Gue masih beberes saat Nathan sekali lagi mengecek persiapan gue.
"Ck. Belum selesai juga?" gumam Nath gak sabar.
"Gue cewek, Nath. Wajar butuh persiapan lebih dibanding cowok," sergah gue.
"Kan perginya sama gue, Ol. Ngapain ribet sih? Biasa aja lagi."
"Meski perginya sama elo, tetap judulnya honeymoon. Gue mesti menyiapkan properti untuk foto romantis kita buat dikirim ke Mami."
Nath duduk di ranjang, tepatnya di sebelah koper gue dan melongok kedalamnya. "Emang ribet ya jadi cewek," cengirnya sambil mengangkat bra gue dari dalam koper dengan jari telunjuknya yang panjang.
"Kalau cowok cuma perlu daleman satu yaitu sempak. Sedang cewek perlu dua, celana dalam dan ini!"
Gue mencibir malas. Cih, udah tahu ngapain juga diekspos?! Gue rebut bra gue dan gue pakai untuk menggeplak kepala Nath.
"Lo sudah menistai kesucian bra gue, njirrr.."gerutu gue.
Nath terkekeh geli. Kurang ajarnya cowok ini malah berkomentar m***m abis. "Nanggung amat, cuma branya doang. Mending gue lecehin sekalian isinya.. boleh?"
Asyemmm, perasaan homo satu ini makin kurang ajar deh! Dengan gemas gue menggelitiki pinggangnya hingga ia menggelinjang kegelian. Nath berguling-guling di kasur sambil menarik gue bersamanya. Saat berhenti, tak tahu bagaimana, posisi gue berada di bawahnya. Dari dekat Nath terlihat sangat tampan. Gue jadi demen melihatnya. Spontan gue mengelus wajah Nathan.
"Lo indah Nath," gumam gue kagum.
Nathan mendekatkan bibirnya ke telinga gue lalu berbisik mesra, "Olga cantik."
Ck! Rayuan gombal. Gue sontak menoleh kearahnya, akibatnya bibir kami bertabrakan. Cup. Kissing accidental! Kami sama-sama terkejut. Kenapa rasanya seperti muncul aliran listrik? Apa gue yang salah merasakannya?
"Nath?"
"Hemm?" Nath merespon sambil terus menatap gue intens.
"Bantu gue memastikan sesuatu. Bisa cium gue sekali lagi?"
Tentu saja Nath terkejut mendengar permintaan gila gue. Tapi dasar somplak, dengan entengnya ia mengiyakan permintaan gue. Nath mengecup bibir gue, tak hanya disitu saja. Dia mencium dan melumat bibir gue dengan penuh gairah. Rasanya menakjubkan. He is a good kisser. Tak sadar gue melenguh, Nath memasukkan lidahnya kedalam gue. Menjelejah rongga mulut gue, dan memilin lidah gue dengan ganas. Ih, rasanya memabukkan. Gue bisa kecanduan nih. Akhirnya kami saling melepas ciuman dengan napas terenggah-enggah.
"Kita teman kan? Tak apakah kita berciuman seperti ini? Jujur saja, gue suka," ucap gue bingung.
Mata Nathan berkilau indah, bibirnya tersenyum manis.
"Gue rasa sih gapapa, banyak teman yang biasa berciuman. Yang penting kita suka," sahut Nath.
"Betulkah?" tanya gue ragu.
"Yup. Pernah dengar istilah ‘Friend with benefit’ kan?"
Gue mengangguk. Gue sering mendengarnya. Kayaknya lagi trend ya.
"Jadi sekarang kita Friend with benefit?"
"Boleh aja. Lo enggak keberatan kan?"
Gue mengangguk. Gue emang gila kali. Tapi melakukannya dengan Nath gak masalah kali. Aman. Dia kan homo.
***
"Yippiiieeee!!" teriak gue sekeras mungkin di tepi pantai.
"Woyyyyyyyy!! Kita lagi honeymoonnnnnn!" Nath ikutan teriak di samping gue.
Gue membelalakkan mata kaget. "Buat apa lo bikin pengumuman?!" protes gue.
"So what gitu loh? Emang kita lagi honeymoon kan," sahut Nath cuek.
"Kita honeymoon sekedar untuk show ke Mami doang. Kalau enggak, ogah gue. Mahal di ongkos lagi! Kan gue yang musti keluar duit!"
Nasib dapat suami kere..
Nath terkekeh geli. "Kapan-kapan gue gantiin deh, Istriku sayang."
"Kapan?"
"Ya kalau gue udah mampu," ucap Nath enteng.
"Gak usah janji palsu deh," ledek gue.
"Kalau sekarang gue balas dengan tubuh gue, mau?" goda Nath.
"Ogah. Malas bekas-bekasan ama Nico-pacar lo!" cemooh gue ceplas-ceplos.
Untung Nath gak tersinggung, justru dia memeluk gue dari belakang terus memutar-mutarkan tubuh gue sambil mengangkatnya keatas. Sensasinya asik juga, gue jadi ngakak gila. Boleh juga, ternyata Nathan kuat mengangkat badan gue.
***
"Kita foto-foto dulu Nath. Ingat tujuan kita kemari, mau narsis honeymoon," ucap gue mengingatkan.
"Yoi! Siap Nyonya Ferdianto Nathan!" sahut Nathan sambil menempelkan tangan ke dahinya seperti tentara memberi penghormatan.
Cekrek. Gue difoto saat bergelayut di lengan Nath.
Cekrek. Kita difoto ketika minum dalam satu batok kelapa dengan dua sedotan bentuk love.
Cekrek. Nath mengecup pipi gue di foto ketiga.
Cekrek. Nath memeluk gue dari belakang.
Cekrek. Nath menggendong gue di belakang punggungnya sambil berlari kencang.
Cekrek. Cekrek. Cekrek. Cekrek.
Akhirnya terkumpul cukup banyak juga foto-foto narsis honeymoon kita. Gue mengirimkannya ke email Mami gue.
"Kok enggak dimasukin IG aja, Say?" tanya Nath.
"Gue bikin foto-foto ini khusus buat Mami. Bukan untuk dipamerin seantero dunia, " jawab gue.
Alasan sebenarnya... gue khawatir ketahuan suami kedua gue. Huffffttt.. Jadi ribet semuanya.
"Finish! Yuk kita pulang," ajak gue.
"Loh, gak jadi honeymoon?"
"Udah. Kan tujuan kita kemari hanya untuk foto-foto mesra itu," kata gue mengingatkan.
"Gak jadi menginap?"
"Enggak! Mahal tauk. Mending kita tidur di apartemen saja," elak gue.
"Idih pelit!" olok Nath.
"B aja. Gue harus mulai mencanangkan gerakan mengeratkan ikat pinggang semenjak ditempel parasit macam lo!" balas gue.
"Eh?! Gue tersinggung nih!" Nath pura-pura ketus.
"So what gitu lho!" ledek gue sambil memeletkan lidah.
"Gue tempel betulan nih!"
Belum sempat gue mencerna ancaman Nath, cowok itu sudah menggasak bibir gue dengan ganas. Astaganaga! Nyaris gue jatuh ke pasir kalau dia tidak memegang pinggang gue erat. Jantung gue jadi berdisko didalam sana. Liar banget!
Bersambung