WARNING! ADEGAN KEKERASAN!!
Diruang tamu itu dipenuhi dengan siksaan, tangisan, isakan,teriakan, jeritan Syila yang memenuhi ruangan itu. Penghuni mansion disitu hanya memejamkan matanya dan ikut berteriak saat Syila dipukul, dicambuk dan ditendang. Mereka hanya diam melihat siksaan Tuan mereka pada Syila. Tak ada yang berani untuk menghentikan nya. Termasuk Bi asih yang hanya menatap iba pada keadaan Syila yang jauh dari kata baik. Daniel yang mendengar jeritan,isakan, teriakan Syila tak membuat Daniel iba, ia malah lebih semangat untuk menyiksa Syila.
Tak lama kemudian Daniel melepaskan cambuk itu lalu berjalan kearah Bi asih. Merasa Daniel tak menyiksa lagi membuat Syila bernapas lega. Ia mengatur napasnya seraya menahan sakit dibagian perutnya.
Daniel mengambil ransel yang ditangan Bi asih dan berjalan kearah Syila yang tengah berusaha berdiri. Dilempar ransel itu kearah Syila dengan kasar hingga membuat Syila jatuh lagi. Syila pun mendongak menatap pilu Daniel.
"Aku gak berbuat seperti itu mas,"ujarnya pelan menahan sakit di sekujur tubuhnya. Daniel yang mendengar ucapan pelan Syila segera membungkuk menjajarkan dirinya dengan Syila.
Plakkk!!
Ia menampar Syila lagi,"Bodoh! Maksud Lo video itu bohong?! Udah jelas divideo itu elo! Make ngeles lagi!!"teriak emosi Daniel. Syila yang tak siap ditampar pun jatuh lagi. Tubuh Syila dipenuhi memar dan darah,tubuhnya yang lemas tak memiliki tenaga untuk melawan,
Dan
Prankkkk!!!
Syila merasa sebuah benda yang menghantam kepala,tepatnya sebuah vas bunga yang Daniel gunakan memukul kepala Syila. Arggghhh....Syila mengerang kesakitan. Vas bunga yang ia gunakan untuk memukul Syila kini telah pecah menjadi serpihan serpihan yang menghiasi lantai bawah Syila.
Semua serasa blur dimata Syila, pusing dan kepala Syila serasa begitu berat. Syila merasa kepalanya remuk. Karena pukulan ini. Suara berdenging dikepalanya,napasnya terengah-engah.
Syila mencoba memperbaiki penglihatannya tapi sia sia saja, Syila menggenggam erat kepalanya. Cairan merah kental mengalir menuju pipinya bahkan menetes hingga kelantai. Cairan itu kini semakin mengalir dan mengenai tangannya, kepalanya berdenyut ibarat sebuah bom yang akan meledak. Syila merasa tarikan kuat pada rambutnya yang membuat ia mendongak menatap orang itu, samar samar ia dapat melihat bahwa yang menarik rambutnya adalah Daniel.
"Jangan pernah tunjukkin wajah Lo kedepan gue! Dasar sampah! Lo itu harusnya bersyukur bisa nikah sama gue! Bang**t!!" Cacian hinaan Daniel dikeluarkan semua. Hingga suara teriakan wanita paruh baya membuat Daniel melepaskan tarikan itu dan menghempas kasar Syila.
"Daniel apa yang kamu lakukan"teriak wanita itu.
"Ya Tuhan,kenapa ini? Sebenarnya apa yang terjadi?" Histerisnya ketika melihat keadaan Syila yang dipenuhi darah dan kepalanya yang mengeluarkan darah tanpa henti.
"Apa apaan ini Daniel?! Dia itu istri kamu seharusnya kamu jangan melakukan ini!! Kamu bodoh atau gimana bisa bisanya kamu kaya gini?! Kamu mau bunuh dia?! Bodoh kamu bisa dipenjara" teriak wanita itu.
"Mom tap—“
"Diam!" Jawaban Daniel dipotong oleh perkataan mommy nya. Yah orang itu mertua Syila. Maya Amelia Franzo. Walaupun ia benci terhadap Syila tapi ia tak mungkin membiarkan anaknya itu membunuh orang apalagi istrinya yang akan dibunuh. Tidak. Ia tidak akan membiarkan anaknya mendekam dipenjara.
Maya menghampiri Syila dan saat ia ingin membantu syial berdiri tiba tiba tangan ditepis halus oleh Daniel. Perlakuan itu membuat Rina marah pada anaknya.
"Mom,jangan bela dia! Dia itu selingkuh! Dia jalang! Murahan! Bahkan ia berbuat zina mom!" Daniel memberikan ponsel barunya memperlihatkan video itu pada ibunya.
Maya menunduk,"ini beneran kamu?"tanya Maya yang menatap syila jijik.
Syila yang mendengar pertanyaan dan tatapan jijik mertuanya membuat ia menggeleng cepat, "Tidak,itu bohong! Syila bersumpah tidak melakukan seperti itu"ucapnya pelan menahan sakit dikepalanya.
Mendengar sumpah Syila membuat Daniel geram dan ditarik tangan Syila dengan kasar. Ia menggeret Syila tanpa kasihan hingga didepan pintu. Syila yang ditarik dan digeret paksa langsung meronta ronta. Tangisan histerisnya tak membuat Daniel dan Maya merasa kasihan. Hingga didepan pintu depan mansion Daniel melepaskan tarikannya dan mendorong kasar Syila.
Syila menahan sakit dibagian perutnya dan mendongak menatap ibu mertuanya, "Ma,Syila mengatakan kebenaran nya, Syila ga pernah melakukan itu" bantahnya pelan dengan tangan yang memegang kepala dan perutnya. Ia berusaha meraih tangan ibu mertuanya.
Ditepis tangan Syila dengan kasar,"Dasar tak tau diuntung! Anak miskin aja belagu! Sok polos! Harusnya saya tidak membiarkan suami saya menjodohkan Daniel dengan wanita penjilat seperti mu! w************n! Dasar mandul! Sudah tak bisa hamil selingkuh pula! Dasar pembawa sial! Pergi sana!!! Harusnya Daniel menikah dengan Feby bukan kamu! Dasar p*****r!!! Pergi sanaa!!!" Usir Maya dengan teganya. Mendengar hinaan dan usiran Maya membuat Syila tertunduk lemas. Daniel hanya tersenyum kemenangan.
Syila mendongak menatap sebentar Daniel dan ibu mertuanya dan berusaha berdiri membawa tas ransel yang tadi Daniel lempar kearahnya.
Ia menarik napasnya pelan, memejamkan matanya untuk mengurangi pusing yang menyerang dikepalanya. Darahnya masih mengalir deras. Ia berjalan meninggalkan mansion itu dengan kenangan buruknya.
Niatnya ingin memberikan kesempatan untuk Daniel dan memberi tahu bahwa ia hamil tapi semua itu ia telan begitu saja saat mendapat semua siksaan dari suaminya dan ibu mertuanya.
****
Malam ini wilayah Jakarta hujan deras,
Hujan semakin deras membuat Syila kedinginan.
Angin bertiup kencang dan hujan pun masih setia turun dengan derasnya. Perlahan lahan Syila melangkah berjalan menyusuri jalan trotoar.
Ia berjalan tak menentu arah perut kosong dari tadi pagi. Ia menatap lurus kedepan pandangan kosong air mata yang terus mengalir. Ia menunduk seraya mengusap usap perut itu dan menahan sakit.ia sedikit meringis,"sabar ya nak"
Ia melanjutkan langkahnya kembali.
Duarrrr!!!
Petir menggelegar hujan mengguyur jalanan membuat Syila lari dan menahan sakit yang amat sakit.
Tiba tiba kepalanya semakin berdenyut nyeri,perutnya semakin melilit perih. Syila menangis dikala hujan semakin deras. Pandangan semakin blur.
Tinnntinntinnn!!!
Mendengar suara tekson mobil membuat Syila menoleh.
Arrrrggggg. Teriak Syila dan
Bruggg
Pandangan gelap seketika. Yang ia ingat hanya paha yang mengalir darah dari kandungannya.
*******
"AAAAA TIDAKKK!!" Syila bangun dari tidurnya dengan keringat dingin. Ada beberapa suster yang masuk dan memegangi tubuh Syila yang bergetar hebat. Syila terus memberontak hingga empat suster itu merasa kewalahan.
"Kandungan saya baik baik sajakan? Anak anak saya tidak apa apa kan?" Tanya Syila kalang kabut. Tubuh Syila bergerak kesana kemari tak beraturan.
"Syila kamu tenang dulu" Dokter wanita yang masih muda datang tergopoh gopoh ke ruangan Syila. Syila menggeleng kuat. Air mata terus mengalir dari matanya.
"Anak kembarku! Dimana anak kembarku Sonya?!" Teriak Syila frustasi. Berbagai pikiran buruk sudah bergentayangan diotaknya. Mimpi yang terasa nyata tadi benar benar menakutkan bagi Syila. Dua anak laki laki meninggalkannya. Anak itu sangat mirip dengan dia membuat Syila semakin takut. Kedua anak itu mengatakan kepada Syila bahwa ia akan meninggalkan Syila. Ia bisa gila.
Sonya menyuntikkan sesuatu ketubuh Syila. Perlahan-lahan tubuh Syila yang terus meronta itu menjadi tenang. Syila pingsan kembali.
"Dia harus tenang terlebih dahulu. Kabar yang akan diterimanya sangat berat. Saya takut kejiwaannya akan terganggu." Beberapa suster diruangan itu mengangguk setuju dengan pemikiran Sonya. Salah seorang dari mereka membenahi selimut Syila. Mereka keluar menunggu Syila sadar.
Satu jam,dua jam sudah terlalui. Syila sadar dari pengaruh obat bius. Ada Sonya dan dua suster diruangan itu.
"Kandungan saya. Kandungan saya tidak apa apa kan Sonya?" Tanya Syila tak sabaran.
"Mohon tenang dulu Syila"
"Saya tidak bisa tenang kalau kamu tidak memberi tahu tentang kandungan saya" kukuh Syila. Sonya menghela napasnya. Sebagai dokter menyampaikan kabar buruk mengenai ketidak berhasilannya menangani pasien menjadi momok mengerikan bagi dokter. Apalagi ini tidak hanya satu yang tidak berhasil diselamatkan. Dokter muda yang bernama Sonya merasa bersalah.
"Kami sudah berusaha semampu kami,Syila. Tapi Tuhan berkehendak lain. Anak kembar anda laki laki dan perempuan tak bisa diselamatkan"