Mencoba Mencari Tahu

2724 Kata
Pikiran-pikiran gila mengenai seorang pembunuh yang sengaja memperlakukan Julliet dan Rachel memenuhi isi kepala gadis muda itu sekarang. Bahkan meski pakaiannya telah berganti dengan sebuah piyama tidur biru bercorak polkadot putih, Julliet tetap tidak bisa berhenti memikirkan gagasan yang terlontar dari mulut Robin pagi ini. Seseorang mungkin berniat membunuh kalian. Terdengar sedikit mengerikan. Bagaimana seorang murid berusia 17 tahun sudah memiliki musuh yang bahkan mampu memikirkan cara untuk menghabisi nyawa mereka berdua dengan cara yang sangat rumit untuk diprediksi. Julliet ditemukan sekarat di belakang sekolah, sementara Rachel tewas karena terjatuh dari lantai empat bangunan sekolah. Gadis itu memperhitungkan di dalam diam, jarak lokasi mereka cukup jauh. Posisi Rachel sangat mencolok, karena lokasi tubuhnya terjatuh berada di area lapangan sekolah. Jalur pusat semua murid dapat melihat jasadnya dengan sangat jelas. Bahkan ketika murid-murid baru memasuki gerbang First High School, pemandangan pertama yang akan mereka tangkap adalah lapangan sekolah yang sangat luas dengan ring basket di masing-masing tepi. Namun hal berbeda justru terjadi kepada Julliet. Meski mereka ditemukan bersama-sama, area kebun di belakang sekolah tentu bukanlah titik utama bagi semua orang. Perlu usaha untuk menemukan gadis sekarat itu di sana. Beruntung intuisi sang ibu tidak pernah salah, Emma tidak menyerah dan akhirnya berhasil menemukan putri sematawayangnya di sana. Namun bukankah semuanya sudah jelas, bahwa pelaku mungkin memang menginginkan Julliet mati di sana , dengan cara yang lebih menyakitkan –setidaknya. Julliet bangkit dari ranjangnya. Mata birunya yang terasa sudah jauh lebih baik dan tidak mengalami bengkak menoleh, menatap jam dinding berbentuk lingkaran yang menggantung di kamarnya. Pukul delapan, sudah cukup malam untuk berpura-pura belajar. Namun tangan kurus gadis itu tetap piawai saat mengetikkan sesuatu pada Macbooknya. “Mari kita lihat apakah ada sesuatu yang bisa kutemukan.” Gadis itu membuka laman google, tempat dimana dirinya akan menemukan sebuah artikel berita mengenai insiden yang terjadi beberapa hari lalu di sekolah. SEORANG MURID TEWAS SETELAH TERJATUH DARI GEDUNG SEKOLAH. FHS TELAH KEHILANGAN PENGAWASAN. SEORANG MURID MEMBUNUH DIRINYA SENDIRI. KORBAN BULLYING? Judul dan isi artikel berita yang berkaitan dengan insiden yang menimpa dirinya dan Rachel justru membuatnya mengernyitkan kening dalam-dalam. Ia menggigit bibir bawahnya pelan sebelum kemudian berkata, “Kenapa semua berita ini hanya membahas Rachel?” Ya. Tidak ada dari satupun artikel berita itu yang menyebutkan tentang dirinya. Padahal Julliet ada di sana, di tempat dan dalam insiden yang sama. Dirinya juga terluka, bahkan lebih parah daripada yang orang lain kira. Amnesia ringan diagnosanya, kehilangan memori karena syok dan trauma. Ujung telunjuk Julliet terus bergerak dengan cepat, men-scroll halaman demi halaman, artikel demi artikel agar bisa menemukan sebuah berita yang memuat gadis lain di dalam adegan mengerikan tersebut. Namun semakin cepat gadis itu bergerak, gejolak penasaran di dalam dadanya justru dibuat semakin meningkat. Ia tidak menemukan apa-apa dan hal tersebut justru menghasilkan tanda tanya besar. Mengapa dirinya tak ada di berita manapun? “Semua orang hanya membahas kematian Rachel, tapi tidak ada satupun tentang aku,” ucap Julliet, berbicara kepada dirinya sendiri. Tiba-tiba sebuah kalimat yang juga didengar Julliet pagi ini dari Sophie terlintas begitu saja. Dosa. Apa sungguh yang terjadi kepadanya dan Rachel adalah karena dosa mereka berdua? Namun, dosa apa? Sebesar apa dosa mereka sampai-sampai seseorang tega membunuh sebuah nyawa? Dering ponsel yang mendadak terdengar berhasil mengejutkan gadis itu. Julliet terkesiap dan menyadari bahwa ponselnya yang tergeletak di atas kasur terus begetar dan menghasilkan suara. Penasaran, tubuh gadis itu pun beranjak dari meja belajar dan kembali duduk di tepi ranjangnya sendiri. Netra biru itu menatap layar ponsel dengan nama Williams yang muncul di bagian depannya cukup lama. Sejak kapan dirinya dan sang ketua basket di kelasnya berteman, sampai-sampai mereka bertelponan pada waktu selarut ini? Rasa ingin tahu di dalam diri Julliet jelas lebih besar. Ia pun menekan ikon hijau di layar dan mulai menempelkan ponselnya ke telinga. “Hi, Julliet?” “Um, Hi,” balas Julliet ragu. “Aku tidak ingat bahwa kita cukup dekat untuk saling menelpon di waktu selarut ini, William.” Ada tawa kecil yang terdengar dari sebrang sana. Sedikit rendah dan terdengar dipaksakan. Hanya sebentar, sebelum kemudian sang penelpon kembali membuka suara. “Kau mungkin akan sedikit bingung. Aku turut prihatin atas amnesiamu.” Gadis itu mengernyitkan kening meski William jelas tidak dapat melihatnya sekarang. “Tapi apa kau sibuk sekarang?” Dan Julliet menggumam di sana, berpikir untuk melontarkan jawaban apa kepada salah satu murid popular di sekolah. “Tergantung situasinya. Ada apa?” “Begini, bisakah kita bertemu dan membicarakan kembali soal pertukaran loker?” “Pertukaran loker?” William menggumam, terdengar mengiyakan. “Kau sempat memintaku untuk bertukar loker.” “Kapan?” Karena Julliet benar-benar tidak yakin pernah melakukan hal semacam itu. Ia sungguh tidak mungkin melakukan hal semacam itu – terutama dengan William. Mereka tidak cukup dekat dengan itu. Kalaupun Julliet terlalu bosan dengan lokernya, ia pasti akan meminta Rachel untuk melakukannya. Sungguh, ini terdengar aneh. “Kurasa sebelum insiden itu.” Artinya sebelum Julliet kehilangan sebagian memori di dalam otaknya dan sebelum Rachel – “Aku tidak yakin pernah memintamu melakukan hal itu, Will. Seperti, sungguh?” “Um, ya, aku hanya berpikir apa yang kau katakan itu benar,” jelas William, yang justru membuat kepala Julliet terasa nyeri, karena tak mengerti sama sekali. “Soal rahasia di antara kita.” Rahasia? Tentu bibir gadis itu sudah gatal sekali ingin bertanya rahasia apa yang dimaksud oleh William. Namun, Julliet berpikir-pikir lagi. William mungkin akan memanfaatkan situasi ini untuk berbohong atau melakukan sesuatu. Sehingga satu-satunya yang terpikirkan oleh Julliet yang notabenenya tidak tahu apa-apa adalah berbohong, bersikap pura-pura tahu. “Bagaimana jika aku berubah pikiran?” William kembali menggumam, kali ini sedikit lebih lama. Ada jeda yang cukup panjang sebelum teman sekelas Julliet dan Rachel itu kembali mengisi percakapan. “Kupikir kau tidak akan suka jika seseorang mengetahui apa yang sudah kita lakukan kepada Rachel,” katanya. Pertanyaan seperti, memangnya apa yang sudah mereka lakukan terhadap Rachel memenuhi rongga d**a Julliet. NAmun lagi-lagi gadis itu berusaha menahan diri. Ia tidak ingin ketahuan, ia tidak boleh tertangkap basah. Sehingga Julliet kembali terpaksa memutar otak, mencari diksi yang tepat untuk kembali memancing sang lawan bicara untuk mengungkap rahasia. “Um, aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, William. Mungkin kau membahas sesuatu yang lain atau mungkin kau salah orang,” dalihnya. “Ck! Ayolah, Julliet. Kau tidak mungkin lupa, bukan, bahwa kita berdua pernah berkencan dan mengkhianati Rachel?” “A –apa? Berkencan denganmu dan –apa apaan ini?!” *** MISTERI TIME. 25 Juni 2009 jadi momen penuh duka bagi para pencinta musik di seluruh dunia. Michael Jackson diumumkan meninggal dunia di usia 50 tahun yang membuat para penggemar terpukul. Kematian mendadak sang legenda diwarnai isak tangis keluarga dan para rekan musisi. Pihak keluarga menyatakan MJ meninggal akibat serangan jantung. Terlepas dari sejumlah kontroversi yang menyeret namanya, Michael masih banyak dicintai penggemar berkat karya-karyanya yang fenomenal. Dua belas hari setelah kematiannya, proses memorial digelar di Staples Center di Los Angeles pada 7 Juli 2009. Namun proses pemakaman Michael Jackson sendiri dilakukan beberapa bulan setelahnya, yakni pada 4 September 2009. Namun di serangkaian proses tersebut, terdapat beberapa kejanggalan yang mengiringinya. Tak sedikit fans yang menyampaikan teori dan bukti-bukti bahwa semua itu hanyalah drama. Benarkah Michael Jackson memalsukan kematiannya, terlebih lagi, untuk apa? Di proses memorial, keluarga besar Jackson hadir di Los Angeles untuk memberi eulogy, atau pidato kematian. Mulai dari Jermaine, Joe hingga Paris Jackson sang anak menyampaikan rasa dukanya. Namun dalam beberapa video terekam beberapa kejanggalan, seperti gerakan berbisik yang diiringi tawa, sampai pidato yang terlihat agak mencurigakan. Paris tampak tidak terlalu khawatir saat berpidato di hadapan ribuan orang, apakah ia tahu fakta tersimpan? Baik di prosesi memorial maupun pemakaman, satu hal menarik perhatian banyak orang. Peti jenazah tidak pernah dibuka, yang menimbulkan dugaan Michael tidak benar-benar ada di sana. Peti berlapis emas itu pun terkubur dengan segala misterinya di Neverland. Beberapa foto peti yang beredar juga disebut palsu dan telah direkayasa. Sang manager, Randy Phillips dikenal sebagai pebisnis ulung di industri musik. Ia jadi salah satu sosok yang berjasa besar dalam karier sang legenda. Randy dalam sebuah wawancara sempat salah bicara, entah disengaja atau tidak, yang mengindikasikan Michael baik-baik saja, sebelum ia buru-buru meralatnya dengan grammar yang tepat, Beberapa foto dan video beredar terkait sosok Michael Jackson yang terlihat di berjalan-jalan beberapa tahun setelah kematiannya. Ada juga rekaman yang menunjukkan Michael kabur dari mobil ambulans ke dalam ruang tertentu. Fans cukup yakin Michael sengaja memalsukan kematiannya demi membuat sesuatu yang akan mengejutkan dunia. Bukan kebetulan juga album terakhir yang ia rilis berjudul This Is It, yang terdapat adegan Michael berada di balik layar mengendalikan semuanya. Ada juga yang berteori bahwa Michael Jackson benar-benar ingin meninggalkan popularitasnya dan hidup di tempat sepi. Ia dikabarkan tinggal dan membuat rumah megah di Bahrain yang dijaga ketat. NAMUN INILAH FAKTA LAIN TENTANG KEMATIAN MICHAEL JACKSON. Conrad Murray mengklaim Michael Jackson masih hidup ketika ia tiba di rumah sakit UCLA, meskipun dokter di ruang gawat darurat menyatakannya "meninggal secara klinis" pada waktu itu. "Bagaimana aku bisa melupakan saat-saat terakhir itu? Saat itu merupakan malam penuh masalah dan frustasi," ujar Murray tentang kematian Michael Jackson pada 2009. Sejak kematian "King of Pop" itu, Murray mengaku telah merawat pria yang akrab disapa MJ tersebut selama latihan untuk turnya yang rencananya dimulai di London. Murray mengaku menunggu kedatangan MJ setiap malam di rumah sewaan Los Angeles dan menyediakan propofol--kandungan obat yang biasa digunakan dalam proses pembiusan-- karena penyanyi itu mengalami insomnia. "Ia tak punya uang, sangat menyedihkan. Kerugianku sangat banyak, namun hal itu tak menghentikanku mencintainya, namun itu juga tak menghentikanku untuk menceritakan kisah sebenarnya," tutur Murray. MJ meninggal pada 25 Juni 2009 karena keracunan propofol yang diberikan Murray beberapa bulan sebelum kematiannya. Dua obat tidur yang juga diberikan oleh Murray, juga terdapat dalam tubuhnya. Dinyatakan bersalah atas pembunuhan tak disengaja, Murray menghabiskan hampir dua tahun di penjara. Meskipun ahli jantung dan anastesi bersaksi bahwa Murray telah melakukan tindakan mengerikan ketika merawat MJ, namun pria itu secara konsisten mengaku tak bersalah dan menyebut bahwa terdapat konspirasi besar di baliknya. Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (26/7/2016). "(Ketika MJ overdosis) aku berada di sebuah ruangan dengan sekelompok paramedis yang begitu lamban. Pada dasarnya mereka tak melakukan apapun untuk Michael, setibanya mereka datang, selama 25 menit mereka melakukan kesalahan, dan karena kesalahan yang mereka perbuat...ya..." "Ia tak meninggal. Waktu itu dia hidup," ujar Murray ketika MJ tiba di rumah sakit UCLA. Buku berjudul This Is It!: The Secret lives of Dr. Conrad Murray and Michael Jackson, diklaim oleh Murray sebagai tulisan yang mengisahkan tentang rahasianya selama hidup dengan MJ yang tak terungkap. "Ada banyak hal tentang Michael Jackson yang tak pernah diceritakan," ujar Murray. "Ada banyak hal lainnya. Kehidupannya selama bertahun-tahun dipenuhi penderitaan. Sayangnya pengakuannya melalui aku meninggalkan beban berat, sangat berat. Percayalah, masalah yang ia temui dalam hidupnya penuh dengan penderitaan," jelasnya. Murray ingin agar orang-orang mengenal dekat sosok Michael Jackson, karena selama ini pria itu menganggap publik hanya mengetahui dari kejauhan. Dalam buku itu juga dijelaskan alasan kecurigaan Murray ketika MJ memintanya untuk menjadi dokter pribadi dalam turnya. "Ketika aku memilih untuk menerima menjadi dokter peribadinya untuk konser This Is It, hal itu sangat berat, itu merupakan keputusan besar yang harus dibuat, namun ia terus mendesakku," kenang Murray. Ia juga mengaku, MJ pernah berkata kepadanya bahwa telah mengamatinya dalam waktu lama dan menganggapnya sebagai salah satu anggota keluarganya. "Ketika Michael Jackson mengatakan kepadaku bahwa ia mengamatiku selama bertahun-tahun, hal tersebut membuatku tak nyaman," jelas Murray. Tujuh tahun setelah kematian MJ, Murray mensyukuri sikapnya yang skeptis pada Michael Jackson. "Aku tak membunuh Michael Jackson. Ia seorang pecandu n*****a," ujar Murray setelah ia keluar dari penjara pada Oktober 2013. "Michael Jackson secara tak sengaja membunuh Michael Jackson." Pertahanan itulah yang digunakan Murray ketika ia didakwa atas pembunuhan pada Februari 2010. Ia mengaku, Jackson menggunakan n*****a ketika Murray tak berada di sampingnya. "Ia menyembunyikan seluruh sejarah penyalahgunaan n*****a," ungkap Murray. "Aku merupakan dokter yang sangat baik, sangat bertanggung jawab, berpengalaman lebih dari 20 tahun di tempat yang paling sadar hukum dan aku tak pernah mendapat teguran, tak pernah menerima gugatan malpraktik. Benar-benar bersih. Sempurna," jelasnya. "Fakta bahwa aku didakwa dan sidang melakukannya dengan tak adil, memenjarakan orang tak bersalah seperti itu, membuat waktuku dihabiskan di penjara, merupakan hal kejam dibandingkan dengan orang lain yang melakukan kejahatan," tutur dokter tersebut. Ia mengaku harus menghadapi masalahnya seorang diri. Namun Murray berkata bahwa ingin dunia tahu kisahnya dan Michael Jackson. NAMUN INILAH YANG DIKATAKAN POLISI DI BALIK KEMATIAN MICHAEL JACKSON. Kematian Raja Pop, Michael Jackson, masih terus menyisakan misteri. Penyanyi legendaris itu diduga kuat meninggal dunia akibat overdosis. Namun hingga kini belum ada kejelasan pasti mengenai penyebab kematian dari Michael Jackson. Kini kembali sebuah fakta mengejutkan terungkap terkait kematian Michael Jackson. Melansir dari Mirror, dilaporkan bahwa kandungan obat yang ada dalam tubuh Michael Jackson mampu merubuhkan seekor badak. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh polisi yang menangani langsung kasus kematian itu. Dokter pribadi dari Michael Jackson, Conrad Murray, dalam laporannya menyampaikan bahwa King of Pop ini meninggal karena overdosis Propofol. Tiga polisi yang bekerja dalam kasus kematian itu, akhirnya angkat bicara terkait kematian yang terjadi pada 25 Juni 2009 itu. Tiga polisi itu adalah, Orlando Martinez, Dan Myers dan Scott Smith. Ketiganya adalah polisi sekaligus detektif yang menangani kasus itu. Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Orlando Martinez. "Dalam tubuhnya terkandung Propofol yang bisa merubuhkan seekor badak," jelas Martinez. Salah satu profesor Anaesthesiology dari Universitas Stanford, Steve Shafer, mengklaim laporan yang dibuat dokter pribadi Michael Jackson tidaklah benar. "Pada dasarnya, Murray takut dirinya ketahuan menggunakan Propofol, dia juga menggunakan tas saline untuk menggantung botol Propofol dari dudukannya," jelas Steve Shafer. Dalam film dokumenter itu diperlihatkan foto-foto dari ruang perawatan, kamar tidur Michael Jakson serta tas medis dari Murray. Detektif yang menangani kasus kematian itu menemukan jika ruang perawatan Michael Jackson dipenuhi oleh obat-obatan , boneka, dan komputer. "Ada komputer di tempat tidur, ada boneka yang seperti manusia di tempat tidur, dan ada semacam brosur bergambar bayi," jelas Martinez. Dokter pribadi dari Michael Jackson, Murray, pada 2011 lalu telah dinyatakan bersalah atas pembunuhan yang tidak disengaja. Dia dihukum maksimal empat tahun penjara, serta lisensi medisnya di wilayah Texas dicabut. Dr. Murray akhirnya dibebaskan bersyarat setelah menjalani dua tahun hukuman penjara. Meski telah satu dekade meninggal dunia, polemik mengenai surat wasiat legenda pop Michael Jackson masih berlangsung hingga saat ini. Ada surat wasiat yang keberadaannya tak diketahui. Menurut laporan Independent, Jum'at (23/8/2019), juru bicara Michael Jackson, Raymon Bain, menyatakan, wasiat asli Michael Jackson belum pernah dilakukan hingga saat ini. Pada saat kematian Jackson di tahun 2009, terungkap penyanyi itu telah menunjuk pihak-pihak yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan wasiatnya. Penunjukan telah dilakukan Jackson sejak 2002. Diketahui, ada dua pihak yang diberikan hak kendali atas lahan milik Jakcson. Para pihak ini mengalami perselisihan dengan kerabat Jackson sejak kematian penyanyi itu. Dalam wasiatnya, Jakcson meminta agar aset miliknya dipercayakan untuk keluarga dan menunjuk ibunya, Kahterine Jackson, sebagi wali sah dari ketiga anaknya. Namun Bain mengatakan, Jackson membuat surat wasiat terbaru pada tahun 2006. Dengan kata lain, wasiat terbaru itu menggantikan surat wasiat yang ditulis pada tahun 2002. Menurutnya, Jackson dengan susah payah menguraikan keinginannya agar warisannya dilestarikan dan dipertahankan. Namun, Bain tidak tahu di mana surat wasiat itu berada. Surat wasiat Jackson yang ditulis pada tahun 2002 adalah satu-satunya wasiat yang diketahui hingga hari ini. Oleh karena itu, Bain berharap agar surat wasiat yang ditulis Michael Jackson pada tanggal 6 Oktober 2006 segera ditemukan. "Siapapun yang mengenal Michael Jackson pasti tahu dia adalah orang yang teliti, punya banyak cara dan tepat," ucapnya. Bain, yang menjadi manajer bisnis Jackson pada tahun 2006, mengaku tak menginginkan apa pun dari Jackson. Ia hanya merasa terhormat bisa mendengar dan menyaksikan penandatanganan surat wasiat tersebut di hadapan seorang notaris. "Saya tahu apa yang diinginkannya dan ke mana ia ingin pergi," ungkapnya. Bain mengatakan, Jackson ingin harta peninggalannya digunakan untuk mendukung Michael Jackson Legacy Foundation. Michael Jackson Legacy Foundation merupakan yayasan amal yang ingin didirikan Jakcson saat hidup. Yayasan tersebut bertujuan untuk kegiatan kemanusiaan seperti memajukan hal-hak sipil untuk orang Amerika-Afrika, dan sedang dalam tahap pembangunan awal. Dalam 10 tahun sejak kematian Michael Jakcson, Bain mengaku tidak pernah mendengar adanya beasiswa, sumbangan, kontribusi untuk perguruan tinggi khusus masyarakat kulit hitam atau universitas atas nama Michael Jackson. “Saya tahu tidak ada studio rekaman, rumah sakit, klinik, yayasan, amal. Saya belum pernah mendengar tentang pemberian atau kontribusi besar bagi organisasi apa pun yang bahkan menamainya atau diberikan atas nama Michael Jackson," tambahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN