"Mel."
Wanita yang dipanggil dengan sebutan Mel hanya memberi deheman ketika sang sahabat yang bernama Liora memanggilnya.
Liora merajuk, kesal karena tanggapan yang Melinda berikan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Itu karena Liora berharap Melinda menoleh, tapi Melinda sama sekali tidak menoleh. Jangankan menatapnya, meliriknya saja tidak.
Saat ini, Liora duduk di hadapan Melinda yang masih fokus pada ponselnya. Liora jadi penasaran, apa sih yang sebenarnya sedang Melinda lakukan dengan ponselnya sampai Melinda sama sekali tidak mau meliriknya? Jadi Liora beranjak dari duduknya, pindah ke samping kanan Melinda.
Liora akhirnya bisa melihat apa yang sedang Melinda lakukan. "Ah, pantas saja Melinda sama sekali tidak meliriknya, ternyata dia sedang bermain game," ucapnya dalam hati.
Melinda memang akan sangat fokus jika sudah bermain game, bahkan terkadang akan kesal jika ada yang mengganggunya. Berhubung kali ini sang sahabat yang mengganggunya, jadi Melinda sama sekali tidak merasa kesal.
"Mel, ini kan malam minggu, bagaimana kalau kita pergi ke club?" Liora bertanya penuh semangat membara, bahkan kedua tangannya kini mulai mengguncang tubuh Melinda.
"Club?" Ulang Melinda tanpa melirik Liora, masih fokus pada game yang ia mainkan.
"Iya, kita udah lama loh enggak ke sana. Mau, ya, ya?" Sekarang Liora mengeluarkan jurus andalannya, yaitu memohon, bahkan kini sudah memasang raut wajah memelas.
Dalam hati, tak henti-hentinya Liora berdoa, semoga saja Melinda mau pergi ke club.
Melinda berhenti bermain game, bahkan kini ponselnya sudah di letakkan di meja. Melinda berbalik menghadap Liora, yang juga duduk menghadap langsung ke arahnya. Jadi posisi duduk Melinda dan Liora saat ini saling berhadapan-hadapan.
"Yakin mau pergi ke club?"
"Iya, gue yakin. Lo mau, kan?" Liora menatap Melinda sambil memasang raut wajah memelas, membuat Melinda tak tega untuk menolak ajakan sahabatnya itu.
"Baiklah, ayo kita pergi ke club. Kebetulan, besok gue enggak ada pemotretan, jadi malam ini kita bisa main di club sepuasnya."
Liora memekik kegirangan, senang karena keinginannya untuk pergi ke club akhirnya tercapai juga.
Liora jelas bahagia mengingat sudah lama wanita itu tidak pergi mengunjungi club bersama dengan sahabat-sahabatnya.
Melinda mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, lalu ketika yakin kalau tidak ada orang di sekitarnya, Melinda meminta agar Liora mendekat.
"Apa? Ada apa?" tanya Liora tidak sabaran.
"Tapi, kita enggak usah ajak Violin sama Carissa." Melinda berbisik dengan mata yang terus menatap sekelilingnya. Melinda takut kalau secara tiba-tiba, Carissa dan Violin muncul.
Liora menatap bingung Melinda. "Loh, memangnya kenapa?"
Melinda memutar jengah matanya begitu mendengar pertanyaan Liora. "Nanti kita di amuk sama suami mereka, lo mau? Kalau gue sih enggak mau."
Dengan cepat, Liora menggeleng. "Enggak mau lah!"
"Makanya, kita berdua aja yang pergi. Enggak apa-apa, kan kalau cuma kita berdua doang?" Melinda takut Liora akan menolak, karena memang biasanya mereka pergi berempat, bersama dengan Violin dan Carissa. Tapi semenjak Violin dan Carissa menikah, mereka belum pernah lagi pergi ke club.
Liora mengangguk dengan penuh semangat. "Sama sekali enggak masalah, berdua juga hayu gue mah."
"Tapi lo jangan tiba-tiba menghilang ya!" Peringat tegas Melinda, menatap sang sahabat dengan sorot mata tajam.
Liora sontak tertawa. "Gue gak janji ya," balasnya sambil mengedipkan mata kanannya.
Melinda mendengus, sedangkan Liora tertawa.
"Lagi ngobrolin apaan sih? Kayaknya asyik banget!"
Melinda dan Liora sontak menoleh pada asal suara, saat itulah mereka berdua melihat Violin dan Carissa.
"Rahasia!" Melindalah yang menjawab pertanyaan Violin.
Liora tidak menjawab pertanyaan Violin karena kini mulutnya sudah di bekap oleh tangan kanan Melinda.
Melinda tidak akan membiarkan Liora menjawab pertanyaan Violin, karena Liora pasti akan menjawab jujur pertanyaan tersebut. Melinda tidak mau Violin dan Carissa tahu jika dirinya akan pergi ke club berdua dengan Liora, karena Carissa dan Violin pasti akan melarang mereka pergi.
"Kalian berdua mencurigakan!" Carrisa menatap Melinda dan Liora dengan mata memicing penuh curiga.
Melinda dan Liora dengan kompak tertawa, lalu menarik Carissa agar duduk di tengah-tengah mereka berdua. Sementara Violin memilih pergi menuju dapur untuk mengambil makanan juga minuman yang akan menemaninya mengobrol dengan ketiga sahabatnya.
Saat ini, Melinda, Liora, dan Violin sedang berkumpul di rumah Carissa.
Setiap akhir pekan tiba, mereka berempat memang selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul, menghabiskan waktu bersama untuk sekedar sharing kegiatan sehari-hari mereka. Terkadang, mereka akan berkumpul di apartemen Melinda, apartemen Liora, atau di rumah Violin.
Mereka semua tidak selalu memiliki waktu untuk berkumpul bersama, apalagi Melinda berprofesi sebagai model, dan terkadang bepergian ke luar kota, lalu Carissa dan Violin yang sibuk dengan kehidupan baru mereka setelah menikah, juga Liora yang sibuk dengan pekerjaannya, sama seperti Melinda. Jadi, ketika mereka memiliki waktu luang, mereka akan memanfaatkannya dengan baik.
***
Hari sudah beranjak sore ketika Melinda dan Liora sampai di salah mall yang biasanya mereka berdua datangi.
Sepulangnya dari rumah Carissa, Melinda dan Liora memutuskan untuk terlebih dahulu berbelanja sebelum nanti malam pergi ke club guna melepas penat yang mereka rasakan setelah hampir berbulan-bulan lamanya sibuk bekerja, sedangkan Violin pulang bersama dengan suaminya.
Sebenarnya, berbelanja di mall juga bisa melepas penat yang mereka berdua rasakan setelah lelah dengan pekerjaan yang masing-masing mereka berdua geluti, tapi mereka sudah terlalu sering mengunjungi mall sampai akhirnya sudah merasa bosan, dan membutuhkan tempat lain untuk melepas penat.
Akan ada banyak sekali barang yang Melinda dan Liora beli, salah satunya adalah dress yang nanti malam akan mereka pakai ketika pergi ke club.
Kedua wanita lajang tersebut memutuskan untuk berbelanja secara terpisah. Melinda dan Liora sudah menentukan tempat di mana nanti mereka akan bertemu setelah selesai berbelanja kebutuhan masing-masing.
2 jam sudah berlalu sejak Melinda dan Liora berbelanja di mall. Ada banyak sekali barang yang keduanya beli, terutama dress.
Melinda adalah orang pertama yang terlebih dahulu selesai berbelanja. Melinda sudah menghubungi Liora, memberi tahu Liora kalau dirinya sudah selesai dan ternyata, Liora masih jauh dari kata selesai. Katanya, saat ini Liora tersebut sedang berada di toko tas.
Kebetulan, kunci mobil dipegang oleh Melinda, jadi Melinda memutuskan untuk menunggu Liora di dalam mobil.
Sebelum pergi menuju tempat parkir, Melinda sudah mengirim pesan pada Liora, memberi tahu Liora kalau dirinya akan menunggu Liora di mobil.
Lift terbuka sebagai pertanda jika Melinda sudah sampai di tempat parkir. Dengan penuh semangat, Melinda melangkah menuju mobil miliknya yang letaknya tidak jauh dari lift.