap hari kusantap di kerajaan mungkin makanan ini tidak ada apa-apanya, tapi karena belakangan ini aku sangat sibuk dan lelah, memakanan makanan rakyat biasa terasa begitu lezat dan nikmat. Aku tidak pernah percaya bisa selahap dan selapar ini dalam menyantap sebuah makanan. Biasanya aku menyantap makanan dengan sangat santai dan bahkan jarang menghabiskannya, tapi sekarang dua mangkuk pun mungkin aku masih belum cukup. Sepertinya begini yang dirasakan rakyat biasa, meskipun makanan mereka tampak sederhana dan tidak selezat makanan istana, tapi itu terasa begitu nikmat dan enak bagi mereka. Berkat hal ini, entah kenapa aku mendapatkan pelajaran yang bagus. Dengan ini, aku tidak boleh meremehkan atau bahkan menyia-nyiakan makanan karena mau bagaimana pun, setiap makanan itu spesial dan sangat berarti bagi banyak orang. Apapun itu, makanan sangat berharga bagi manusia. Aku dulu sering menyepelekan makanan karena aku tidak pernah merasa kekurangan dalam segi makanan, sehingga menumpahkan dengan sengaja makanan lezat pun, itu bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Namun, setelah hidup dengan rakyat biasa, hanya dalam beberapa hari, mentalku secara radikal berubah dan akhirnya menemukan pencerahan baru dalam segi menghargai setiap makanan. Jika aku yang sekarang melihat diriku yang dulu, yang menyepelekan makanan, mungkin aku akan memukulnya. Karena selain itu tindakan yang buruk, itu juga telah menyakiti perasaan rakyat biasa yang harus memperjuangkan banyak hal untuk mendapatkan sepiring makanan lezat. Manusia adalah makhluk yang sangat unik, mereka ahli dalam membuat banyak sekali makanan, tapi setiap makanan punya kelompok dan pasarnya sendiri, sehingga ada makanan yang khusus untuk rakyat biasa, ada pula yang khusus digolongkan untuk kalangan bangsawan. Aku adalah salah satu orang yang baru saja menyadari hal ini, padahal ini adalah dasar dari arti menjadi manusia, tapi aku benar-benar baru menyadarinya. Ini sangat memalukan, hidup sebagai bangsawan benar-benar telah membuatku buta akan banyak hal. Aku tidak pernah diajarkan untuk menghargai makanan, aku jarang mendapatkan nasehat dari orang tuaku untuk tidak membuang-buang makanan. Mereka semua mungkin juga terbutakan oleh kemewahan dan kesombongan sehingga sulit untuk mengerti betapa berharganya harga sebuah makanan. Bukan hanya makanan, bahkan hal-hal lain seperti pakaian dan pendidikan juga hal yang begitu penting bagi manusia. Chloe juga menyantap makanannya, kami duduk berdua di meja yang sama. Kami tidak mengobrol sama sekali, hanya sekedar menyantap makanna kami masing-masing, sangat hening dan kaku. Aku ingin sekali memecahkan keheningan ini tapi cukup sulit karena Chloe pasti akan membentakku di depan umum dan itu tidak boleh terjadi. Aku tidak ingin terkesan seperti orang bodoh yang sering dibentak-bentak oleh orang lain, aku tahu aku sedang menyamar, tidak ada yang tahu kalau aku adalah seorang bangsawan, tapi tetap saja, rasannya sangat memalukan saat diriku dibentak-bentak di ruang publik seperti ini. Jadi, aku menahan diriku untuk tidak banyak bertanya atau berbicara pada Chloe. Lebih baik aku simpan segala pertanyaanku di lain waktu, lagipula tidak ada artinya juga bertanya di kala sedang makan seperti ini. Tiba-tiba hujan turun di luar, aku cukup kaget melihatnya, dan Chloe tampak begitu kecewa saat menyadari itu. Sepertinya tidak ada pilihan selain berdiam diri di kedai ini sampai hujannya reda. Aku tahu hal ini akan membuat kami jadi semakin lama untuk sampai di kota Paris, tapi mau bagaimana lagi, fenomena alam itu sangat misterius dan tidak ada yang bisa melawannya. Chloe mendecih kesal setelah selesai menyantap makanannya hingga kosong dan meneguk minuman es. Aku hanya tersenyum memandanginya, dia benar-benar sangat lucu saat sedang marah. Rasanya seperti melihat anak kecil yang marah karena waktu jalan-jalannya diundur hanya karena hujan turun. Itu adalah hal yang normal, marah karena cuaca tiba-tiba buruk adalah hal yang sering dilakukan oleh banyak orang. Kejadian-kejadian semacam itu juga sering kualami saat aku masih kecil dulu. Entah kenapa, kenanganku jadi terpusat ke kenangan saat Eric datang mengunjungi kamarku di tengah hujan yang begitu deras. Dia datang dengan basah kuyup dan mengetuk-ngetuk pintuku dan meminta untuk masuk ke dalam kamar. Aku hanya tertawa saat melihatnya meringkuk kedinginan, saat aku bertanya mengapa dia nekat datang ke rumahku di saat hujan deras seperti itu, dia menjawab bahwa keluarganya sedang bertengkar hebat dan dia tidak ingin berada di rumah dalam kondisi seperti itu. Akhirnya aku menghiburnya dengan mengajaknya bermain permainan jari dan kami saling tertawa terbahak-bahak saat melakukan permainan itu. Bagiku, itu adalah kenangan yang sangat indah sekaligus memilukan. Aku sebut indah karena menggambarkan betapa bahagianya bisa menghabiskan waktu bersama Eric dikala hujan deras, tapi bagian memilukannya karena Eric harus menembus hujan yang begitu deras karena rumahnya sedang tidak aman untuk ditinggali dan nekat pergi ke istanaku hanya untuk meminta tumpangan sementara. Itu membuatku sedih jika mengingatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN