Bab 24

1637 Kata

“Maaf, Mas. Saya beneran gak paham. Saya gak pernah ikut undian!” Aku menatap lelaki itu. Bukan tak senang, tapi siapa juga yang tak takut. Tiba-tiba orang ngirim sepeda motor ke rumah. Kemarin iseng saja padahal kuberi alamat biar panggilan cepat selesai. Itu pun kukasih alamatnya tidak lengkap. Harusnya berhenti di perempatan saja. “Waduh, Mbak! Kalau itu, coba telepon saja ke kantor. Saya tugasnya cuma nganter.” Petugas dealer itu tampak kebingungan. “Lagian, Mas. Saya kan ngasih alamatnya gak lengkap. Kok bisa ketemu, sih?” telisikku heran. “Tadi kami pun nyasar. Telepon ke nomor Mbaknya gak diangkat. Tapi tadi nanya orang yang punya rumahnya deket perempatan, jadi ngasih tahu ke rumah ini.” Dia menjelaskan. Aku bergeming. Bingung. Kugaruk kepala yang terbungkus kerudung segi e

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN