Bab 55

1578 Kata

Kepalaku masih terasa berat. Perlahan kubuka mata dan memperhatikan sekitar. Ini bukan di rumah. “Alhamdulilah … akhirnya Mama sadar.” Suara lembut itu. Kumenoleh ke sebelah kanan, rupanya Jingga yang barusan bicara. Dia berjalan mendekat dan menyimpan botol air mineral yang tadi dia pegang ke atas meja kecil. “Kamu sendirian bawa Mama ke sini?” “Sama Pak Banyu, Ma.” “Oh sama Banyu, ya? Mana dia?” Aku mengedarkan pandangan. “Urus administrasi, Ma.” Aku menjawab cepat. “Oh ya sudah … ngomong-ngomong … masih saja nyebut Bapak sama suami kamu?” Aku terkekeh. Menantuku ini lucu sekali. “Ahm itu, biasanya Papa.” Dia menggaruk tengkuk sambil nyengir kuda. “Sini, Jingga. Mama mau bicara.” Aku mengisyaratkan dia untuk mendekat. “Iya, Ma.” Dia pun duduk di sampingku. “Cobalah cari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN