Aku rasa kami sudah setengah perjalanan menuju Paris, tapi aku sudah sangat ngantuk ingin tidur karena mulai merasa bosan dan lelah terus-menerus duduk di atas kuda bersama Chloe sepanjang waktu. Selain itu rasa mual dan lapar juga mulai datang begitu saja di dalam tubuhku dan itu sudah sangat menggangguku dalam perjalanan ini. Namun, aku sama sekali tidak bisa memberitahu Chloe atas apa yang semua kurasakan ini karena dia pasti tidak mempedulikan itu atau bahkan bisa saja dia marah padaku karena aku telah mengganggu fokusnya dalam mengendalikan kuda. Aku tidak pernah berpikir kalau kami akan benar-benar menuju Paris setelah berkendara kuda panjang menuju El Garaggo. Aku masih ingat betapa lelahnya perjalanan menuju El Garaggo, dan sekarang dari sana akan ke Paris. Membayangkannya saja itu sudah pasti sangat melelahkan.
Aku menghirup napas panjang, mencoba untuk menenangkan pikiranku agar tetap waras karena jika aku terus berpikir negatif atau buruk pada situasi yang sedang kualami ini, itu bisa membuat jiwaku terganggu dan aku tidak boleh membiarkan itu terjadi padaku. Aku masih ingin bertemu dengan Eric dan aku tidak boleh membiarkan dia melihat diriku dalam kondisi yang buruk karena itu akan membuatnya khawatir dan sedih, sama sepertiku yang juga sedang mencemaskan keadaaannya sekarang yang entah di mana dia berada. Aku berani bersumpah aku tidak akan membuat sahabatku yang paling kusayangi harus bergantian mengkhawatirkanku karena sudah pasti akan sangat memalukan, terutama aku berasal dari keluarga bangsawan, sudah jadi aturanku untuk tidak memperlihatkan kelemahanku pada orang yang kusayangi.
Aku sempat berpikir untuk memberikan sebagian hartaku untuk Eric, tapi aku selalu menundanya dan tidak melanjutkan niatku itu karena aku masih merasa sahabatku itu masih bisa bertahan hidup dengan tenaganya sendiri. Tapi sekarang aku sangat menyesal, sangat-sangat menyesal karena itu yang membuatku jadi berantakan. Buktinya, sekarang Eric sudah tidak ada, dia lenyap tak berbekas begitu saja seperti debu yang bertebaran. Tanpa jejak sedikitpun. Beruntungnya aku masih memiliki orang yang bersedia untuk menolong dan membantuku untuk menemukannya. Dia adalah Chloe. Chloe adalah anugerah yang sangat besar dan berarti untukku. Eric pasti saat ini sedang sangat ketakutan, menderita, dan kesakitan, aku bisa membayangkan apa yang telah terjadi padanya karena kami adalah sahabat. Kami punya semacam ikatan, benang merah yang saling mengikat sangat kuat. Itulah kenapa aku tidak pernah meremehkan instingku.
Bagiku, keluarga bukan hanya orang yang sedarah dan sekandung, keluarga bisa lebih dari itu. Siapapun bisa menjadi keluarga selama orang itu punya rasa cinta, kasih, dan ikatan yang sangat kuat dengan kita. Eric dan Chloe sudah jelas telah menjadi keluargaku. Mereka bukan lagi orang asing, mereka telah membuat ikatan yang sangat kuat denganku, dan itu sangat luar biasa. Keluarga adalah bentuk kasih sayang yang tanpa syarat, di mana kita bisa menyayangi dan mencintai sesama anggota keluarga dengan rasa damai, tentram, dan indah. Keluarga bukanlah bentuk kelompok yang terikat darah atau hanya karena mereka adalah sekandung, itu terlalu sempit. Dunia itu sangat luas dan aku tahu mempersempit arti keluarga di dunia yang luas ini sama saja seperti menolak arti cinta dari semua orang.
Eric dan Chloe adalah salah satu contohnya. Dan aku yakin sekali banyak orang di luar sana, yang mungkin belum kutemui sama sekali, punya rasa kasih dan cinta yang juga sama besarnya sepertiku dengan mereka. Akan selalu ada waktu di mana setiap orang bisa saling bertemu dan membentuk ikatan baru sehingga makna keluarga jadi semakin besar dan luas. Aku tersenyum tipis saat memikirkan hal-hal semacam itu, dan aku sadar kalau saat ini aku sedang berkuda bersama Chloe, dan kini kami sudah keluar dari hutan. Aku lega sekali saat menyadarinya.
Sekarang kami sudah masuk ke dalam sebuah perkotaan kecil yang cukup ramai, banyak sekali orang yang berjualan dan berbelanja, banyak penduduk yang berlalu lalang dan mereka semua tampak kaget saat melihat kami yang sedang mengendarai kuda melewati keramaian itu tanpa memelankan laju kecepatan kuda kami. Banyak orang yang berteriak-teriak dan banyak pula anak-anak yang berlarian mengikuti kuda kami tapi pada akhirnya mereka berhenti karena kelelahan, tidak bisa mengimbangi kecepatan kuda. Aku melambai-lambaikan tanganku kepada mereka, bersikap seperti seorang bangsawan yang seharusnya. Dan Chloe langsung menyadari itu dan membentakku, memintaku untuk tidak berinteraksi dengan penduduk karena itu bisa menyebabkan kecurigaan dari mereka. Aku mengerti dan segera mengembalikan gesturku seperti sebelumnya, menarik tanganku yang melambai-lambai dan tidak lagi menyapa mereka dengan ramah.
Apa yang diperintahkan Chloe memang wajar karena jika kau terus melambai-lambaikan tangan, salah satu dari mereka akan mengenaliku sebagai bangsawan yang menyamar dan itu tidak boleh terjadi. Melambai-lambaikan tangan adalah perilaku yang sering dilakukan oleh para bangsawan saat mengunjungi kota-kota kecil seperti ini, menyapa rakyat dan memberikan mereka senyuman ramah. Aku hampir saja melakukan upaya bodoh dan syukurlah Chloe menyadariku dari tindakan konyolku barusan. Chloe meskipun tampak begitu fokus melihat ke depan, dia juga sering mengecek posisiku dengan sedikit menolehkan kepalanya ke belakang, itu hanya dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, hanya sekitar 1 detik saja, tapi dengan waktu sesingkat itu dia bisa melihat posisiku dengan sangat jelas. Itu adalah salah satu kelebihan Chloe yang akan sangat berguna dalam pertempuran atau perlombaan.
Insting bertahan hidup Chloe dan aku jelas sangat jauh berbeda. Aku yang dibesarkan di lingkungan mewah dan serba berkecukupan, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan Chloe yang hidup di lingkungan yang keras dan serba berkekurangan. Chloe sudah bisa beradaptasi dengan kejamnya dunia dan itu sudah menjadi makanan sehari-harinya dalam bertahan hidup, sementara aku jelas tidak memiliki kemampuan adaptasi yang sebesar itu karena setiap saat aku selalu dimanjakan dan dituruti segala kemauanku sehingga aku mengganggap dunia adalah tempat yang indah dan menakjubkan, rasanya seperti berada di surga. Tapi bagi Chloe, dunia adalah neraka yang sangat sadis. Pembunuhan dan pemukulan adalah pemandangan yang sudah sering Chloe lihat, aku yakin itulah faktanya, karena dari sorot matanya saja, dipenuhi dengan amarah, dendam, dan rasa sakit yang begitu kuat.
Berbeda denganku, sorot mataku dipenuhi dengan kebahagiaan, kegembiraan, dan kepolosan, sehingga aku adalah sosok yang sangat mudah mati jika ditinggalkan sendirian di medan perang, bahkan jika aku diberikan senjata paling kuat sekalipun, karena tidak pernah menggunakan, mungkin untuk mengangkatnya saja aku tidak akan kuat. Itulah perbedaan yang sangat mencolok dari Chloe dan diriku. Kami benar-benar tidak bisa dibandingkan karena kami seperti dua sisi koin, jelas sangat berbeda meskipun kami hidup di wilayah yang sama, di kerajaan yang sama, dan di dunia yang sama.
Membicarakan soal dunia, aku selalu penasaran dengan peradaban di wilayah-wilayah lain selain wilayah kerajaanku di Spanyol. Aku yakin sekali ada banyak peradaban asing di luar sana tapi aku sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menjelajahi dunia yang luas ini. Aku selalu memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa mati dengan tenang dibandingkan bagaimana caranya agar aku bisa meneliti berbagai wilayah di dunia. Kebudayaan setiap daerah pasti berbeda-beda, bahkan di dalam satu kerajaan yang sama saja, itu tetap memiliki banyak perbedaan budaya di setiap wilayahnya. Itu menunjukkan keberagaman yang sangat indah dan menarik. Jika setiap daratan memiliki budaya yang sama persis itu sangat aneh dan membosankan. Keberagaman setiap daratan adalah inti dari indahnya dunia ini. Aku masih sangat buta akan dunia yang luas ini, aku masih terkungkung di dalam kerajaan yang tertutup.
Dengan melamun seperti ini, pikiranku selalu pergi ke segala hal sampai akhirnya aku memikirkan tentang eksistensi dunia yang luas ini. Terkadang aku berpikir apakah manusia itu memang semaunya sama, tapi aku pernah suatu waktu melihat atau bertemu dengan manusia meskipun bentuk fisiknya sama sepertiku, tapi ada beberapa perbedaan yang sangat mencolok dari diriku dan mereka. Mereka punya warna kulit yang berbeda denganku, juga warna rambut yang sangat jauh berbeda. Itu membuatku berpikir, apakah aku sebodoh ini sampai menganggap perbedaan dunia hanya sebatas bahasa dan budaya saja, tanpa melihat bahwa bahkan dari penampilan setiap manusia di berbagai wilayah pun, mungkin sangat jauh berbeda dengan orang-orang atau manusia-manusia yang hidup dan tinggal di kerajaan Spanyol ini.
Semakin kupikirkan, semakin membuatku tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang apa yang seharusnya aku lakukan di dunia, mungkin setelah aku berhasil membebaskan dan menyelamatkan kerajaan ini dari kebodohan, aku akan pergi menjelajahi dunia bersama Eric, Chloe, dan Amanda. Itu pasti akan sangat seru dan menegangkan, aku sangat tidak sabar ingin memberitahu Chloe soal rencanaku ini. Aku tidak tahu apa yang akan dia katakan terkait hal-hal seperti ini, tapi entahlah, itu membuatku jadi sangat ragu dan cemas, padahal itu semua tidak perlu terlalu jauh untuk dipikirkan sedemikian rupa.
Meskipun misalnya Chloe menentang dan menolak agendaku secara mentah-mentah, itu tetap seharusnya tidak mempengaruhiku, karena bahkan aku bisa saja pergi sendirian dengan hanya bermodalkan niat. Itu memang terkesan sangat bodoh dan aneh, tapi begitulah diriku, karena mungkin faktor dibesarkan di keluarga kerajaan, itu membuatku selalu berambisi untuk memperoleh segala yang kumau apapun caranya. Aku sudah terbiasa diberikan apapun yang kumau oleh keluargaku, sehingga aku membentuk suatu sistem mental yang membuatku berpikir bahwa apapun yang kumau itu harus terwujud bagaimanapun itu.
Tipikal mental yang manja, tapi cukup berguna untuk menempa diriku semakin jauh. Karena jika aku terus-menerus takut akan sesuatu, aku bisa saja mendapatkan diriku tidak bergerak sama sekali, hanya melakukan hal-hal yang sama sepanjang hidupku dan itu akan tampak sangat menyedihkan. Aku tidak ingin menghabiskan hidupku dengan melakukan rutinitas yang membosankan, aku ingin menggairahkan diri, membuat jiwaku semakin terpacu untuk terus melangkah dan melangkah. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku kuat atau pemberani, tapi dengan memiliki niat semacam itu, bisa dipertimbangkan. Mungkin saja aku memang memiliki keberanian yang besar dan mungkin saja aku ini sangat pemberani dari yang aku kira.
Tapi tetap saja, jika membayangkan aku pergi menjelajahi dunia sendirian, itu hanya akan membuatku mati di tengah jalan karena aku pasti tidak bisa bertahan hidup sendirian, maksudku, mencari makan di daratan yang asing itu sangat sulit, belum lagi jika aku tidak punya kemampuan sosial yang baik dengan orang-orang di luar kerajaanku, karena terhalangi oleh faktor bahasa yang berbeda dan budaya yang berbeda, akan menjadi masalah besar. Aku tidak ingin mati konyol karena tidak bisa mencari makan sendiri atau karena tidak mengerti maksud dari pesan-pesan komunikasi dari manusia asing. Itu akan sangat memalukan dan konyol.
Eric akan sangat berguna jika dia mau ikut denganku menjelajahi dunia karena tidak sepertiku, dia bisa mengerti berbagai maksud dari pesan-pesan manusia lain yang memiliki bahasa yang berbeda, dia juga bisa mencari makan di mana pun, intinya dia adalah sosok manusia yang sangat ahli dalam bertahan hidup. Aku akan jadi sosok pecundang jika dibandingkan dengan Eric. Apalagi jika dibandingkan dengan sosok Chloe. Itu sudah seperti melawan orang yang lebih kuat dari Eric, mungkin saja sosok Amanda tidak seperti yang kupikirkan, mungkin saja dia ternyata tidak jauh berbeda dengan Chloe. Bukan seorang perempuan yang lemah lembut dan anggun seperti namanya. Sebab, aku belum pernah bertemu dengan orangnya secara langsung, sehingga aku hanya bisa menebak-nebak seperti apa dia sosoknya.
Aku sangat tidak sabar ingin melihat bagaimana sosok Amanda yang sebenarnya. Chloe belum pernah membicarakan Amanda denganku, dia hanya menyebut bahwa dia ingin menyelamatkan sahabatnya yang bernama Amanda, tapi Chloe jarang sekali membicarakan soal sahabatku padaku, itu membuatku sulit untuk membayangkan bagaimana penampilannya, sifatnya, dan apapun itu yang terkait dengan dirinya. Chloe sangat tertutup denganku, dia seperti membuat tembok yang tinggi sehingga aku tidak bisa menggapainya. Aku masih belum paham mengenai apa penyebab Chloe bisa setertutup itu. Padahal tidak ada salahnya membicarakan soal Amanda, atau bahkan mencurahkan kerinduan atau kesedihannya padaku. Aku akan menjadi pendengar yang setia untuknya, tapi dia tidak pernah memberikanku kesempatan untukku.
Padahal kami sudah berjuang bersama, dan bahkan melakukan berbagai hal bersama, belakangan ini, tapi kenapa dia masih saja membiarkan tembok tinggi mengelilinginya sehingga aku sulit untuk berbicara dengannya. Apakah Chloe masih memiliki kebencian yang besar terhadap kalangan bangsawan kerajaan? Jika iya, aku sangat menyayangkannya karena kupikir kami sudah menjadi sahabat yang dekat. Aku juga meras Chloe sudah lebih nyaman berbagi obrolan ringan denganku, tidak seperti sebelumnya, tapi itu tidak membuatku semakin dekat dengannya karena dia masih sering menjaga jarak dariku.
Aku bahkan tidak tahu apakah kami sebenarnya pantas untuk disebut sebagai teman? Karena kurasa itu sangat jauh berbeda dengan konsep teman yang kupercayai. Aku benar-benar tidak mengerti, mengapa Chloe selalu bersikap seperti itu. Aku benar-benar ingin bertanya panjang lebar padanya mengenai hal ini tapi dia bahkan tidak memberikanku ruang untuk melakukannya, itu sangat aneh karena kupikir kami sudah dekat. Rasanya seperti kau sudah sangat nyaman dengan seseorang, tapi orang tersebut bahkan tidak menganggapmu sebagai teman apalagi sahabatnya. Tentu saja itu sangat menyakitkan, dan itu benar-benar menyakitiku.