“Bimby!” teriak keempat sahabatnya sambil berebutan untuk memeluk kawan karib tersebut, tetapi dengan cepat ia bersembunyi di balik tubuh Jofan. Sengaja menghindar, biar mereka kesal. Keusilannya kambuh. Empat teman dekatnya merengut, merasa rindu hanya hal sia-sia. Bimby masih selalu pamer, mentang-mentang punya suami dengan tinggi proporsional. Berlindung di belakang pria ganteng merupakan satu hal sakral, membuat iri para gadis. Jadi, mereka gemas, ingin sekali menjambak rambut sang sahabat. “Kalian bau acem, ogah dipeluk.” Bimby sengaja merengek sembari mengintip dari balik punggung Jofan, menjulurkan lidah pada yang lain. Cara terbaik untuk menghilangkan gugup, bagaimanapun ia merasa bersalah setiap kali melihat wajah-wajah itu. “Lalu, haruskah kupeluk kakak ipar?” goda Syaira deng