Kabur!

1545 Kata

"Aku tidak mau jadi lebih gila jika terus berada di sini," ucapku pelan, pada Ayah yang terlihat menatapku dengan emosi penuh saat aku secara terang-terangan meminta lelaki yang Ayah benci, datang menjemput. Pria paruh baya yang masih berdiri kaku di ambang pintu, menatapku dengan wajah sengit dan dadanya yang terlihat naik turun. Tak ingin lagi peduli tentang bagaimana mereka menentang kepergianku, aku nekat menarik koper berukuran sedang yang di dalamnya cuma berisi beberapa potong baju, rok, dan jilbab milikku. "Indah, tolong jangan pergi, Indah." Mama menahan tanganku sambil berurai air mata ketika aku mengayunkan langkah menuju pintu kamar. Aku tak peduli. Bersama hati yang remuk, kuhempaskan tangan Mama. Wanita berwajah teduh yang sayangnya tak bisa berlaku adil terhadap dua putr

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN