Siang ini cuaca kota Jakarta panas. Jalan raya macet total. Panas matahari tak membuat semua orang berdiam diri di rumah. Sebagian orang tengah mencari cari pekerjaan. Seperti wanita yang tengah hamil itu menyerah. Ia tengah berjalan pelan sembari membawa gerobak yang rapuh yang isinya barang yang ia cari dari sejak pagi.
Wanita yang 4 bulan lalu diusir,dihina disiksa kini sedang mencari baraang bekas serta makanan sisa. Sudah selama 4 bulan ia menjadi pemulung hanya untuk bisa bertahan hidup demi anaknya lahir. Walau pendapatan tak seberapa tak membuat nya menyerah. Ia bahkan tidur dirumah disusun kardus bekas walau ia kedinginan setiap malam karena hujan deras tapi itu tak membuatnya mengeluh.
Bahkan ia sangat bersemangat untuk mencari barang bekas sebanyak banyaknya.
Karena anak anaknya ingin sekali membeli buah durian. Syila sebagai ibu mengusahakan apapun demi anaknya. Bukankah seorang ibu itu mulia? Ia bahkan rela pulang siang malam hanya demi anaknya, ia rela memberikan apa yang dipinta anaknya. Ia akan berusaha yang terbaik untuk anaknya.
Didorong gerobak usang itu,ia menyusuri setiap jalanan yang ia lewati. Tetesan keringat membasahi dahinya membuat ia berhenti sejenak dan menyekanya.
'huh'
Untuk sekian kalinya Syila mendesah lelah,diedar pandangan matanya pada sekitarnya. Hingga matanya terpaku pada sepeda rusak didepan sana. Ia tersenyum dan bergegas mendorong gerobak,saat ia akan mengambil tiba tiba ada tangan yang lebih mendahuluinya.
Syila mendongak menatap bengis wanita yang mengambil sepeda itu.
"Kembalikan"desis Syila.
ucapan Syila membuat wanita itu menatap remeh Syila."kembalikan? Maaf ya gue dulu yang ngambil"sinisnya
Syila langsung mencekal tangan nya dan menarik sepeda yang dibawa wanita itu. Kedua wanita itu tampak tak ada yang mau kalah. Karena wanita itu geram dengan Syila,ia mendorong kasar Syila dan membuat Syila meringis memegang perut yang sakit itu. Darah kental itu mengalir deras didaerah pahanya.
Wanita itu kaget dan pergi meninggalkan Syila yang tengah menahan sakit.
"Arrrggghhh.... Ya Tuhan sakit sekali"ringisnya dengan tangan mencengkram perut yang terasa sakit. Tidak. Ia tak mau kehilangan anaknya lagi. Ia berusaha berdiri tapi karena tubuhnya lemah membuat ia terjatuh lagi. Ia tak mau putus asa.
Syila berteriak sekencang kencangnya,"TOLONGGG!!!AARRRGGHHH!!!"
Air matanya terus mengalir. Dibenaknya ia selalu berdoa agar anaknya baik baik saja. Perutnya seperti ditusuk beribu ribu pisau,napasnya terengah-engah. Sekelebat masa lalu membuat dadanya semakin sesak. 'Ia harus menyelamatkan anaknya bagaimana pun caranya' pikirnya.
"Ya tuhan,sakit sekali"tangisan keras Syila membuat seorang wanita paruh baya menghampiri suara itu. Melihat ada yang datang membuat Syila mendongak,"bibi"ucapnya pelan
"Ya tuhan Syila"bibi asih terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya itu. Ia bergegas mendekati Syila.
"Bi tolong Syila bi, bawa Syila kerumah sakit"pinta Syila.
"Arrgghhh Bi hikksss hikss in-ni sa-sakitt hikkksss" Syila menahan sakit.
Bibi segera membantu Syila berdiri dan mencari mobil taksi itu.
*******
Melihat keadaan Syila membuat dokter itu menatap iba Syila.
"Maaf nyonya,melihat keadaan pasien dan kandungan yang lemah kita harus melakukan operasi secepat nya atau anak anaknya tak bisa diselamatkan"
Napas Syila tercekat seketika.
Ia mematung sebentar.
Hingga ingatannya berputar pada 4 bulan yang lalu.
Flashback
"apa yang kalian katakan? Saya tidak mungkin keguguran!!! Anak saya tidak mungkin meninggal kan! Saya akan menuntut kalian membunuh nya!!! Saya akan tuntut kalian karena kalian tidak bisa menangani calon bayi saya!!!!" Teriak Syila yang belum mau dan tidak mau menerima kenyataan bahwa dia telah keguguran dan anaknya telah tiada.
"Benturan pada perut anda sangat keras dan keadaan kamu yang drop mengakibatkan kandungan anda keguguran. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan bayi yang usia baru 4 bulan."
Syila menangis sejadi jadinya. Mendengar kabar bahwa calon anaknya buah hatinya yang ia tunggu tunggu telah meninggal. Kenapa takdirnya seburuk ini. Tidakkah kehilangan suami,diusir,dihina bahkan diperlakukan seperti binatang sudah menjadi kepahitan hidup. Mengapa dia juga harus kehilangan anaknya?.
"Lalu saat kamu dilarikan kerumah sakit ini bayi kamu sudah tidak selamat katalain keguguran ditempat. Puji syukur kepada tuhan,Syila. Anak perempuan dan laki laki kamu mengorbankan nyawanya melindungi tiga saudara kembarnya. Dan saya sarankan agar kamu jangan terlalu banyak aktifitas karena kandungan kamu semakin lemah dan minum vitamin penguat janin,"
Syila terdiam lalu bertanya, “Bukan nya saya hamil 3 orang anak?”
Dokter tersenyum kecil, “Mungkin karena kedua anak kamu malu menunjukkan dirinya saat USG waktu itu.”
Setelah mengatakan bahwa anak Syila masih ada dikandungannya ia bertekad agar bisa melahirkan dengan selamat dan ia akan mengikhlaskan anak yang telah tiada itu.
Setelah keadaan Syila pulih ia segera pergi dari rumah sakit dan terpaksa Syila menyerahkan kalung peninggalan mantan ayah mertuanya itu. Ia pergi mencari tempat tinggal untuk berteduh.
Flashback off.
"Nona?" Suara dokter laki laki itu menyadarkan Syila.
Syila mengambil tangan dokter laki muda itu dan menggenggam nya. "La-laku-kukan yang arrggghh ter-terba-bai..ikkk dok"mendengar ucapan Syila membuat dokter itu segera membawa Syila keruang operasi.
******
Malam ini Jakarta hujan deras
Petir menyambar
Angin yang berhembus kencang
Teriakan,jeritan,kesakitan didalam ruangan itu. Ruangan operasi Syila yang berhawa panas dingin.
Ia berteriak keras
Napasnya terengah-engah
Jantungnya berdetak cepat tak seirama
Tangan mungil itu mencengkram erat sperai kuat kuat
Tetesan keringat membasahi seluruh tubuhnya
Hingga tangisan anak pertamanya membuatnya lega,tak cukup disitu ia harus berjuang lagi demi anak yang masih diperutnya.
Disaat Syila yang tengah melahirkan dengan susah payah seorang diri.
Disini seorang pria sedang bertunangan dengan pujaan hatinya. Seorang pria berwajah tampan,alis tebal,bulu mata lentik,bola mata hitam pekat yang menatap tajam,hidung mancung,bibir tebal merah menggoda,senyuman manisnya yang tak pernah pudar membuat semua kaum hawa meleleh. Dengan tubuh tegap gagah yang terbalut jas mewah. Ia dan perempuan itu tertawa bahagia, seperti tak ada beban.
"Kak Daniel"
Suara panggilan itu membuat pemilik nama menoleh kearah suara itu. Dilihat adik laki lakinya itu menghampiri nya . Yeah dia Daniel Atlhafandra Franzo. Mantan suami Arsyila Putri. Laki laki yang kejam tak punya belas kasihan. Daniel Atlhafandra Franzo kini sudah bertunangan dengan Feby Aryani. Cinta pertamanya itu.
Tak pernahkah ia mencari Syila?
Tak pernahkah ia menyesal pernah menyiksa Syila?
Tak pernahkah ia berfikir disaat ia sedang bahagia,Dia. Mantan istrinya tengah memperjuangkan anak anak mereka.
Disaat Syila tengah menahan sakit itu sendiri,ia malah tertawa bahagia.
Sungguh malang....
"Bang,gue mau ngomong sama Lo"ketus Romi menatap tajam kakaknya itu. Yang ditatap hanya menaikkan satu alisnya dan langsung berjalan mendahului adiknya.
Romi yang didahului kakak nya hanya mendengus kasar. Berjalan mengikuti kakaknya.
Bugghh
Pukulan Romi mendarat pada pipi Daniel. "Bang Lo gila ya! Bisa bisanya Lo tunangan sama feby! Harusnya Lo nyari mba Syila bukan malah tunangan!!! Lo bakal nyesel ngelepasin mba Syila bang!" Teriak Romi emosi menatap tajam kakanya itu yang kini menyeka sudut bibirnya.
Daniel menatap Romi dan menaikan satu alisnya,"udah?"entengnya "Nih ya,Lo ga usah belain w************n itu! Udah jelas itu yang ada divideo Syila. Lo sering jalan sama Syila jadi udah berani mukul Abang Lo! Wah bagus banget Ya! Lagian gue tau Lo cemburu karena Feby tunangan sama gue kan!!!"tambahnya dengan menahan emosinya.
Mendengar ucapan kakaknya membuat Romi naik darah. Romi menatap tajam kakaknya seraya mengepalkan kedua tangannya. "Apa Lo ga mikir mba Syila gimana ia bisa hidup! Dia gak punya keluarga! Gimana kalo dia diculik bahkan dijual! Awas aja ya bang, gue bakal buktiin kebenarannya,kalo mbak Syila difitnah dan video itu cuma rekayasa! Lo bakal nyesel dan gue gak mau mbatuin Lo lagi"kata Romi yang mengebu ngebu dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Daniel yang mematung.
Mendengar kata kata Romi membuat Daniel menjadi gusar apalagi ia sering bermimpi didatangi dua anak laki laki dan perempuan yang mengatakan jika dirinya ayah yang buruk. Dibenak Daniel banyak pertanyaan dan juga keingintahuannya tapi karena Daniel memiliki ego yang tinggi dan emosi jadi ia tepis semua pemikiran itu dan mengusir bayangan Syila yang tengah tersenyum manis padanya. Walau ada perasaan gelisah yang sering kali muncul setelah kepergian Syila.
"Sayang!!"teriakan Feby membuat Daniel tersadar lamunannya dan menoleh kearah Feby yang sedang berjalan menghampirinya.
Disisi lain seorang wanita sedang memohon mohon kepada laki laki muda berjas putih itu. Air matanya menetes tak berhenti.
"Dok,saya mohon berikan perawatan untuk anak perempuan saya dok,untuk biaya saya akan melunasinya secepatnya,saya mohon jika perlu nyawa saya taruhannya dokk,saya mohon"wanita itu tengan memohon dengan menangis tersedu sedu.
Dokter itu menatap wanita itu dengan perasaan menyesal,"Maaf Syila,saya tidak bisa membantu,karena ini sudah kebijakan rumah sakit,anda harus membayar dulu baru bisa kita menangani anak perempuan kamu yang sedang membutuhkan perawatan."
Deggg
Mendengar ucapan dokter muda itu membuat Syila tak bergeming ditempat.
Tatapan kosong menatap kedepan
Hatinya teriris
Napasnya tercekat
Jantungnya berhenti berdetak seketika
Tubuhnya melemas,wajahnya pucat menandakan kelelahan.
Bagaimana ia membayar uang sejumlah 134 juta untuk membayar pengobatan putrinya yang memiliki kelainan jantung dan persalinan anaknya.
Ia menyesal harusnya kejadian tadi tak ada mungkin anak anaknya baik baik saja.
Karena usia kandungan yang masih muda membuat anak terakhir nya harus ditangani karena memiliki kelainan pada jantung.
Ya Tuhan....
Air mata Syila terus menetes
Bagaimana ini? Ia tak mau kehilangan anaknya lagi.
Haruskah ia mengatakan pada mas da__
"Mbak Syila"teguran dokter membuat Syila tersadar dari lamunannya.
Syila mendongak menatap berharap,"Beri waktu saya 1 hari dok"
Dokter itu tersenyum"Baik,ingat ya mbak ,anak mbak harus segera ditangani jika terlambat maaf bayi mbak tidak dapat diselamatkan"
Deggg
Napas Syila tercekat
Seluruh tubuhnya berkeringat dingin
Tubuhnya melemas
Tatapan kosong
Tidak dapat diselamatkan
Bayinya tidak didapat diselamatkan
Ia akan kehilangan anaknya lagi
Tidak. Dia tidak akan kehilangan lagi. Ia tak mau kehilangan anaknya lagi.
Ya Tuhan....
Air matanya menetes. Ia terisak Isak menangisi takdirnya.