Bab 25

1872 Kata

Aku terduduk sambil menatap dua buah sepeda motor yang kini memenuhi ruang tengahku. Satu sepeda motorku, satu lagi yang baru. Pak Banyu tak menjelaskan apapun. Tadi sehabis membeli jam tangan langsung membeli satu set perhiasan dan juga cincin. Bukan buat aku. Untung tadi tak sok-sokan menolak. Satu set perhiasan itu dibawanya pulang, katanya pesanan Bu Fera. “Bu, tadi Pak Banyu bilangnya apa?” Aku menoleh pada Ibu yang baru saja keluar dari kamar. Ruang tengah ini masih menyisakkan tempat duduk, hanya makin sempit saja. “Gak bilang apa-apa. Cuma bilang ini motor kamu.” Aku menghela napas kasar. Dia tak juga mau menceritakan. Hanya sedikit candaan tentang mahar yang membuatku menerka, jika sepeda motor itu darinya. Sepulangnya dari test drive tadi. Aku ke dalam untuk membuatkannya m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN