Sebuah Keanehan

2011 Kata

Dia terkekeh pelan saat menyadari aku menyambut kedatangannya dengan raut wajah yang jauh dari kesan ramah. Ya, bahkan di depan Pak RT sekalipun, aku tak ingin beramah tamah dengan dia yang sok-sokan menunjukkan senyum hangat sedari tadi. Apa tujuannya coba dia harus datang malam-malam ke sini? Apa dia memang sengaja ingin mengganggu hidupku yang sudah cukup tentram ini? "Ya sudah, Mas Arman. Saya tinggal dulu, ya, kebetulan ada yang datang ke rumah mau mengurus surat pindah." Terlihat ketua RT yang rumahnya berjarak sekitar empat rumah dari rumah Mbah Uti, bangkit dan berpamitan pada lelaki berkemeja garis-garis yang tampak duduk dengan sangat nyaman di kursi rotan ruang tamu rumah Mbah Uti. "Oh, nggih, Monggo, Pak." (Oh, iya, silakan, Pak). Arman mengangguk sopan sambil tersenyum saa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN