Sisilia terbangun dari tidurnya dengan perasaan segar. Malam tadi tidur terlelap yang pernah dirasakannya. Dia bahkan tidak mendengar alarm ponsel yang distelnya tiap pagi. Dia terbangun begitu saja dan menggeliat meregangkan tungkai-tungkainya. Dia turun dari ranjang dan menuju kamar mandi. Dia melirik sekilas pada jam dinding di ruang kerjanya yang sudah menunjukkan pukul 9 lewat. Dia mematut diri di depan cermin di kamar mandi, menyanggul rambutnya ke puncak kepala lalu meraih sikat gigi dan pasta gigi. Dia tercenung melihat berkas merah di lekukan lehernya. Dia mencondongkan tubuh ke cermin untuk meneliti lebih dekat memar halus itu. Saking nyenyaknya tidur hingga tidak menyadari Ambrosio membuat tanda itu di lehernya. Namun kenapa hanya satu? Tanggung sekali. Biasanya Am