“Iya, uang,” kata Angel sambil memasukkan amplop itu ke dalam tasnya. “Aku pinjam uang sama Amanda. Kamu sibuk sama suami kamu, jadi aku nggak berani menghubungi.” Angel berkat tanpa memandang Nadia. Diambilnya ponsel dari atas meja dan pura-pura dimainkannya. “Tumben, kamu miskin. Nggak ada job?” tanya Nadia sinis sambil menarik bangku dan mendudukinya. “Dan apa-apaan kalian berdua tadi? Pake peluk-pelukan segala kayak teletubies.” “Kayak nggak tau si Tifa aja,” kata Angel dingin. Tifa memang kadang bersikap kekanakkan. Dilihatnya kedua temannya kehilangan kata-kata. “Kamu sendiri ngapain di sini?” Nadia memandangi Angel dan berusaha mencari hal yang mencurigakan dari sikapnya. “Mau nengokin suami akulah. Apa lagi? Kalian lupa atau pura-pura? Rumah sakitnya di sekitar sini,”