Bab 19

1697 Kata

Ayunan langkahku akhirnya membawaku ke hadapan pria itu. Pak Banyu tampak tengah duduk sambil menatap layar gawai. Jika dulu, Bara menungguku sambil merokok, maka berbeda dengan dia. Pak Banyu, sepertinya bukan seorang perokok. Bahkan tak pernah aku menemukan sebatang rokokpun ketika aku mengajar less di rumahnya. “Sudah siap?” Dia mendongak. Aku tersenyum kikuk sambil mengangguk. Pahatan wajahnya yang dewasa dan tampan, jujur aku akui memiliki pesonanya sendiri. Pak Banyu berdiri. Dia berjalan mendekat ke arah pintu. Aku mengernyitkan dahi. Mau apa dia? Namun akhirnya paham ketika dia memanggil Ibu dan bicara padanya. “Bu, saya mohon izin ajak Jingga jalan dulu.” Aku menatap punggung lebarnya yang membelakangiku. Dulu Bara yang selalu begitu. Ah, Tuhan tolong … hapuskan dia dari ingat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN