23. Kalah Start?

2286 Kata

                Krek!                 Aku langsung terduduk di lantai begitu masuk kamar dan menutup pintu. Saat ini jantungku berdetak tidak karuan, benar-benar rasanya seperti mau meldak.                   Yang barusan sebenarnya mimpi bukan, sih? Aku terus menepuk pipiku, mencoba menyadarkan diri kalau saja yang barusan aku alami hanya halusinasiku saja.   “Oh iya!” aku langsung berdiri dan berlari menuju jendela. Kubuka tirai jendela kamarku, lalu menatap keluar.                   Senyumku seketika mengembang begitu melihat Pak Dimas belum juga pergi. Dia tersenyum lebar begitu melihatku, lalu melambaikan tangan. Awalnya aku ragu untuk membalas lambaian tangannya, tapi karena Pak Dimas tak kunjung pergi, akhirnya aku mengangkat sebelah tanganku dan membalas lambaian tangannya.  

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN