Ghani dan juga Ervin sampai di apartemen dua puluh menit kemudian. “Maaf ya jadi ngerepotin kalian.” Ujar Kamila sambil membantu mengangkat tiga kantong belanjaan yang berat dan membawanya ke meja makan sebelum untuk dipindahkan ke rak penyimpanan. “Gak ngerepotin kok, Mbak. Saya cukup menikmati tadi sekalian jalan-jalan.” Ghani tersenyum tulus dan sesekali banyangan Ervin menggandeng tangannya masih terekam jelas dalam benaknya. “Rupanya selama ini Ghani suntuk berada di sini terus. Sesekali mungkin harus sering diajak keluar jalan-jalan.” Ervin menimpali. “Ya ampun, maaf ya Ghani saya tidak peka dalam masalah ini. Harusnya kamu bilang ke saya kalau suntuk jangan diem aja atau bisa juga sesekali berkeliling di taman depan apartemen.” Ghani tersenyum canggung. “Iya, Mbak sebenarnya