“Sudah. Pergi sana!” perintah Angga pada sekretaris yang sedang meraba-raba pahanya. “Pak?” tanya sekretarisnya tak mengerti. Beberapa menit yang lalu, bos-nya ini sangat buas menggodanya. Sang sekretaris merasa kegirangan karena upayanya mencari perhatian bos lama-lama membuahkan hasil. Namun belum juga mereka masuk ke permainan inti, Pak Bos sudah meminta berhenti. Sekretaris agak kecewa dan memandang raut wajah bosnya yang menahan marah. Apa salahnya? Apa permainannya kurang mantap? Sepertinya dia harus mengobrak-abrik lagi koleksi film XXX – nya dan mempelajari teknik membuat lawan jenisnya keenakan. Angga menggumam sendiri dan bangkit dari duduknya untuk merapikan baju. Napsunya surut seketika. Dia tidak menyadari ketika sang sekretaris pergi meninggalkan ruangan. Tangan Angga me