Sementara itu di ruangannya, Soni tengah fokus pada pekerjaan. Ia melirik jam di pergelangan tangannya ketika ia sadar, hari telah siang. Ia pun membuang napas panjang karena ingat Cia akan segera ke sini. Pagi tadi, gadis itu ngotot akan naik ke ruangannya. "Tuan, Anda perlu menandatangani berkas ini," kata Reno seraya menyodorkan lembaran kertas ke atas meja Soni. "Ya. Sebentar," sahut Soni. Ia membaca berkas itu sejenak lalu menatap Reno. "Apa anak-anak magang sudah selesai?" "Hah?" Reno tampak bingung. "Cia dan dua anak magang lainnya. Apa mereka masih ada urusan di bawah?" tanya Soni lagi. "Ehm ... seharusnya nggak, Tuan." Reno hanya menebak-nebak. Ia lalu tersenyum. "Jadi, gimana kehidupan pernikahan Anda, Tuan?" Soni menggeleng pelan. "Kamu nggak akan percaya aku menikah denga