1

1161 Kata
Hujan jatuh dengan derasnya. Awan gelap mengitari kerajaan Artemis, kilatan putih terus tergambar di langit, suara halilintar terdengar mengerikan. Suasana mencekam yang menemani proses kelahiran dua wanita raja di tempat yang berbeda. Ratu Camille menggenggam erat tangan sang suami yang menemani proses kelahiran putra pertama mereka. Peluh terus mengalir dari pori-pori kulit Ratu Camille. Sudah satu hari satu malam Ratu Camille mengalami sakit yang teramat karena mau melahirkan, tetapi pembukaannya masih saja belum lengkap. Di bagian lain istana, Selir Rosaline juga tengah merasakan sakit yang sama. Hari ini ia dipaksa untuk melahirkan. Seorang tabib memberikan arahan pada Selir Rosaline lalu mulai membantu atau lebih tepatnya memaksakan proses melahirkan sang selir. Teriakan Selir Rosaline terdengar bersamaan dengan tangis bayi yang ia lahirkan. "Selamat, Selir Rosaline. Bayi laki-laki." Tabib wanita yang membantu Selir Rosaline melahirkan tersenyum bahagia. Nyawanya terselamatkan karena Selir Rosaline telah melahirkan. Selir Rosaline memandangi bayi laki-lakinya dengan penuh haru. Air matanya jatuh begitu saja. Putraku yang malang. Selir Rosaline menatap putranya sedih. Ia tahu takdir apa yang menanti putranya di masa yang akan datang. Di langit, awan membentuk gambar naga. Membuat mereka yang berada di atas sana mengetahui bahwa Sang Naga Hitam, Pangeran Drake telah lahir kembali sebagai seorang manusia. "Suamiku." Selir Crystal menatap suaminya — Raja Langit, dengan tatapan gusar. Raja Langit meraih tangan satu-satunya selir yang ia miliki. Wanita yang dipilihkan oleh ratunya untuk menjadi selirnya. "Tenanglah. Pangeran Drake pasti bisa melewati kehidupan di dunia fana." Raja Leonidas menatap selirnya lembut. Selir Crystal tidak bisa merasa tenang. Ia telah mengetahui takdir putranya dari Dewa pemegang takdir. Putra yang ia sayangi dengan sepenuh hati akan mengalami penderitaan yang begitu menyakitkan, lalu akan berakhir dengan kematian yang tragis pada usia muda. Membayangkannya saja sudah membuat hati Selir Crystal merasa sakit. Dan yang lebih menyakitkan lagi, ia sebagai ibu tidak bisa ikut campur dalam kehidupan anaknya di dunia fana. Sudah menjadi peraturan di dunia langit bahwa tidak ada satupun penghuni langit yang bisa ikut campur dalam urusan dunia fana kecuali Dewa Pemegang Takdir. "Tenanglah, Ibu Crystal. Adikku pasti akan baik-baik saja." Putra Mahkota Kennrick yang juga ikut mengamati gambar naga di langit ikut bersuara. Selir Crystal beralih menatap Putra Mahkota Kennrick. "Adikmu sangat tidak berbakti, Putra Mahkota. Bagaimana bisa dia melakukan ini pada ibu." "Putri dari Kerajaan Iblis itu memang membawa pengaruh buruk bagi Pangeran Drake. Bahkan setelah kematiannya, ia tetap saja membuat Pangeran Drake seperti ini." Ratu Athallea — Ratu Kerajaan Langit, menatap datar ke depan. Wajahnya yang anggun terlihat begitu menawan. Ratu Athallea adalah gambaran dari sebuah kecantikan yang luar biasa. "Sudahlah. Biarkan Pangeran Drake menjalani takdir yang sudah ia pilih. Kita tidak bisa ikut campur." Raja Leonidas menarik napas dalam. Meski ia berat membiarkan putra keduanya menjalani berbagai macam penderitaan, ia tetap menerima yang terjadi saat ini. Selama hidup Pangeran Drake, Raja Leonidas tidak pernah menyia-nyiakan kehadiran putra keduanya itu. Ia selalu membanjiri Pangeran Drake dengan kasih sayang yang sama seperti yang ia berikan pada Putra Mahkota Kenrick. Dan hari ini, sebagai ayah, ia akan melihat bagaimana putranya disia-siakan, disiksa dan diperalat. Raja Leonidas harus mengeraskan hatinya melihat semua itu terjadi. Ia tahu bahwa putra keduanya selalu melakukan apapun yang ia inginkan. Selama ini Pangeran Drake tidak pernah mengecewakannya, tetapi ketika Pangeran Drake bertemu dengan Lluvena ia telah dikecewakan beberapa kali. Ini semua salah Putri Kerajaan Iblis. Wanita itulah yang sudah memperdaya putranya. Membuat Pangeran Drake melawan takdirnya. Sekarang tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain membiarkan Pangeran Drake menjalani kehidupan di dunia fana. Toh, dari yang ia lihat di catatan takdir, Pangeran Drake tidak akan bertemu dengan Putri Kerajaan Iblis. Hal ini sudah cukup bagi Raja Leonidas, setidaknya Pangeran Drake tidak akan membuatnya kecewa terlalu jauh. Sayangnya Raja Leonidas tidak tahu bahwa terjadi pergeseran yang membuat garis takdir mempertemukan Drake dan Lluvena. Kembali ke dunia manusia, Ratu Camille juga telah melahirkan seorang putra di waktu yang bersamaan. Wajah Ratu Camille yang tadi menanggung seribu kesakitan kini tersenyum bahagia. Perjuangannya tidak sia-sia. Ia telah melahirkan penerus bagi kerajaan Artemis. Putra yang akan menguatkan posisinya sebagai Ratu. Dan putra yang akan membuatnya terus dicintai oleh sang suami. "Selamat datang ke dunia ini, Putraku." Raja Arland menimang putra kecilnya. "Ayah memberimu nama Carl Edmund Artemis." Wajah sang raja terlihat sangat bahagia. Ia terus tersenyum memandangi putra yang ia beri nama Carl. "Kau akan menjadi raja yang hebat di masa depan, Putraku," seru Raja Arland kembali. Ratu Camille menatap Raja Arland dan putranya haru. Setelah tiga tahun lamanya, akhirnya ia bisa melahirkan penerus untuk suaminya. Seorang pria masuk dengan kepala tertunduk. "Lapor, Yang Mulia. Selir Rosaline telah melahirkan seorang putra," serunya. Raja Arland tak begitu menanggapi laporan dari sang kepala pelayan. Ia hanya terus memperhatikan Pangeran Carl di tangannya. Kemudian kepala pelayan keluar karena rajanya tidak memiliki perintah apapun. "Bersihkan dia, Tabib. Aku akan menunjukan pada semua orang bahwa penerus kerajaan ini telah dilahirkan." Raja Arland menyerahkan Pangeran Carl pada tabib. "Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Ratuku. Istirahatlah." Raja Arland menatap Ratu Camille sejenak kemudian pergi meninggalkan ruangan Ratu Camille. Ratu Camille tahu ke mana suaminya akan pergi. Biasanya ia akan murka jika suaminya pergi ke Selir Rosaline, tetapi untuk hari ini ia tidak akan membiarkan Selir Rosaline merusak kebahagiaannya. Lagipula setelah ini Selir Rosaline akan mendapatkan pembalasan yang setimpal. Ia telah berhasil merebut kembali apa yang memang harus menjadi miliknya. Raja Arland melangkah menuju ke istana dalam, tempat di mana Selir Rosaline berada. Berita kedatangan Raja Arland telah diserukan. Semua pelayan dan tabib menunduk ketika sang raja memasuki ruangan itu. "Di mana dia?" tanya Raja Arland pada tabib. Tabib segera membawakan bayi yang Selir Rosaline lahirkan. Sedetik pun Raja Arland tidak melihat bayi laki-laki itu. Ia memerintahkan tabib untuk memberikan bayi itu pada pengasuh yang datang bersamanya. "Sebelum kau membawa dia, biarkan aku memberinya nama." Selir Rosaline yang sangat jarang mengeluarkan suaranya kini bicara. Raja Arland yang hendak pergi, menghentikan kakinya. "Drake O'Niel, itu adalah nama putraku." Selir Rosaline kembali bicara. Usai mendengarkan ucapan dari Selir Rosaline, Raja Arland membalik tubuhnya dan pergi. Putraku? Wajah Raja Arland terlihat sedingin es. Sampai akhir, Selir Rosaline tidak akan pernah menerima dirinya sebagai suami. Bahkan, nama putra mereka pun tidak menggunakan nama belakangnya. Raja Arland sangat membenci sikap keras kepala Selir Rosaline. Sikap yang pada akhirnya membuat ia sangat muak dengan putri dari kerajaan yang ia taklukan. Seperginya Raja Arland, air mata Selir Rosaline mengalir. Ia menangis tanpa bersuara sedikitpun. Putra yang ia lahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya dipisahkan dengannya bahkan sebelum ia puas memandangi wajah malaikat kecilnya. Mungkinkah ini hukuman baginya yang membenci suaminya sendiri? Selir Rosaline semakin meradang. Kebenciannya akan membawa kesengsaraan bagi putranya, bukan akan, tetapi telah membawa kesengsaraan itu. Maafkan ibu, Nak. Maafkan ibu. Selir Rosaline menangis tersedu. Selir Rosaline tidak bisa melakukan apapun selain berdoa pada Sang Pencipta, ia berharap ada dewa yang melindungi putranya. Menguatkan setiap langkah putranya. Ibu mencintaimu, Nak. Meski ibu tidak bisa merawatmu, doa ibu akan selalu menyertaimu, batin Selir Rosaline merintih kesakitan. Meski ia sangat membenci Raja Arland yang telah membinasakan seluruh keluarga dan kerajaannya, tetapi Selir Rosaline tidak pernah membenci janin yang ia kandung. Meski darah pembunuh mengalir pada putranya, ia tetap mencintai putranya. Pangeran Drake tidak ada hubungan apapun dengan kematian dan kehancuran keluarga serta kerajaannya. Hanya Raja Arland yang bersalah, hanya pria itu yang ia benci.          
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN