Bab 43

1662 Kata

“Una gak mau Unda. Una mau Mama.” Kalimat yang Aluna ucapkan tadi, entah kenapa terus menerus terngiang. Meskipun memang, sekarang Una sudah mau kuajak main lagi, pastinya setelah kubujuk dan baik-baikin. Namun, tetap saja ada rasa yang tak bisa kujabarkan dengan kata-kata. Kalimatnya tadi terus-menerus terpikirkan olehku. “Sudah, jangan terlalu dipikirkan.” Pak Banyu yang baru saja pulang dan tengah melepas kemejanya menimpali aduanku. “Iya, sih, Pak. Namanya juga anak-anak. Hanya saja entah kenapa, tetap kepikiran.” Aku bicara sambil memlihan baju ganti untuk Pak Banyu di lemari. “Kita fokus pada acara resepsi dulu. Sudah dekat.” Aku menoleh padanya. Benar, resepsi sebentar lagi. Bahkan Bu Fera sudah mulai sibuk memberikanku jadwal perawatan di sebuah salon ternama. “Iya, Pak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN