Bab 16

1748 Kata

Di sebuah restoran sunda di dekat pintu tol karawang barat, kini aku berada. Duduk saling berhadapan dengan perempuan yang pada pertemuan pertama kemarin sudah tak menyenangkan. Setelah beberapa saat lalu dia memperkenalkan dirinya padaku. Aku baru ingat kalau kami pernah bertemu. Dia yang mengataiku pelakor malam itu. “Aku Santika Maharani, bisa dipanggil Rani. Kita pernah ketemu di Jakarta.” Dia mengulang kalimat penjelasan yang aku sendiri gak minta. “Silakan, Mbak!” Seorang pramusaji meletakkan dua gelas jus yang sudah dipesan tadi. Belum ada makanan yang dipesan. Jujur, aku malas memenuhi undangannya andai tak ada keperluan. Kini, dialah pemilik rumah yang baru, rumah yang kutinggali sekarang. “Makasih ….” Rani berucap lembut. Jika kuperhatikan gaya dan cara bicaranya sebelas dua b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN