Bab 44

1611 Kata

Ah, kan … jadi rindu Ibu. Rasanya hidupku sudah cukup disibukkan keluarga baruku ini sampai jarang sekali mampir ke tempat Ibu untuk sekadar sarapan bersama. Kalau Una tak lagi minta dianter, pengen rasanya mampir. Sepeninggalnya mereka. Aku mengeluarkan kotak kado dari Pak Huda. Segera kubuka karena penasaran dengan isinya. Aku membukanya cepat-cepat, takut Imelda dan Pak Huda yang tengah pergi sarapan ke kantin, keburu datang. “Wah buka kado, nih?” Suara seseorang terdengar dari ambang pintu. Ketika kumenoleh rupanya Bu Rima baru datang, staff TU di sini. “Pagi, Bu Rima!” “Pagi, Bu Jingga!” “Wah, nasi uduk, nih!” Aku melirik pada piring yang dibawa staff TU itu. “Iya, Bu Jingga! Pesanan Pak Miftah.” Dia meletakkan piring di atas meja Pak Miftah yang masih kosong. Lalu berpa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN