Plakkk! Ia menampar pipiku setelah menggigit bibirku dengan begitu tega. Aku jelas merasakan rasa asin dan perih di bibirku. Dia telah melukai kedua bibir manis ini. Padahal di luar sana para gadis itu telah menggigit bibirnya sendiri ketika melihat wajahku du surat kabar. hanya karena ingin menikmati bibirku. "Kamu lancang!" Dia mendorongku kuat, lantas berlari ke luar dari dapur dengan mengusap bibirnya yang basah. Dasar gadis bar-bar! Hanya sejenak mengusap darahku di bibir. Aku pun segera mengejarnya. Dia benar benar telah tega. Dan karena itu aku harus membuat pembalasan padanya. Aku benar benar harus menaklukannya. "Rubby!" Dia terus berjalan cepat, tanpa menghiraukan panggilanku. "Jangan ikuti aku! Aku enggak mau berhubungan apa pun sama kamu! Kita akhiri semuanya!" teriaknya s